NovelToon NovelToon
SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rizki Gustiasari

Aku mengenalnya sejak kuliah. Kami bertiga—aku, dia, dan sahabatku—selalu bersama.
Aku pikir, setelah menikah dengannya, segalanya akan indah.
Tapi yang tak pernah kuduga, luka terdalamku justru datang dari dua orang yang paling kucintai: suamiku... dan sahabatku sendiri.

Ketika rahasia perselingkuhan itu terbongkar, aku dihadapkan pada kenyataan yang lebih menyakitkan—bahwa aku sedang mengandung anaknya.

Antara bertahan demi anak, atau pergi membawa kehormatan yang tersisa.

Ini bukan kisah cinta. Ini kisah tentang dikhianati, bangkit, dan mencintai diri sendiri...

"Suamiku di Ranjang Sahabatku" — Luka yang datang dari rumah sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizki Gustiasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Titik balik yang penuh luka dan harapan..

Pagi itu, suasana di luar terasa lebih sunyi dari biasanya. Hujan turun pelan-pelan, membasahi atap rumah kontrakan yang Nayla tinggali. Ia duduk di ruang tamu kecil, setumpuk berkas terbuka di hadapannya. Mata Nayla menatap satu lembar surat kuasa, lalu berpindah ke formulir sidang perceraian.

Ketika pintu diketuk, Nayla segera bangkit. Aldi berdiri di luar, mengenakan kemeja abu dan jas hitam, wajahnya tenang, berkas di tangan.

"Pagi, Bu Nayla. Saya sudah siapkan draf untuk sidang pertama. Kalau berkenan, kita bahas sebentar sebelum saya ajukan ke pengadilan," ucapnya lugas.

Nayla mempersilakan masuk. Mereka duduk berhadapan di ruang tamu yang sempit. Bau kayu basah bercampur aroma teh melati menguar dari dapur.

"Sidang pertama akan dilakukan dua minggu lagi. Untuk itu, kita perlu mematangkan dokumen. Bu Nayla bisa menandatangani surat ini hari ini?" tanya Aldi, menggeserkan lembaran ke arahnya.

Nayla membaca perlahan. Tangannya sempat bergetar, tapi ia segera menarik napas dan menandatangani.

"Saya akan jalani semuanya sesuai prosedur, Pak Aldi. Terima kasih sudah membantu saya sejauh ini."

Aldi mengangguk. "Saya hanya menjalankan tugas. Tapi izinkan saya bilang... Ibu kuat. Tidak semua orang bisa mengambil langkah seperti ini."

Nayla tersenyum kecil, tapi matanya sembab. "Saya tidak punya pilihan lain. Demi anak saya... dan diri saya sendiri."

Aldi menutup map dengan pelan. "Saya akan laporkan perkembangan ini ke pengadilan. Jika Ibu membutuhkan waktu atau bantuan tambahan, saya siap mendampingi."

Malam harinya, hujan tak berhenti. Nayla duduk di tepi tempat tidurnya, mengusap perutnya yang mulai membuncit. Ia menyentuh perut itu dengan lembut.

"Maaf ya, Nak. Mama nggak bisa kasih kamu keluarga yang utuh. Tapi Mama janji, kamu akan punya hidup yang lebih baik dari ini."

Air matanya menetes pelan. Tangisnya senyap. Ia menoleh ke dinding, di mana foto ibunya masih tergantung. Seketika ingatan masa kecil menyeruak...

Kilas balik: Saat Nayla kecil

Ayahnya meninggal saat Nayla baru dua tahun. Ibunya, Bu Lestari, seorang pedagang sembako di pasar tradisional. Setiap pagi, ibunya akan membangunkan Nayla dengan lembut, menyuapi sarapan, lalu membawanya ke lapak kecil mereka.

"Nayla harus pintar, ya. Harus kuat. Nggak boleh kalah sama hidup," begitu pesan yang selalu diulang ibunya.

Di malam hari, setelah berjualan seharian, mereka akan duduk berdua di lantai, makan nasi dengan tempe goreng. Terkadang, ibunya mendongeng sebelum tidur, cerita tentang bidadari yang jatuh cinta pada bumi.

"Ibu nggak pernah mau nikah lagi?" tanya Nayla kecil suatu malam.

Ibunya tersenyum dan mengelus rambut Nayla. "Nggak usah. Punya kamu aja udah cukup. Kamu kebahagiaan Ibu."

Kenangan itu seperti pelukan hangat. Nayla menutup mata, air mata mengalir semakin deras.

