Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Pagi telah kembali, matahari perlahan bergerak naik mengantikan cahaya bulan. Orang - orang hilir mudik mulai beraktivitas seperti biasanya.
Di sebuah kamar penginapan Lina membuka matanya perlahan. Rupanya ia kesiangan karna semalam matanya tak kunjung di pejamkan.
"Ini kenapa ya kok jadi pusing gini, apa karna kurang tidur ya?" gumam Lina memegangi kepalanya uang tiba - tiba berdenyut.
Ia berusaha mengabaikan sakitnya, sekuat tenaga ia paksa kakinya menuju kamar mandi untuk bersih - bersih dan pergi dari sana secepatnya menuju terminal.
Bukanya mereda tapi kepalanya makin pusing dan ada sedikit mual ia rasakan.
"Ya Allah kenapa dengan diriku ya Allah. Apa karna aku belum sarapan ya? sebaiknya aku cari sarapan dulu baru melanjutkan perjalanan.
Melihat tukang bubur air liur Lina menetes, bubur yang tengah mengepul mengeluarkan aroma yang begitu nikmat. Lina bergabung dengan yang lain ikut antri.
Dua mangkok ludes tak tersisa. Sudah beberapa hari Ini nafsu makan Lina memang agak meningkat dari biasanya. Perutanya entah kenapa lebih cepat lapar.
Setelah buburnya habis Lina baru merasa agak enakan kepalnya. Lina melanjutkan perjalanan menuju terminal dengan naik angkot.
Terminal nampak begitu ramai, Lina mencari bus yang menuju kampung halamannya. Setelah membeli tiket Lina langsung naik dan mencari tempat duduk sesui nomor bangku yang ia punya.
Lima belas menit menunggu baru bus berangkat meninggalkan terminal. Lina duduk termenung memandang jalanan. Pikirkan terbang melalang buana. Ia teringat Bima, apakah bocah itu baik - baik saja sekarang.
Ada setetes bulir bening jatuh di sudut matanya dan buru - buru ia hapus agar tidak jadi perhatian orang lain.
Sementara itu di rumah Bagas terjadi kehebohan pagi ini. Ana di buat pusing oleh ulah putranya yang sedari bangun menangis mencari keberadaan pengasuhnya.
"Bisa diam ga sih, aku ini mamamu. Ngapain juga cari sundel itu." runtuk Ana kesel.
Anak yang belum pernah merawat bayinya di buat kelabakan. Bukanya mereda tangis putranya malah makin nyaring.
Emosi Ana bener - bener di uni oleh putranya. Ia sama seklai tidak mengerti cara mengurus bayi sehingga ia binggung mau ngapain.
"Nyonya dem Bima kenapa?" tanya bik Ratmi yang sudah kembali.
"Ga tau, bik. Sedari bangun nangis mulu."
"Linanya mana, nya?" tanya ibu Ratmi.
"Ga tau, mungkin sudah kabur kali. Bik Ratmi urus Bima, saya mau pergi keluar dulu sebentar." tanpa menunggu persetujuan dari bik Ratmi, Ana melenggang begitu saja.
Bik Ratmi yang tidak tega melihat anak majikannya menangis mengendong bocah itu dan memenangkannya. Ia heran kemana Lina sebenarnya, kenapa tidak mengabari dirinya jika memang mau pergi. Atau jangan - jangan nyonya yang telah mengusirnya. Lamunan bibik buyar saat Bima meminta susu.
"Den Bima mau cucu? Tunggu sebentar bibik buatkan dulu ya." Dengan cekatan bik Ratmi membuatkan susu untuk Bima dan memberikan pada bayi itu. Bima nampak seperti orang kehausan begitu cepatnya susu yang tadinya penuh langsung kosong tanpa bersisa.
Bik Ratmi di buat repot oleh tugas baru yang Ia pegang. Pekerjaan rumah banyak yang keteter. Ana yang tadi kayanya bakal kembali hingga sore datang menjelang tak kunjung nampak batang hidungnya.
...****************...
Assalamualaikum kk, Terimaksih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 👍😘💪🙏
@ima Susanti