Istri Untuk Tuan Simon

Sadrakh dan Hendry serta supir mereka dibuat merinding dengan suara tawa pria itu.

Simon memang ramah tetapi dia juga sosok yang dikelilingi dengan kegelapan dan sangat menyeramkan.

Jangan harap bisa menatap matanya dalam waktu yang lama.

Seolah terhipnotis, orang yang menatap matanya bisa merasakan intimidasi, ancaman dan tekanan mental yang sangat dalam.

" Hendry batalkan semua investasi dengan Raymond grup!" ucap Simon yang sedang duduk di meja kerjanya.

Beberapa menit lalu mereka telah tiba di Kent Corporation. Dengan jurus Ninjanya, Simon menyamar menjadi salah satu sekretaris Presdir padahal dialah presdirnya.

" Ba.. batalkan!!" Sadrakh dan Hendry sampai dibuat terbelalak dengan ucapan Simon.

Bagaimana bisa Simon mengatakan hal itu sekarang!?

Mreka sudah menjalin kerja sama bahkan sebelum Simon lahir, itulah sebabnya untuk menjaga hubungan lama antara masing-masing kakek nenek kedua belah pihak keluarga menjodohkan Cintia dengan Simon.

" Tuan anda tidak bercanda kan?" tanya Hendry terkejut.

" Apa aku kelihatan bercanda? dalam satu bulan aku ingin mereka kehilangan investor mereka satu persatu. Cabut Investasi kita diam-diam!" ucap Simon dengan senyuman licik di wajahnya.

Tampaknya pria itu mempunyai dendam terhadap keluarga Raymond.

Tentu saja dendam, dia lumpuh dan bisu selama tiga bulan juga karena ulah Cintia, kecelakaan yang dibuat oleh Cintia membuatnya hancur tetapi bersyukur dia punya Zayn yang membantunya pulih saat dunia medis bilang kalau dia akan lumpuh total.

"Ba..baiklah tuan!" Hendry membungkuk hormat dan menurut.

"Lalu apa rencana mu pada gadis itu?" tanya Sadrakh.

Simon menatap sepupu jauh dari pihak ibunya, dia tersenyum," Sepertinya aksi tuan Raymond belum selesai semua Sadrakh, aku ingin melihat apa yang mereka rencanakan melalui gadis itu, dan kenapa mereka sangat senang melepaskan Laura, ini akan menarik!" ucap Simon sambil tersenyum seperti orang kesetanan.

" Cihh... dasar gila kau, jangan sampai membuatnya sakit Simon, dia juga korban di sini, " ujar Sadrakh sambil menyeduh kopi kemasan dalam ruangan Simon.

"Apa kau menyukainya Sadrakh!?" tanya Simon seperti sedang menginterogasi.

tukk..

Sadrakh hampir saja menjatuhkan mangkuk kopinya setelah mendengar ucapan Simon.

"Apa kau berpikir aku menyukai perempuan seperti itu!? hah yang benar saja, dia jauh dari standar ku, dasar kau ini!!" celetuk Sadrakh seraya menatap Simon dengan tatapan jengah.

Simon memiringkan kepalanya, benar juga.

Mana ada pria yang bisa tertarik pada perempuan membosankan seperti Laura, penampilannya saja jelas jauh berbeda dengan perempuan lain yang mereka sering lihat.

Hanya saja...

"Wajahnya lumayan," gumam Simon sambil menatap langit-langit membayangkan wajah cantik Laura yang hanya dipoles dengan bedak seadanya saat pernikahan tadi.

" Dia lumayan cantik, eh... tunggu? apa yang salah dengan otakku!?? kenapa aku malah memikirkan perempuan tidak penting itu!?? yang benar saja..." Geram Simon pada pikirannya sendiri.

Sontak dia membolak balik dokumen di depannya, jangan sampai dia punya rasa pada perempuan yang belum dia ketahui dengan jelas itu

Apalagi Laura adalah putri tuan Raymond, bisa saja Laura juga sama jahatnya dengan pria itu.

"Lalu apa yang akan kau lakukan pada Keluarga Raymond, bukankah jelas mereka melakukan penghinaan padamu dengan membatalkan pernikahanmu dengan Cintia!?" tanya Sadrakh yang duduk di samping Hendry.

"Benar tuan, bagaimana pun cara mereka jelas menunjukkan kalau mereka menganggap remeh pada anda, apalagi Cintia, dia yang membuat anda lumpuh waktu itu," tukas Hendry.

Semua yang mereka katakan benar.

Keluarga Raymond sama saja merendahkan mendiang kakek, nenek dan kedua orangtuanya. Kematian Sang kakek yang tiba-tiba juga membuat Simon gundah, firasat Simon mengatakan ada maksud lain dari semua ini, hanya saja dia belum mendapatkan petunjuk nya

Simon hanya mengepalkan kedua tangannya, dia menatap lurus ke depan.

