Kesempatan Kedua

Asisten Zhao masuk ke dalam ruangan Tuannya dengan langkah terburu buru, bahkan dia sampai melupakan untuk mengetuk pintu terlebih.

''Ada apa Zhao?''

''Gadis itu sudah mati Tuan'' sahut Asisten Zhao membuat Lu Hanting langsung bangkit dari duduknya.

''Kenapa dia bisa mati?, apa kamu menyuruh mereka untuk membunuhnya'' tanya Lu Hanting sarkas.

'' Tidak Tuan''

''Tuan, lebih baik kita sekarang ke markas, agar kita bisa tahu lebih jelas'' usul asisten Zhao yang di angguki oleh Lu Hanting.

Lalu ke dua pria itu segera pergi menuju ke markas yang berada di tengah hutan, saat di perjalanan Lu Hanting mengirim pesan pada Anya, unutuk meminta maaf karna tidak bisa menjemputnya, dan juga meminta Anya agar pulang bersama Lu Sicheng.

Tak butuh waktu lama kini Lu Hanting dan asisten Zhao sudah tiba di markas, kedatangan mereka berdua di sambut dengan hormat oleh para penghuni markas, dan rata rata mereka bawahan Asisten Zhao ketika masih menjadi mafia dulu.

Lu Hanting dan asisten Zhao segera menunju ke ruang bawah tanah, dan salah satu penjaga segera membuka pintu ruang bawah tanah saat melihat pemimpin mereka datang.

''Angkat kepalanya'' perintah Lu Hanting saat melihat kepala Gu Xi Xi yang tertunduk.

Si penjaga segera mengangkat kepala Gu Xi Xi, dan Lu Hanting menyipitkan kedua matanya, saat melihat darah yang keluar dari mulut Gu Xi Xi.

''Kenapa dia bisa mati?'' tanya asisten Zhao.

''Sepertinya gadis ini sengaja bunuh diri dengan menggigit lidahnya sendiri Tuan, karna tadi saat saya kembali menyiksanya, dia terus memohon untuk di bunuh saja, tapi tidak saya hiraukan dan saya tinggal pergi, namun saat saya kembali lagi dia sudah seperti ini '' sahut si pria itu.

Flashback on

Pagi tadi Gu Xi Xi yang baru mendapat sarapan paginya, dia kembali merasakan siksaan yang selalu ia terima setiap waktu, tangannya yang terikat dan kakinya yang di pasung membuat Gu Xi Xi hanya bisa berteriak kesakitan tanpa bisa melawan.

''Kenapa kamu tidak membunuhku saja'' sentak Gu Xi Xi tertahan, dia sudah merasa lemah karna terus berteriak menahan sakit selama satu jam lebih.

''Kamu tanyakan saja pada Tuanku, karna aku hanya menjalankan perintah saja'' sahut pria itu beranjak berdiri, lalu pergi meninggalkan Gu Xi Xi yang terisak di gelapnya ruang bawah tanah seorang diri, karna pria itu kembali menutup pintu ruang bawah tanah.

Gu Xi Xi perlahan menatap ke sekelilingnya yang gelap, hanya ada lubang kecil yang menghasilkan sedikit cahaya di ruang bawah tanah itu, Gu Xi Xi tiba tiba tertawa terbahak bahak saat dirinya teringat akan rencananya untuk membunuh Li Anya, namun Gu Xi Xi kembali menangis ketika sadar kini dirinya dalam keadaan terikat dan di pasung, bahkan Gu Xi Xi tidak di biarkan lepas meski hanya untuk membuang air kecil maupun besar, tapi ada sesorang yang bekerja di markas di tugaskan untuk membersihkan kotoran Gu Xi Xi di saat Tuan mereka akan berkunjung.

''Hiks,,, Hikss,, kapan aku bisa lepas?, kapan aku bisa membalaskan dendamku pada Anya, dia sudah merebut apa yang seharusnya menjadi milikku, bukannya dia sudah cukup memiliki aset keluarga Li, tapi kenapa dia juga masih merebut keluarga Lu yang seharusnya menjadi milikku'' gumam Gu Xi Xi dan tanpa sadar dia melampiaskan amarahnya dengan menggigit lidahnya, karna terlalu marah membuat lidahnya hampir putus, dan saat itulah karna terlalu banyak mengeluarkan darah akhirnya nyawa Gu Xi Xi tidak bisa selamat.