Beberapa hari kemudian, Nayla baru saja selesai mencuci piring ketika notifikasi dari ponsel berbunyi. Salah satu teman lamanya dari komunitas pengajian mengirim story yang menampilkan foto pesta ulang tahun anak teman mereka. Di salah satu sudut foto, tampak Raka dan Tania berdiri berdampingan. Mesra. Tertawa.

Komentar bermunculan:

"Cocok banget sih kalian."

"Wah, semoga langgeng ya kak Raka dan kak Tania."

Nayla menelan ludah. Ia tidak tahu bahwa Raka sudah terang-terangan membawa Tania ke lingkup sosial mereka.

Tapi Nayla tidak ingin membalas. Tidak ingin menjelaskan apa pun. Ia hanya menggenggam ponsel itu erat dan berkata pada dirinya sendiri:

"Biarlah mereka nggak tahu cerita sebenarnya. Yang penting aku tetap di jalan yang benar."

Sore harinya, Aldi kembali menghubungi lewat telepon.

"Bu Nayla, saya butuh satu dokumen tambahan untuk sidang. Kapan bisa Ibu kirim?"

Nayla nyaris tak menjawab. Matanya masih basah. Tapi ia menguatkan suara.

"Malam ini saya kirim, Pak. Mohon maaf atas keterlambatan."

"Tidak apa-apa. Terima kasih atas kerjasamanya."

Saat telepon ditutup, Nayla duduk termenung di depan cermin. Ia melihat dirinya sendiri. Wajah lelah. Mata sembab. Tapi di balik itu, ada ketegaran yang perlahan tumbuh. Ia tahu, ini belum akhir. Ini baru permulaan.

Dan entah mengapa, ia merasa... dirinya tidak benar-benar sendirian.

1
Mira andika
luar biasa
Anonymous
semoga jodoh yaa Aldi dan Nayla
Anonymous
lanjut kak
Retno Harningsih
lanjut
Tini Uje
trlalu bnyk drama..cere aja langsung nayla g usah kasih kesempatan selingkuh itu penyakitt
Anonymous
menarik
Anonymous
gak bakalan berubah tu si Raka. cerai aja dahhh
Retno Harningsih
up
Andi Siswanto
jangan lama2 apdate nya til
Retno Harningsih
lanjut
Amazing Grace
dia bilang terlambat pada Tania, tapi dia tidak bilang terlambat pada dirinya sendiri, sungguh laki laki menjijikan
Retno Harningsih
lanjut
Pemimpi: siap kak..🫶
total 1 replies
Adinda
seharusnya nay kamu ambil air got atau telur busuk kau lempar ke pelakor itu kalau gak kamu pakai jurus menghempaskan pelakor, greget rasanya aku lihat tania
Pemimpi: waahh ide bagus kak 🤍 makasih udah komen yaa 🫶
total 1 replies
Adinda
nayla terlalu lemah harusnya lawan biar tambah malu tu tania
Adinda
pelakor tidak tau malu rasanya mau jambak
Adinda
harusnya pelakor diberi pelajaran dulu biar malu
Pemimpi: iya kak bener.. tungguin episode tania dikasi pelajaran ya..🤍
total 1 replies
Anonymous
licik sekali mereka
Pemimpi: iya kak, sabar ya kak 🤍
total 1 replies
Anonymous
jambak dulu gak sih si Tania??
Pemimpi: wahhh iya ya kak..🤍
total 1 replies
Ma Em
Semoga Nayla selalu sehat begitu juga dgn bayi yg dikandungnya , Nayla jgn memaksakan diri kalau emang sdh tdk sanggup hdp bersama Saka lbh baik lepaskan saja coba cari kebahagiaanmu sendiri Nayla
Pemimpi: terimakasih sudah mendukung Nayla.. 🤍
Pemimpi: terimakasih sudah mendukung Nayla.. 🤍
total 2 replies
Ma Em
Nayla jgn menyiksa diri kamu sendiri kalau emang sdh TDK kuat lbh baik lepaskan jgn memaksakan diri daripada hidupmu tersiksa lbh baik cari kebahagiaanmu sendiri , semoga Nayla bahagia bersama anak yg msh dikandung nya .
Pemimpi: Makasih banyak udah baca dan komentar ya! 🤍 Aku ngerti sih, kadang Nayla terlihat terlalu memaksakan. Tapi… bisa jadi ada alasan kenapa dia belum bisa melepaskan. Mungkin bukan karena cinta, tapi karena luka yang belum sembuh. Kita lihat bareng-bareng ya ending-nya 😢✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!