Altair, remaja cerdas dan tangkas memiliki seorang adik bernama Rigel yang gagu. Ini merupakan aib baginya. Suatu hari kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, sehingga Altair dan Rigel harus tinggal di rumah kakeknya.
Dunia sudah mendekati kiamat, sehingga banyak sekali terjadi bencana dan kecelakaan besar di dunia ini. Suatu hari Altair merapikan kertas-kertas gambar milik Rigel. Ini mengejutkan baginya, karena apa yang digambar oleh Rigel itu adalah gambaran bencana yang terjadi di dunia ini. Sang adik yang dianggap anak tidak berguna memiliki kemampuan melihat masa depan apa yang akan terjadi di dunia ini.
Hanya saja Rigel yang tidak bisa bicara tidak bisa menjelaskan di mana dan kapan benca itu akan terjadi. Hanya ada teka-teki angka yang harus dipecahkan oleh Altair untuk mencegah korban dalam bencana itu.
Suatu hari Rigel menggambar sebuah lukisan akan hancurnya di beberapa bagian bumi. Bagaimanakah Altair dan Rigel bisa bekerja sama untuk menolong penduduk bumi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Pagi Hari Setelah Bencana Terjadi
Bab 30.
Koran, majalah, dan acara televisi di pagi hari penuh dengan berita bencana alam yang terjadi semalam. Suatu kejadian yang membuat dunia ini terguncang karena terjadi begitu banyak bencana besar terjadi di waktu yang hampir bersamaan.
Altair dan Rigel menatap layar televisi yang memperlihatkan betapa hancurnya Kota Andromeda saat ini. Bukan hanya di sana saja yang mengalami kerusakan, tetapi beberapa kota di dekatnya juga mengalami kerusakan, meski tidak separah wilayah yang menjadi titik pusat gempa.
Apa yang digambarkan oleh Rigel terekam jelas di dalam video itu. Gedung-gedung tinggi yang dulu berdiri kokoh, kini hancur menjadi gundukan puing-puing.
Terlihat tim SAR sedang berusaha mengeluarkan korban. Baik itu yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Warga kota juga mendirikan tempat pengungsian selama mereka belum mendapatkan tempat tinggal. Karena rumah mereka sudah hancur dan harus dibangun kembali.
Para reporter memberitakan keadaan penduduk kota di sana seperti apa saat ini. Para penduduk yang mengungsi lebih memilih pergi dari kamp pengungsian, karena merasa tidak nyaman di sana. Kebanyakan dari mereka pergi ke rumah kerabat yang rumahnya selamat dari bencana semalam.
Pemerintah negera Republik Achernar, langsung turun tangan memberikan bantuan kepada para korban bencana. Pemerintah juga menggratiskan semua biaya pengobatan korban yang luka.
Altair dan Rigel sarapan sambil melihat berita. Saat ini yang baru ada berita bencana alam adalah gempa daratan di Kota Andromeda. Sementara berita tentang bencana gunung Mountain Star yang meletus, belum disiarkan. Begitu juga berita tsunami di perairan laut Aquila, padahal ini tempat paling dekat dibandingkan kedua tempat bencana lainnya.
"Untunglah jumlah korban meninggal hanya sedikit. Tidak bisa dibayangkan, jika penduduk di sana terlambat mengungsi. Pasti korban akan jauh lebih banyak. Apalagi gempa darat di Kota Andromeda yang padat penduduk. Bisa-bisa hampir semua penghuni kota itu meninggal tertimpa reruntuhan," ucap Altair begitu selesai makan.
Rigel pun mengangguk. Bocah itu pun mengganti saluran channel berita. Ternyata di program acara berita itu menampilkan pesisir pantai, kota pelabuhan, dan kawasan kota yang dekat dengan laut dalam keadaan hancur.
Semalam terjadi gelombang tsunami setinggi tujuh meter lebih dan berhasil menghancurkan banyak kota yang ada di pesisir pantai. Ada beberapa kapal berukuran besar sampai terdampar di pusat kota.
Korban bencana tsunami ini lebih banyak dari gempa darat. Kebanyakan mereka yang tinggal di sana terlambat mengungsi karena air keburu datang duluan menyapu bersih apa saja yang dilaluinya.
Rigel meneteskan air mata ketika melihat begitu banyak mayat yang berjajar sebelum dibawa oleh mobil pengangkut jenazah. Bocah itu merasa sedih karena mereka tidak selamat meski sedang berusaha menyelamatkan diri.
"Semoga saja mereka bisa bahagia di atas sana," ucap Altair sambil mengusap kepala adiknya.
Korban gunung meletus sangat sedikit sekali. Tidak sampai 20 orang. Hal ini karena penduduk di sana langsung pergi mengungsi setelah berita viral kemarin.
Bersyukurlah Gubernur di Pulau Shine. Karena dirinya dan banyak warganya selamat dari bencana semalam. Mereka pun mengadakan acara pesta untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Tuhannya. Karena mereka semua masih diberikan kesempatan untuk hidup.
Terlihat laki-laki paruh baya yang menjabat sebagai Gubernur Pulau Shine, berpidato di depan ribuan warganya. Mereka pun mendoakan korban yang tidak selamat.
Rigel menyerahkan selembar kertas hasil karyanya kepada Altair. Bocah itu ingin sang kakak bisa mencegah kecelakaan kereta api yang memuat banyak penumpang.
"Apa lagi ini Rigel? Aku belum menemukan cara memberi tahu pihak bandara agar jangan memberangkatkan pesawat Wing 212 yang akan hancur terkena petir, sekarang kamu beri aku gambar seperti ini lagi," kata Altair sambil mengurut keningnya yang terasa pusing karena kurang istirahat.
***
Hiii tambah penadaran
aku jadi penasaran dengan apa yg akan dilakukan si Kakek Sirius mendengar penuturan kalaw kwn2 orangtuanya sudah muncul dan mengetahui siapa mereka
maaf klw aku slh
mk Rigel dan Altair turun dipulau trus g lanjut
di bab 28 cerita Orion dsn Signus lg yg sdh
29 pernyataan Orion lg
lanjut donk pingin tahu Rigel dan Altair