NovelToon NovelToon
SENORITA PERDIDA

SENORITA PERDIDA

Status: tamat
Genre:Misteri / Cintapertama / Mafia / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:36k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Series #2

Keputusan Rayden dan Maula untuk kawin lari tidak semulus yang mereka bayangkan. Rayden justru semakin jauh dengan istrinya karena Leo, selaku ayah Maula tidak merestui hal tersebut. Leo bahkan memilih untuk pindah ke Madrid hingga anaknya itu lulus kuliah. Dengan kehadiran Leo di sana, semakin membuat Rayden kesulitan untuk sekedar menemui sang istri.

Bahkan Maula semakin berubah dan mulai menjauh, Rayden merasa kehilangan sosok Maula yang dulu.

Akankah Rayden menyerah atau tetap mempertahankan rumah tangganya? Bisakah Rayden meluluhkan hati sang ayah mertua untuk merestui hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Perubahan Dunia Rayden

...•••Selamat Membaca•••...

Maula melihat Rayden sudah lelap, pria itu mabuk cukup berat bahkan tidak menyadari apapun lagi saat ini. Maula meraih perlahan jas milik Rayden dan memeriksa apakah ada kunci untuk membuka rantai di tangan dan kakinya?

Jas itu kosong, perlahan Maula merogoh saku celana Rayden dan dapat, kunci yang dia inginkan ada di dalam saku itu. Maula membuka rantai di tangan dan kakinya, saat lepas, dia berangsur pergi dari atas ranjang. Bunyi derit ranjang cukup membuat Rayden terusik, tanpa pikir panjang, Maula memapah Rayden untuk pergi dari ruangan tersebut.

Di depan ujung lorong, ada beberapa penjaga dan Maula meminta tolong untuk membawa Rayden pergi. Melihat Maula lepas, tak satu pun dari mereka yang ingin menangkap gadis itu lagi.

Ketika naik ke atas, Maula cukup takjub dengan kemegahan mansion Rayden, di ruang utama terpajang beberapa foto miliknya dengan ukuran besar, juga ada lukisan dirinya di sebuah taman dengan ribuan bunga tulip.

Maula mengikuti penjaga untuk menidurkan Rayden di dalam kamar Rayden, kamar dengan ukuran sangat besar dan fasilitas begitu mewah. Maula mengambil air hangat dan handuk, mulai membuka seluruh pakaian suaminya dan membasuh tubuh Rayden dengan handuk yang sudah dibasahi.

Selesai, Maula juga membersihkan dirinya dan mencari pakaian ganti di walk in closet, di sana memang tersedia beberapa pakaian untuknya, sangat pas dan lengkap.

Rayden memang sudah menyiapkan segalanya untuk hidup bersama Maula. Ia tak pergi, tidak untuk kali ini, meninggalkan Rayden dalam kondisi kacau bukanlah hal yang tepat.

Sinar matahari pagi menyusup ke balik tirai gorden tipis kamar, tepat menerpa wajah tampan Rayden yang masih terlelap dengan tenang.

Rayden mengerjapkan matanya dan terlonjak kaget, gorden tebal itu terbuka dan menyisakan gorden putih tipis. Yang mana berarti ada seseorang yang membukanya sebelum matahari tinggi.

Rayden juga memeriksa dirinya yang telah berganti pakaian, pikirannya jadi tidak karuan dan hal pertama yang dia tuju tentu Maula.

Semalam dia masuk ke dalam ruangan Maula dan kunci rantai ada di saku celananya.

“Sial, pasti dia kabur.” Rayden segera bangkit dari tempat tidur dan bergegas keluar kamar, baru saja di pintu, dia menabrak tubuh Maula yang sedang membawa nampan yang penuh berisi makanan.

Maula berteriak histeris saat semangkuk sup ayam panas mengenai lengan dan pahanya.

“Aduh panaaass, kau bisa hati-hati tidak hah? Kau pikir aku ini robot?” Maula justru marah-marah pada pria di depannya itu.

