Lala, Si OB Lugu

Ethan yang baru masuk ke ruangannya menatap tidak percaya pada apa yang ada dihadapannya saat ini.

"Dad? Kau di sini? Kau yang menyelamatkan perusahaan?. Oh, Dad. Terima kasih." Ethan langsung memeluk Lala padahal yang sangat berjasa dalam masalah ini adalah Daddy Joshua.

Lala tersenyum kaku sambil mengintip wajah pria yang dipanggil Daddy dari balik tubuh tegap Ethan. Sangat datar tanpa adanya senyum seperti Ethan.

"Aku yang berjasa wanita itu yang kau peluk, apa tidak salah?." Ucap Daddy Joshua menatap tajam pada Ethan.

"He...he...he..." Ethan terkekeh lalu melepaskan pelukan dari Lala. Kemudian menghampiri sang Daddy yang berdiri guna menyambutnya.

"Thank you si much, Dad." Ucap Ethan sambil memeluk Daddy Joshua.

"You're welcome, son." Daddy Joshua menepuk nepuk punggung Ethan karena sangat bangga.

Pelukan keduanya pun terlepas dan langsung menatap Lala yang terus memperhatikan pria yang baru ditemuinya. Daddy itu siapa? Apanya dari suaminya?. Kenapa memukul kencang suaminya dengan sangat kencang hingga menimbulkan suara?.

Ethan menghampiri Lala lalu mengajak wanita itu mendekati Daddy Joshua.

"Ini, Lala, Dad."

"Iya, aku tahu. Ada name tag nya di sana."

"Lala, ini Daddy."

"Daddy siapa?." Tanyanya menatap Ethan.

"He...he...he..." Ethan dan Daddy tertawa bersamaan.

Lala memandangi kedua pria itu bergantian. Begitu mirip hanya lebih tampan suaminya. Kedua sudut bibir Lala sedikit terangkat.

"Daddy itu sama dengan Ayah atau Papa." Jelas Ethan.

"Jadi, ini Papa nya Tuan Ethan?." Tanya Lala memastikan pada Ethan.

"Tuan Ethan, apa lagi ini?." Tanya Daddy Joshua merasa aneh dengan Lala.

"Ha...ha...ha..." Ethan menertawakan raut wajah sang Daddy yang begitu pusing sekaligus aneh terhadap dirinya dan Lala.

"Iya, ini Papa ku." Jawab Ethan. Lalu pu mengangguk lalu menghampiri dan langsung menyalaminya. Daddy Joshua walau merasa aneh namun tetap menerima Lala yang menyalaminya.

"Maaf, sekarang Lala harus pamit. Lala masih ada pekerjaan." Pamit Lala karena merasa tidak enak hati karena sudah terlalu lama berada di sana. Lala tidak ingin orang berpikiran kalau dia memanfaatkan hubungannya dengan suaminya.

"Hmmm, hati-hati ya bekerjanya. Harus selalu bekerja diarea yang terlihat CCTV, itu perintah."

"Iya, Tuan Ethan."

"Baik, Papa nya Tuan Ethan saya pamit."

"Iya, kau bekerja yang baik dan benar."

Lala pun segera keluar dari ruangan Ethan.

Kini di ruang kerja Ethan hanya ada mereka berdua.

"Yang Daddy lakukan tidak gratis, Ethan." Ucap Daddy Joshua sambil menyerahkan dokumen yang sempat ada di tangan Nadia.

Ya, Daddy Joshua mendapatkan dokumen itu dari Nadia tadi malam. Ada beberapa hal yang diminta Nadia dan Daddy Joshua terpaksa mengabulkannya karena kemanusiaan hanya demi Laura.

"Apa yang Daddy inginkan?." Tanya Ethan serius sambil menaruh dokumen itu di tempat yang paling aman yang ada di dalam ruangan kerjanya.

"Antar Laura balik ke Jerman, Daddy sudah menyiapkan dokter terbaik di sana untuk mengobati kedua kaki Luara."

"Kenapa aku? Ada Nadia?." Jelas saja Ethan sangat keberatan.

"Dengar dulu, untuk menyambung hidup mereka di Jerman nanti. Daddy memberikan saham perusahaan 10% pada Nadia. Kalau Laura bisa sembuh maka dia akan bekerja di perusahaan Daddy di sana." Jelas Daddy Joshua.