" Apa yang hendak kau lakukan Raymond? apa kau masih ingin menghabisi ku!?" batin Pria itu.

Simon bekerja sampai malam.

Pria itu menghanyutkan dirinya dalam berbagai pekerjaan. Menganalisis berbagai data dan melakukan rapat singkat dengan kolega bisnisnya di luar negeri.

Dia hanya berhubungan dengan orang yang bisa dipercaya, sangat benci dengan pengkhianatan dan juga musuh dalam selimut.

Padahal dia baru menikah.

Pernikahan hanya bagi orang normal, tetapi bukan untuk Simon.

Baginya pernikahan hanya sebuah bisnis antara satu keluarga dengan keluarga yang lain.

Sebagai sebuah sistem rantai makanan untuk mendukung satu sama lain.

"Kakek tua, kau senang sekarang? Aku akhirnya menikahi gadis itu atas keinginanmu, aku menikahi gadis yang katanya anak haram itu, hahhh... Kenapa kau menjodohkan aku dengannya?? Apa maksudmu Kakek??" Gumam pria itu sambil memijit kepalanya.

Kenyataannya, sang kakek memang menjodohkannya pada anak perempuan Raymond.

Tetapi setelah kematiannya yang sepertinya sudah diprediksi, sang kakek menuliskan wasiat agar Simon menikah bukan dengan Cintia tetapi putri yang tidak dianggap di rumah itu.

Wasiat itu sangat jelas bahkan direkam oleh sang kakek sejak sebulan yang lalu.

Kakeknya telah mempersiapkan semuanya, karena dia tahu jika Simon menikah dengan Cintia, akan ada hal besar yang terjadi pada pria itu.

Dan hal besar itu baru saja terjadi pada Laura.

Simon bekerja sampai larut malam. Tidak menghubungi mansion sekalipun bahkan tidak memikirkan Laura.

Sementara itu di kediaman Raymond, seluruh keluarga sedang berpesta ria merayakan pernikahan besar antara Anak anak mereka.

Semua tamu undangan yang sesungguhnya telah datang. Mereka semua sudah mempersiapkan hal ini dengan matang.

Hanya mengganti pengantin pria bukan hal yang sulit bagi mereka.

Cukup sebarkan rumor bahwa Simon berselingkuh dengan anak haram itu, maka semuanya beres.

Cintia, gadis cantik dan menawan senyumannya yang lembut dan wajahnya yang ayu berbanding terbalik dengan sifatnya yang angkuh dan semena-mena.

Sejak Vino, mantan kekasih Laura datang ke kediaman mereka, dia menaruh hati pada pria itu sama halnya dengan Vino yang mulai tertarik setelah menjalin hubungan dengan Laura.

Tetapi posisi Cintia pada saat itu adalah tunangan pria yang dia sebut sebagai pria paling membosankan di dunia.

Untuk mempertahankan nama dan juga posisi mereka di publik, Cintia harus rela bertahan dengan Simon yang bahkan menyentuh tangannya saja enggan dengan alasan karena mereka belum menikah.

Cintia menatap Vino sambil tersenyum bangga sama halnya dengan Vino, pikirannya yang licik dan munafik akan membawa kehancuran bagi keluarga itu.

"Aku bersyukur tidak jadi menikah dengan si lumpuh itu!" ucap Cintia seraya mengusap rahang Vino, ini adalah sesi berciuman bagi mereka.

"Hmmm aku tahu baby, aku juga senang karena yang kunikahi bukan anak haram itu, tetapi wanita cantik dan menawan sepertimu, aku tidak sabar menantikan malam panas Kitas sayang," bisik Vino tepat di telinga Cintia.

" Hahahhaha..... geli... kau bisa saja. Hah... pasti mereka sangat kecewa melihat kita bersanding di sini!" ujar Cintia.

" Benar, kau lihat wajah kecewa Si tuan Muda Simon dan Laura anak haram itu? ahh aku baru tahu kalau sangat menyenangkan melihat wajah orang kecut seperti itu!" celetuk Vino.

Cintia terkekeh, dia sangat mencintai pria itu, wajahnya, proporsi tubuhnya dan kekayaannya pastinya.

Keduanya berciuman sambil tersenyum bahagia.

Mereka benar-benar menjadi raja dan ratu dalam pesta yang akan diselenggarakan selama 5 hari 5 malam dengan lokasi yang berbeda-beda.

Tuan Raymond dan istrinya menatap bangga dengan putri mereka Cintia yang bisa memilih pria paling berpengaruh untuk menjadi suaminya, bukan pria lumpuh dan bisu seperti Simon.

.

.

.

like, vote dan komen