“Maaf, Piccola, aku tidak sengaja.”

“Sana ambil sarapanmu sendiri, menyebalkan, baru pagi-pagi begini sudah membuat aku kesal.” Maula terus menggerutu lalu berjalan ke kamar mandi.

Rayden sedikit loading dengan kejadian ini, seakan mereka sudah biasa hidup bersama tanpa pernah ada hal menyedihkan yang terjadi. Rayden meminta pelayan untuk membereskan semua makanan yang berserakan serta pecahan mangkuk kaca di lantai. Dia kembali menutup pintu dan masuk ke dalam kamar.

Maula keluar menggunakan handuk lalu berjalan ke walk in closet mengganti pakaian. Rayden masih terdiam duduk di atas kasur, mencerna lagi apa yang terjadi karena Maula bersikap biasa saja padanya.

Setelah mengenakan pakaian kasual terbaiknya, Maula mengoleskan salep luka bakar di lengan dan pahanya agar tidak melepuh lalu duduk di dekat Rayden.

“Kenapa menatap aku begitu?” tanya Maula ketika Rayden tak henti menatap dirinya.

“Kau memiliki kesempatan untuk pergi, kenapa kau masih di sini?” tanya Rayden dengan mata yang mulai berkaca, melihat lebam dan luka di tubuh Maula, mengingatkan dia akan penyiksaan itu.

“Harusnya ya, kalau mau menculik aku, ya seperti dalam cerita-cerita dark romance lah. Kau sekap aku di kamar megah, seperti ini. Lalu perlakukan aku sebagai ratu, kabulkan semua keinginanku dan aku akan luluh. Bukannya menempatkan aku di ruangan gelap dan lembap seperti kemarin. Itu sangat tidak cocok untukku, aku ini istrimu, bukan tahanan.” Maula mengatakan semua itu tanpa beban sama sekali yang membuat Rayden semakin merasa bersalah luar biasa.

“Enteng sekali kau bicara begitu, kau belum menjawab pertanyaanku, Piccola.”

“Wah, kau masih ingat panggilan itu, kemarin-kemarin kau memanggil namaku.” Rayden sedikit mendekat dan memegang tangan Maula.

“Jawab pertanyaanku, kenapa kau tidak pergi saat kau memiliki kesempatan untuk pergi?” Maulan tersenyum manis, mengusap punggung tangan Rayden dengan lembut.

“Ini mansion-mu kan?” Rayden mengangguk. “Berarti ini juga rumahku, aku akan pergi ke mana lagi? Bukannya seorang suami adalah rumah bagi istrinya?” Rayden yang tak tahan lagi langsung memeluk Maula dengan erat.

Maula juga sedang menahan tangisnya, air mata itu meluncur dan dengan cepat dia hapus tanpa Rayden tahu.

“Maaf... aku sudah melangkah sejauh dan sebrutal ini padamu. Maafkan aku, aku hanya takut kehilanganmu. Itu saja.”

“Ya aku tau. Aku melupakannya Ray, aku tidak tahu apa yang akan aku hadapi ke depannya nanti tapi yang jelas, kita harus menemui Papa di Las Vegas dua hari lagi.” Rayden menunduk seakan malu dengan apa yang telah dia perbuat pada istrinya sendiri.

“Kau akan menikah di sana? Aku tahu itu?” Maula menangkup wajah suaminya dan menggeleng mantap.

“Iya, aku akan menikah dan kau harus hadir. Kalau kau tidak hadir, lalu aku akan berdampingan dengan siapa?” Rayden terlihat bingung.

“Maksudmu?”

“Semalam aku sudah menghubungi Papa dan bilang aku baik-baik saja, kau menyelamatkan aku dari penculikan itu dan sekarang aku di New York bersamamu. Papa bilang, kita datang ke Las Vegas dua hari lagi karena dia sudah menyiapkan pesta pernikahan kita dengan sangat mewah. Kedua orang tuaku merestui pernikahan kita Ray, undangan sudah disebar dan kalau kau bersedia, kita juga bisa mengadakan pesta di mansion ini.” Rayden tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya lagi, dia menatap dalam mata Maula.

