NovelToon NovelToon
Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Berbaikan / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FAMALIN

Wanita yang sering menangis dalam sujudnya, dia adalah Syifa Salsabila, seorang istri yang selalu dihina dan direndahkan ibu mertua dan saudara iparnya lantaran ia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa berpenghasilan uang membuatnya harus berjuang. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah akhirnya kesuksesan pun berpihak padanya. Akankah ia balas dendam setelah menjadi sultan? ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAMALIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Sepanjang perjalanan Zaki terus fokus dengan kemudinya, tapi entah apa yang terjadi tiba-tiba Zaki mengerem mobilnya mendadak.

"Astaghfirullahaladzim, ada apa, Zak? Kok mengerem mendadak?" tanya Fahri sambil melihat area sekitar di depan mobil.

"Itu ada anak kecil tiba-tiba nyeberang begitu saja, Bang."

Seketika semua penumpang yang berada di mobil itu panik dan langsung melihat ke arah Zaki.

"Bang Zaki, sebaiknya kita keluar dulu memastikan kondisi anak kecil tadi!"

"Tapi anak kecil itu nggak apa-apa, Mbak Syifa. Dia sudah menghampiri temannya lagi duduk di pinggir jalan."

"Iya, Bang. Tapi boleh nggak aku izin turun bentar ingin menemui anak itu?"

"Terserah Mbak Syifa saja."

Setelah mendapat jawaban Zaki, lalu Syifa melihat ke arah suaminya dengan memberi kode meminta izin juga.

"Boleh, Syifa. Tapi harus dengan Mas."

"Heum. Terima kasih."

"Kalau gitu saya juga ikut turun aja deh." ucap Zaki.

"Kalian tidak boleh keluar dari mobil ini!, jangan membuang-buang waktu!" sambar Rita menahan keinginan menantunya itu.

"Tapi, Bu? Anak kecil itu kasian, aku hanya ingin menemuinya bentar untuk memberikan roti-roti ini padanya, mereka sepertinya sedang lapar, Bu."

"Nggak Bisa! Kalau kamu banyak roti buat ibu saja buat stock di rumah!"

"Bu, niat Syifa kan baik ingin bersedekah sama anak-anak jalanan itu, masa dilarang??" Harun pun ikut menanggapi.

"Bersedekah tidak harus dengan anak-anak jalanan yang tak jelas seperti mereka, Pak. Tapi utamakan pada tetangga-tetangga kita misalnya ibu-ibu ngrumpi di pojok kampung kita itu."

"Astaghfirullah, Bu? Justru itu malah nggak tepat! Karena tidak sesuai dengan ajaran agama untuk bersedekah bagi yang membutuhkan, sedangkan teman-teman ibu ngrumpi kan malah banyak yang sosialita, sering ngumpul yang nggak jelas sambil membawa makanan-makanan seabrek, hmm ..."

"Udah, udah, Pak! Jangan malah kayak ustadz nyeramahin ibu disini, ibu malu sama Zaki," ungkapnya karena tak ingin pemuda lajang yang sering dipinjam mobilnya itu jadi ilfeel padanya.

Zaki pun hanya tersenyum kecil, ternyata dengan adanya dia bisa menjadi alasan seorang ibu paruh baya itu akhirnya mau mengalah.

"Bu, kalau ibu hanya pingin roti-roti ini, di dalam kardus itu masih banyak kok, Bu. Roti dan juga jajanan yang lain, oleh-oleh yang dibawakan ibuku tadi,"

"Iya ibu tahu, tapi jajanan kardus-kardus itu kan nanti buat Nak Zaki dan keluarga Fani, Syif!"

"Ya udah kalau gitu, yang buat saya kasihkan ke anak-anak jalanan itu nggak apa-apa, Bu Rita! daripada niat baik Mbak Syifa jadi tertunda." sahut Zaki tegas.

"Terserah lah, Zak. Saya ngikut keinginanmu saja!"

"Terima kasih. Yuk Mbak Syifa, Bang Fahri kita turun sekarang!"

"Heum."

"Assalamualaikum hallo anak-anak, Sayang. Nama kalian siapa nih?" Sapa Syifa saat sudah berada di depan anak-anak jalanan itu.

"Nama saya Fatih, Tante."

Mendengar nama itu seketika Syifa langsung teringat dengan nama bayi laki-laki nya dulu yang telah tiada juga bernama Fatih, lengkapnya Fatih Nur Al-Ghazi.

Fahri menyadari perasaan Syifa, lalu ia berusaha menenangkan hati sang istri dengan mengelus lembut bahunya.

"Tante, kenapa diam? Namaku jelek ya, Tante?"

"Tidak, Sayang. Nama kamu indah kok, saking indahnya nama kamu sama dengan nama putra Tante dulu," jawabnya pilu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Zaki pun juga bisa memahami bagaimana perasaan Syifa saat ini, maka itu ia berusaha ingin mengakhiri rasa sedih Syifa dengan mengajaknya segera naik ke mobil kembali.

"Dek Fatih, ini dari kami ada roti dan beberapa jajanan untuk kalian makan, kalian lapar kan?" sampaikan Zaki sambil mengambil kardus yang sempat terjatuh dari tangan Syifa.