Flashback off

Perlahan asisten Zhao mendekat ke arah jasad Gu Xi Xi, lalu dia membuka mulut Gu Xi Xi dan benar lidah Gu Xi Xi hampir putus.

''Tuan, sepertinya dia mati karna kehabisan darah'' ujar asisten Zhao.

''Kalian kubur jasadnya di tempat yang jauh'' perintah Lu Hanting lalu melangkah pergi meninggalkan ruang bawah tanah, sedangkan asisten Zhao dia masih menatap jasad Gu Xi Xi.

''Lebih baik kamu berikan jasadnya untuk makan tiger, jika di kubur takutnya ada yang mengikutimu'' ujar asisten Zhao.

''Baik Tuan Zhao, menurut saya itu jauh lebih baik, dari pada di kubur'' timpal si pria itu.

Setelah berbicara dengan bawahannya asisten Zhao segera menyusul Tuannya yang sudah pergi lebih dulu.

''Tuan, sekarang apa rencana anda?, Gu Xi Xi sudah mati, apa anda akan memberitahu pada semuanya tentang kematiannya '' tanya asisten Zhao.

''Hem,,, mungkin aku akan memberitahu Ibu, Lu Sicheng dan Kak Wen'' sahut Lu Hanting.

''Lalu, bagaimana dengan Nona Muda, apa anda akan terus merahasiakan darinya''

''Iya'' sahut Lu Hanting singkat.

Lu Hanting menatap lurus ke depan, dia tahu jika bukan hanya dirinya yang di beri kesempatan kedua tapi juga Anya, dia takut jika Anya mengingat nama Gu Xi Xi, dia akan kembali teringat dengan kehidupan pertamanya, dimana dirinya yang memperlakukan Anya dengan buruk, bahkan dirinya juga menyiksa Anya tanpa belas kasihan.

"Anya, maafkan Paman, karna memanfaatkan amnesiamu untuk bisa memilikimu, paman berharap jika ingatanmu sudah kembali, kamu tidak pergi meninggalkan paman" batin Lu Hanting.

Selama ini Lu Hanting sadar sebelum Anya amnesia, Anya tidak pernah lagi menunjukkan sisi manja dan cerewetnya, bahkan dia salalu melihat Anya mengalah pada Gu Xi Xi, dan Lu Hanting menebak jika Anya takut kejadian di kehidupan pertamanya akan terulang kembali, tanpa Anya ketahui jika dirinya juga di beri kesempatan hidup lagi, jadi dirinya tidak akan tertipu lagi dengan sikap manis Gu Xi Xi.

Sedangkan di sekolah Anya kini sudah berdiri di samping motor Lu Sicheng, sedangkan Lu Sichen memakaikan helm di kepala Anya.

''Tumben Paman tidak menjemputmu?" tanya Lu Sicheng di sela sela memasangkan helm di kepala Anya.

"Tidak tahu, katanya ada urusan mendadak'' sahut Anya mengedikan bahunya acuh, dan Lu Sicheng hanya menganggukkan kepalanya saja, namun dia tetap penasaran karna setahunya sesibuk apapun Pamannya Anya akan tetap menjadi prioritasnya.

''Ya sudah ayo pulang, atau kamu ingin jalan jalan dulu'' tawar Lu Sicheng.

''Boleh boleh, aku ingin ke kedai es cream di pusat kota'' sahut Anya dengan antusias.

''Ok, ayo naik''

Lalu Anya segera naik ke atas motor Lu Sicheng, dan tanpa merasa sungkan Anya memeluk pinggang Lu Sicheng dengan erat, begitu juga sebaliknya Lu Sicheng juga biasa biasa saja saat Anya memeluknya, mungkin karna selama ini Lu Sicheng hanya menganggap Anya sebagai adik tidak lebih. Lu Sicheng mengendarai motornya dengan santai, karna saat ini dia tengah membonceng pawang Pamannya, jika terjadi sesuatu bisa bisa dia di keluarkan dari kartu keluarga.