“Ini bukan mimpi kan?” Plak! Plak! Dua tamparan di kedua pipi Rayden cukup membuktikan bahwa ini nyata.

“Sakit kan? Ayo sarapan karena aku juga belum sarapan. Dan ingat, jangan pernah mengatakan apapun pada Papa mengenai penculikanmu ini, aku tidak ingin ada drama kesalahpahaman lagi. Mengerti.” Rayden kembali menarik Maula dalam pelukannya dan menciumi seluruh wajah istrinya itu.

“Terima kasih sudah memberikan kesempatan untukku, Piccola.” Maula sedikit merungut.

“Piccola? Bukankah aku ini Maula? Dan aku bukan prioritasmu lagi.” Rayden memutar malas matanya dan mencium bibir Maula dengan gemas.

Hatinya begitu bahagia dengan kabar ini, dunia Rayden langsung berubah 180 derajat dan ini sangat di luar dugaannya.

“Maaf Piccola, aku sudah menyakitimu. Maafkan aku.” Maula membalas pelukan suaminya dan mencium pundak Rayden.

“Aku juga minta maaf, ayo sarapan. Dan satu hal lagi, wanita yang menggoda kau semalam, sudah aku benamkan kepalanya di belakang klub.” Maula berlalu keluar dari kamar, meninggalkan Rayden yang menganga kaget mendengar ucapan istrinya.

Ini bukan hanya gurauan, karena apa yang Maula katakan berarti benar dia lakukan.

“Dia memenggal orang semalam?” Rayden memegang lehernya sendiri karena merasa merinding. “Untung bukan leherku yang dia penggal.” Rayden bergedik dan cepat turun untuk sarapan, sebelum istrinya mengamuk dan memenggal kepalanya.

“Dia memang berbahaya, lengah sedikit sudah memenggal kepala orang.”

...•••Bersambung•••...

1
Putri vanesa
Semoga Maula kuat dan msih aman sma yg lainnya, Ray knpa gk minta tolong papamu dan om axelee
Putri vanesa
Sukaa banget setelah sekian lamaaaa Mauuulaa ❤️❤️
Vohitari
Next, seriesnya seru thor
Pexixar
Lanjut lagi
Miami Zena
Series yg paling ditunggu, mentalku aman kok thor
Sader Krena
Lanjutan ini selalu kutunggu, cepat rilis thor
Flo Teris
Selalu nungguin series nya, btw mentalku aman banget
Cloe Cute
Segerakan series 3 kak, udah gak sabaar aku tuh
Bariluna Emerla
Aku menunggu series 3 kak
Zayana Qyu Calista
Sedih kan kamu Ray, mana istri lagi hamil lagi kamunya berulah. Sekarang Maula hilang malah kelimbungan, cepat rilis yang ketiga kak, udah gak sabar mau baca
Rika Tantri
Puas banget sama pembalasan Maula tapi kesel banget sma Rayden. Udah tau si barabara itu otaknya gesrek, masih aja diikutin
Zayana Qyu Calista
Ditunggu banget nih series 3, yg paling dinanti ini mah. Cepetan kak ya
Arfi
Cepat di rilis kak, gk sabar aku
Arfi
Puas banget sama Maula ih, salah cari lawan kan lo Bar
Hanna
Kamu tuh ceroboh banget tau dak sih Ray, gak bisa baca apa kalo dia pura2
Hanna
Wajar aja Maula ngamuk dan ninggalin kamu Ray, dia ngeliat pergulatan panas kamu sama barbara.
Hanna
Puas banget aku weehh
Hanna
Dia nyoba ngeracau pikiran Maula ini mah
Ranti Zalin
Puas banget ngeliat dia diginiin, mampos
Ranti Zalin
Bikin masalah nih org njirr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!