"Untuk sementara waktu selama mereka pengobatan, Nadia akan tinggal di rumah Grandma. Sedangkan Luara tinggal di rumah sakit yang sudah Daddy sediakan." Lanjut Daddy Joshua.

"Apa itu yang diminta mereka?."

Daddy Joshua menggeleng, "Hanya Nadia. Laura tidak ada meminta apapun. Karena yang Laura inginkan sudah menikah sama bocah."

"Dad!."

"Ingat ya, Ethan! Jangan kau sentuh Lala sebelum wanita itu berusia 20 tahun."

"What? Dad itu tidak lucu!."

"Iya karena Daddy bukan badut atau pelawak yang harus melucu."

"Lala itu menjadi urusanku bukan Daddy atau siapa pun. Karena Lala sudah menjadi istriku yang sah. Kapan dan dimana pun aku menginginkan Lala, maka tidak bisa ada yang menghentikanku untuk melakukannya."

"Kau pedofil?."

Bugh

Ethan meninju kencang lengan Daddy nya, "Jangan sembarangan, Dad. Aku begini hanya pada Lala."

"Kalau Mommy kau sampai tahu, bisa-bisa dia pingsan melihat istri kau yang masih anak ingusan. Seperti tidak ada wanita lain saja."

"Ha...ha...ha...tenang Dad, secepatnya aku akan menyulap anak ingusan itu menjadi wanita dewasa yang sangat cantik dan disayangi Mommy."

Daddy Joshua dibuat geleng-geleng kepala oleh putra semata wayangnya.

"Grandma tahu modelan istri kau ini?."

"Dad, modelan gadis lugu itu istriku. Langka, unik, sangat menarik dan yang jelas satu-satunya menantu Mommy dan kau, Dad. Pewaris seluruh kekayaan Daddy. Makanya aku ingin cepat-cepat menghamilinya supaya cepat mendapatkan harta warisan Daddy. Ha...ha...ha...ha..."

Daddy Joshua hanya tersenyum. Mereka berencana untuk makan siang setelah Ethan menyelesaikan pekerjaannya.

.....

Setelah sekian lama, akhirnya Lala dan Ibu Dewi bisa dalam satu ruangan yang sama. Ibu Dewi begitu senang dengan kembalinya Lala ke perusahaan. Terlebih Lala masih bekerja di sana walau sudah menjadi calon istri dari pemilik perusahaan.

"La, kenapa bengong?." Tanya Ibu Dewi setelah bicara panjang lebar ke sana kemari bersama Lala.

Lala menoleh ke arah Ibu Dewi. Menarik nafas panjang lalu membuangnya secara perlahan.

"Apa malam pertama itu harus dilakukan oleh pasangan yang telah resmi menjadi suami istri? Berapa kali dalam sehari?. Rasanya seperti apa?."

"La, kenapa bertanya seperti itu? Apa kamu pernah melihatnya?."

Lala mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu mau melihatnya lagi?." Tanya Ibu Dewi setelah mengunci ruangan OB.

"Ibu Dewi punya video seperti itu?."

"Tidak ada, La. Tapi kita bisa lihat di internet. Mau enggak, La?."

Lala kembali menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Ibu Dewi segara mengambil handphonenya, mulai berselancar di internet guna mencari apa yang ingin dilihat Lala. Dan tidak berselang lama berbuah hasil pemburuan Ibu Dewi.

Dengan tangan gemetar Lala menerima handphone Ibu Dewi, namun belum berani melihat layarnya. Sudah ada suara yang terdengar namun untuk adegannya yang mana Lala belum tahu.

"Tapi ngomong-ngomong, La. Kenapa kamu mau lihat video itu?."

"Hah?."

Tubuh Lala mulai merespon ketika kedua matanya mulai mendapati setiap adegan yang ada di dalam handphone ibu Dewi. Lala pun sampai tidak fokus dibuatnya. Mengabaikan pertanyaan dari Ibu Dewi juga karena terhipnotis dengan apa yang pernah dipraktekkan Ethan padanya.

Mungkin apa yang dirasakan wanita yang ada di dalam video tidak jauh berbeda dengannya hingga responnya pun sama.

Seketika wajah Lala memerah lalu memegangi bagian sensitifnya.

"Kenapa, La?."

Lala memalingkan wajahnya ketika si pria berada di antara dada si wanita.

"Lala mau pipis." Jawabnya dengan bibir yang bergetar.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