Renata sebagai pengantin baru memutuskan mengikuti suaminya tinggal di rumah suaminya dan dia tahu mertuanya juga tinggal dengan suaminya. Renata dari awal membayangkan hubungan mertua dan menantu yang kompak, dia yang sudah tidak memiliki orang tua merasa senang menemukan sosok pengganti orang tuanya. Tetapi setelah tinggal beberapa minggu Renata sungguh kaget mengetahui tingkah aneh mertuanya bukan hanya salah satu tetapi dua dua mertuanya. Mertua perempuan yang memiliki sifat pelit dan mertua laki laki nya yang mempunyai sifat sembarangan. Sungguh dunia Renata terasa kacau, tetapi Renata berprinsip menghadapi keanehan mertuanya itu dengan membalas perlakuan yang sama, baginya keanehan harus dihadapi dengan kegilaan.
Dan akhirnya Renata seorang yang penurut merubah dunianya menjadi seorang menantu gila demi menghadapi keanehan mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon norma wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Jam 11 siang renata mulai memasak bubur buat mertuanya. Renata memasak bubur sehat tanpa garam tanpa penyedap rasa dan tanpa semangat. Setelah bubur selesai dimasak tidak lupa bubur ditaruh di mangkok dan ditambah dengan irisan telur ayam kampung dan suiran ayam kampung yang sudah pindah ke kota.
Saat menyajikan bubur dan lauk yang sudah dibeli oleh raga yaitu nasi padang dengan daging rendang dan dendeng balado membuat kedua mertua nya menatap horor ingin ikut mencicipi nasi padang tersebut. Tetapi lagi lagi dilarang oleh renata, akhirnya mereka pasrah memakan bubur yang sudah disiapkan renata.
" Ini bubur atau adonan bedak? Hambar banget." kata ibu mertua.
" Kangen sama sambel cumi pedas..." kata ayah mertua.
"Bolehkah kami ikut makan rendangnya nak?" pinta ayah mertua dengan muka sok diimut imutkan tetapi malah jadi amit amit.
" TIDAK BOLEH.. Renata sengaja masak bubur sehat ini agar kalian cepat sembuh dan ini sudah sesuai aturan feng shui yang rena baca di google. Jadi ayah sama ibu jika mau cepat sembuh gak usah protes.
Mereka pun akhirnya memakan bubur yang disiapkan renata meskipun dengan perasaan kesal ditambah mereka semakin ngiler melihat raga dan renata dengan nikmatnya makan rendang dan dendeng yang mereka beli.
" Ren, lain kali gak usah terlalu boros beli dua lauk cukup satu saja itu pun porsi setengah saja." kata ibu mertuanya yang kembali ke mode pelit ala hemat dia.
" Iya bu, rena sengaja beli ini biar rena kuat dan tetap sehat ngerawat kalian." rena memberikan alasan.
Setelah makan, rena memeriksa suhu tubuh kedua mertuanya dengan termometer digital. Tapi tiba tiba...
" Loh, ini kenapa suhunya 98 derajat? Ini rusak ren termometernya." kata ayah mertua.
" Itu farenheit pak bukan celcius!" jawab renata.
" Kamu mau ngukus kue atau ngukur suhu ren!" kata bu yuyun.
" Tadi rencananya memang mau ngukus ayah dan ibu di oven belakang tapi rena bukan menantu jahat tapi bisa jadi berubah pikiran kalau ayah dan ibu protes terus, tinggal rena ikat terus rena gelindingkan ke oven, masuk terus rena atur suhu jadi sudah daging bakar." kata rena menakuti.
Lagi dan lagi mertua renata terdiam. Mereka tidak habis pikir ternyata menantu mereka termasuk menantu gila yang sangat absurd.
Sore harinya renata menyajikan jamu herbal buatan sendiri untuk mertuanya.
"Bu, yah, ayo minum ramuan ini. Campuran kunyit, pare dan air rendaman cabe. Pasti bikin segar!”
“Ini bikin segar atau bikin pindah alam!" tolak ibu mertua.
“Saya mau disembuhin, bukan disantet!” kata ayah mertua.
“Tenang, ini ramuan herbal resep nyontek di tutub pasti menyehatkan." lanjut rena lagi.
“STOP! Ibu minta ramuan yang normal aja…” bu yuyun pun lari masuk ke kamar dan mengunci pintunya agar renata tidak memaksanya minum ramuan racun yang dia buat.
Dan renata pun beralih ke ayah mertua nya dan berkata.
“Yah, coba rena pijat titik akupresur di kepala. Tapi pakai sendok nasi ya, lebih mantap!”
“Aaa! Itu pijat apa ngulek sambel? Ayah gak mau..." ayah roman pun ikut lari menyusul istrinya kekamar dan menggedor pintunya agar sang istri membukakan pintu.
" Loh kenapa ayah dan ibu lari ketakutan kayak gitu?" tanya raga.
" Gak tau mas, padahal aku ngasih minuman herbal dan mau mijitin mereka malah mereka nolak dan ngumpet dikamar." jelas renata.
Raga pun melihat minuman yang ada di tangan renata, dia pun menelan ludahnya dan paham kenapa orang tuanya ketakutan.
Keesokan harinya sabtu pagi bu yuyun dan pak roman sudah jalan jalan keliling halaman sambil tertawa.
" Sepertinya udara seger bikin kita cepat sembuh yah." kata bu yuyun.
" Iya.. Dan ketakutan kita sama keabsurdan rena membuat imun kita naik sehingga kita kembali sehat."
Mereka pun tertawa bersama membayangkan bagaimana rena membuat jamuan herbal dan harus mereka minum. Sedang di dalam kamar rena terkapar di sofa bed, rambut berdiri, wajah kusut, dan berbicara ke kipas angin.
" Mereka yang sakit, tapi mental ku yang sungguh diuji."
" Loh yank kenapa kamu bicara sama kipas angin?" tanya raga heran melihat tingkah istrinya.
" Cuma kipas dikamar ini mas yang mengerti aku, tidak perlu pakai feng shui feng shuian." jawan rena dengan suara lemah.
Raga pun keluar dari kamar dan mengambilkan teh hangat buat renata. Sedang rena hanya mampu merebahkan dirinya dikasur sambil bergumam.
" Namanya juga hidup, yang waras ngurus yang absurd sedangkan yang absurd malah jalan jalan sehat sambil tertawa."