Nadya kharisma awalnya berpacaran dengan lelaki bernama Bagas , hadirnya orang ketiga di antara mereka menjadikan awal kehancuran hubungannya.
galih sebagai kakak nya Bagas diam diam mengagumi sifat dan sikap Nadya selama berpacaran dengan adiknya,
begitupun dengan sheina anak dari galih , dia sangat dekat dengan Nadya , karena sering bertemu saat Nadya masih berpacaran dengan Bagas .
suatu hari ibu dari galih dan Bagas sakit keras , dan meminta satu permohonan bahwa galih dan Nadya harus menikah untuk kebahagiaan sheina.
Bagas tidak terima keputusan ibunya dan menentang keras.
akankah Nadya dan galih menjalani pernikahan yang bahagia seperti harapan ibundanya ?
* happy reading guys
btw ini novel pertama aku ya , mohoooon dukungannya semua 💜
Untuk cek visualnya bisa Follow Instagramku : fareed_feeza
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjuangkan Nadya
Galih menutup pintu ruangan, berjalan mendekati tempat bu Yulia berbaring. "Mama udah enakan ?"
Bu Yulia mengangguk lemah, "Sheina mana ?"
"Sheina lagi sama Nadya mah, mau menginap katanya di rumah Nadya."
Bu Yulia mengembangkan senyumannya, dan mendongak menatap suaminya. "Semoga ucapan mama kali ini adalah yang terbaik."
"Maksud mama apa sih ? Papa gak paham." Tanya pak Fery.
"Kenapa mah ?" Galih pun ikut bertanya tanya maksud ucapan mamanya itu.
"Perjuangkan Nadya Gal." Bu Yulia menggenggam tangan Galih.
Galih dan pak Fery saling pandang.
"Hushh ... Mama ini ngaco, udah lah jangan bahas kaya gini dulu, sudah jelas keluarga Nadya pasti tidak akan menaruh kepercayaan sama kita lagi, karena ulahnya Bagas." Ucap pak Fery
Galih mendengar ucapan pak Fery langsung tersenyum kecut, pria itu membenarkan apa yang di ucapkan papanya itu.
"Mama ingin anak mama sudah mempunyai pasangan hidup secepatnya, jika suatu saat nanti Mama sudah tidak di samping kalian lagi mama bisa tenang, Bagas akan menikah dengan putri, pikiran mama tinggal di kamu Gal." Ucap bu Yulia dengan mata berkaca kaca.
"Mama sehat dulu, nanti kita bicarakan ini lagi." Kata Galih.
Bu Yulia menggelengkan kepala pelan , "Kamu bersedia tidak dengan permintaan mama ini ? Mama ingin dengar langsung dari mulut kamu, mumpung mama masih bisa bicara secara langsung dengan kamu seperti ini."
"Mama ngomong apaan sih ? Pokoknya mama sehat dulu baru Galih jawab."
"Bersedia atau tidak ? Jika tidak, Mama siap bersimpuh di hadapan orang tua Nadya untuk meminta maaf atas perlakuan Bagas, lalu mama akan membatalkan pernikahan Bagas dengan putri. Dan menyuruh Bagas untuk kembali memperjuangkan Nadya lagi."
Pak Fery tidak ikut bicara, karena melihat situasi yang cukup menegangkan, jadi dia hanya mengelus pelan bahu istrinya itu.
Galih di buat kaku dengan seluruh ucapan mamanya itu, di sisi lain dia ingin sekali memperjuangkan Nadya, terlebih lagi Sheina sangat dekat dengan Nadya. Dan di sisi lainnya dia memikirkan mentalnya Bagas.
"Galih , mama tanya terakhir kalinya. Kamu bersedia atau tidak?"
Ucap bu Yulia kali ini dengan nada sedikit tegas padahal tubuhnya masih lemas.
"Kasih Galih waktu mah sampe besok," Jawab Galih.
"Baiklah , artinya kamu tidak setuju. Ya sudah sekarang kamu keluar, panggil Bagas, mama mau bicara sama dia ... "
"Galih setuju Mah," sambil memegang kedua tangan mamanya.
Pak Fery sedikit tersentak mendengar ucapan anak sulungnya itu. "Jangan memaksakan diri Gal, kalau kamu sudah mempunyai wanita pilihan sendiri ucapkan saja sama mama mu."
"Nadya pilihan Galih Pah. Tapi Bagas bagaimana mah?"
Bu Yulia tersenyum,mengusap lembut lengan galih. "Bagas gak usah kamu pikirin, dia akan menikah dengan Putri. Sekarang yang kita pikirkan untuk melakukan pertemuan kembali dengan orang tua Nadya.
~
Bu Rosa sangat antusias dengan kedatangan Sheina di rumahnya,
"Halo Oma Rosa, aku Sheina sebentar lagi umurku 5 tahun." Kata Sheina memperkenalkan diri saat Sampai di rumah Nadya.