"Alhamdulillah, Iya, Om. Dengan senang hati kami menerima ini dan ingin segera memakannya."

"Heum, kalau gitu kami pamit dulu ya, pesan Om, selalu hati-hati ketika menyeberang jalan!"

"Baik, Om. Terima kasih."

"Sayang, udah jangan sedih lagi! Putra kita kan sudah bahagia di surga-Nya Allah, masa kamu disini malah sedih??"

Syifa tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.

"Sebaiknya kita segera kembali ke mobil saja, Mbak!" pinta Zaki.

"Iya."

Mereka pun melanjutkan perjalanan lagi, tapi Syifa yang duduk sendirian di jok mobil paling belakang masih terus teringat dengan anak laki-laki kecil yang ditemuinya beberapa menit yang lalu.

'Nak, maafkan mamamu ini yang belum sepenuhnya ikhlas melepasmu pada pemilik yang sebenarnya, delapan bulan sudah kamu berada disisi mama, lalu tiba-tiba harus pergi begitu saja tanpa meninggalkan suara tangisan merdumu, hiks ...' Batin Syifa kembali didera rasa sedih atas meninggalnya sang putra tercinta.

Dari kaca spion depan tak sengaja Zaki menyadari ekspresi Syifa yang begitu muram dan pilu 'Mbak Syifa, aku paham dengan perasaanmu dimana begitu sakitnya kehilangan sosok yang paling dicintai secara tiba-tiba, aku kehilangan Melisa dan kamu kehilangan putra pertamamu, seolah dunia ini tak adil, tapi apapun yang dikehendaki Tuhan pasti itu yang terbaik, walaupun harus dengan airmata untuk kita bisa menerimanya.' ungkapnya dalam hati.

perjalanan terus berlanjut, jarak tempuh tiga jam pun akhirnya sampai juga di tujuan, mobil Zaki kini sudah mendarat persis di antara rumah Harun dan rumahnya.

"Alhamdulillah, kita sudah sampai dengan selamat." ucap syukur Harun sambil bersiap untuk turun dari mobil.

Fahri dan Zaki juga segera mengambil semua barang bawaan yang berada di bagasi.

Harun, Rita dan Fahri sudah memasuki rumahnya, kini tinggallah Syifa dan Zaki yang masih berada di antara mobil itu.

"Terima kasih ya, Bang? Semoga kebaikan Bang Zaki ini dibalas sama Allah dengan kebaikan pula." tutur Syifa ketika akan memasuki rumahnya juga.

"Aamiin. Dan semoga kamu juga lekas berdamai dengan takdir kehilangan seseorang yang dicintai, maksudku kepergiannya Dek Fatih yang belum sempat menghirup udara segar di dunia ini,"

"Selain Ibu, apakah Bang Zaki juga pernah kehilangan seseorang?" tanya Syifa menangkap kesedihan yang sama juga sedang di alami oleh pemuda yang kini masih berada di hadapannya.

"Heum, tapi seolah dia sudah kembali kok, walaupun ... Ah sudahlah, Mbak Syifa sebaiknya segera masuk ke rumah saja, takut sudah ditunggu sama bang Fahri!"

"Heum, sekali lagi terima kasih, Bang."

"Sama-sama."

~~

Di keesokan hari Syifa membagi-bagikan oleh-oleh yang dibawanya dari kampung halamannya itu ke para tetangga terdekat, termasuk ke rumah Inem sang pemilik warung sekaligus kakak dari pemuda yang sudah bersedia ikut menjemputnya kemarin.

"Tante Syifa ... " panggil Nasya dengan riang gembira.

"Eh Dek Nasya ... Apa kabar, Cantik?"

"Sedih, Tante. Selama nggak ada Tante Syifa aku jarang ada yang ngajarin menggambar dan mewarnai,"

Zaki yang juga sedang berada disitu karena sedang membantu menurun-nurunkan belanjaan Inem dari pasar, spontan menyahut ucapan dari sang keponakan tercinta "Nggak ada yang ngajarin gimana sih, Nasya? Bukannya selama Tante Syifa nggak ada Om yang sudah menggantikannya??"

"Eh iya ding, Tante. Om Zaki ternyata punya kemampuan yang sama seperti Tante Syifa walaupun hasilnya lebih bagus punya Tante Syifa sih,"

"Iya kah? Berarti sekarang Tante nggak perlu lagi dong ngajarin kamu? Karena sekarang kamu sudah menemukan pengganti Tante, he he ..."

"Nggak mau! Aku pingin di ajarin Tante Syifa dan juga Om Zaki, kalian harus kompak sama-sama ngajarin aku! Okay?"

Spontan Syifa dan Zaki saling berpandangan, mereka ...

Bersambung ...

Untuk Readers yang sudah support karya ini, Author ucapkan banyak Terima kasih 🙏🙏🥰

Dan semoga Readers semua selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan .. Aamiin ..

1
Tình nhạt phai
Sudah nunggu dari kemarin-kemarin, ayo dong thor.
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!