"Halo sayang, anak pintar tidak malu yah bertemu orang baru." Bu Rosa mengelus pipi Sheina gemas.
"Bener kan apa kata Nadya bu, Sheina gemesin banget kan."
Tidak lama setelah itu mobil pak Fauzan masuk, pria itu melangkahkan kakinya ke dalam rumah, mendapati istrinya sedang asyik bermain dengan Sheina.
"Ayah pulang bu," Suara pak Fauzan membuat Sheina menoleh.
"Anak siapa ini bu?" Tanya pak Fauzan kepada istrinya,sambil tersenyum ke arah Sheina.
"Anaknya Galih Pah, Kakaknya Bagas." Jawab bu Rosa.
Pak Fauzan menggendong badan Sheina yang sudah cukup besar, "Oh jadi ini anaknya papa Galih ya." Tanya pak Fauzan kepada Sheina dengan nada seperti anak kecil.
"Iya Opa, aku Sheina."
"Sheina mau menginap disini ayah, Galih sedang sibuk mengurus orang tuanya di rumah sakit. Bu Yulia masuk ICU katanya, kasian Sheina kesepian di rumah." Ucap istrinya.
"Ya ampun , tempo hari pas kesini kayaknya sehat sehat aja ya bu. Kapan kita mau jengukin ?" Tanya pak Fauzan.
"Kata Nadya belum bisa di besuk, karena masih di ruangan ICU yah. Nanti di kabari Galih katanya."
Pak Fauzan mengangguk, menurunkan Sheina dari gendongannya. "Opa ganti baju dulu ya, nanti kita main bareng."
Sheina tersenyum sambil memberikan kedua ibu jarinya.
"Anak pintar." Pak Fauzan mengacak rambut kepala Sheina.
~
Nadya membereskan kamarnya, merapihkan tempat tidur yang hanya di tempati seorang diri,Sheina dengan menyingkirkan Boneka yang menjadi teman tidur Nadya selama ini.
Ponsel Nadya :
(Galih) : Nad, Sheina sudah di rumah kamu? Kalau minta aneh aneh jangan di turutin ya Nad, pokoknya jangan sampai repotin kamu. Kamu ada no rekening? Saya mau transfer buat Sheina, takutnya mau beli sesuatu.
(Nadya) : Sheina lagi di rebutin sama ayah ibuku mas, maklum pada suka anak kecil disini. Gak usah mas, aku yang ajak Sheina jadi aku yang nanggung. Kak Galih fokus sama tante Yulia dulu aja disana. Sheina aman banget sama aku.
Galih seperti orang sedang jatuh cinta, tersenyum sambil mengetik sesuatu di ponselnya.
(Galih) : Nanti saya mau traktir kamu makan, buat tanda terimakasih. Oh ya , Mama saya sudah siuman dan sudah pindah ke ruang rawat.
(Nadya) : Gausahlah kak hehehe , wah .. syukur deh kalau kayak gitu, nanti aku info ya kalau mau jenguk tante Yulia. Aku mau keluar dulu liat Sheina.
**
~
Bagas mendapat giliran masuk ke ruangan mamanya saat ini.
"Mam, maafin Bagas. Udah celakain mama untuk yang kedua kalinya." sambil mencium tangan mamanya.
"Sudah terjadi, mama sudah maafkan." Jawab bu Yulia datar.
"Mama jangan stress, mama harus seneng terus."
"Persiapkan pernikahan kamu dengan Putri dari sekarang, waktu wisuda kamu tidak lama lagi. Itu yang membuat mama senang."
Bagas memalingkan wajahnya, ingin sekali memberontak dan menolak ucapan mamanya saat ini, tapi tidak memungkinkan melakukan itu di saat seperti ini.
"Iya."
Maafin mama Gas, masa depan kamu tidak seperti yang kamu inginkan. Tapi ini konsekuensinya, kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kamu lakukan. Apalagi terhadap wanita. Batin bu Yulia
Suster mengantar makanan untuk bu Yulia, lalu di ambil alih oleh anak bungsunya tersebut.
Bagas menyuapi mamanya sedikit demi sedikit, Bagas ingin menebus semua kesalahan yang telah dia perbuat kepada keluarganya, khususnya pada mamanya. Sekalipun harus dia bayar dengan kehidupannya, Bagas sudah siap.
Pak Fery baru saja masuk ke ruangan dan di suguhi pemandangan Bagas yang sedang menyuapi mamanya.
"Hebat banget jagoan papa, udah bisa ambil hati mamanya lagi." Kata pak Fery menggoda Bagas.
"Anaknya udah mau nikah masih aja di panggil kayak gitu, kayak anak kecil aja." Protes bu Yulia.
"Kan emang jagoan mah, lihat aja tuh mukanya, lebam lebam." Pak Fery makin menggoda Bagas yang sedari tidak meresponnya.
"Pah ... Udahlah lah pah." Lirih Bagas .