My Daddy Is Suamiku

Di Paris, Damian dan El sudah bersiap untuk pulang malam ini. Damian sungguh tidak sabar untuk bertemu dengan gadis kecilnya, juga aia suda memberi kabar kepada papanya, Carlos. malam ini Damian akan pulang ke kediaman utama Adithama dan menunggu besok untuk menjemput Alexa dari rumah Marco

"semuanya sudah siap kan El?, jangan lupa tempat bekal yang aku bawa kemarin nanti Alexa memarahiku" ucap Damian, masih mengingat bekal yang diberikan Alexa padanya dan memaksa dirinya untuk meghabiskan bekal itu, padahal dirinya juga tidak begitu lapar namun karna terpaksa Damian melakukan itu

"sudah tuan, tempat bekalnya saya taruh di koper milik tuan" ucap El, keduanya sibuk memnyiapkan barang-barang mereka agar tidak ada yang tertinggal, jam 10 nanti mereka akan melakukan pernerbangan kembali ke Indonesia, padahal awalnya El sudah sangat senang jika mereka ada 2 hari disana, setidaknya dirinya bisa istirahat malam ini

sedangkan di Indonesia sendiri, Alexa mualia resah karna Damian benar-benar tidak memberi kabar padanya, padahal Damian sendiri menelfon Mraco siang tadi.hal itu membuat Alexa kesal dan ingin sekali mengomel didepan wajah pria itu, bisa-bisanya dia mengabaikan Alexa seperti itu

"daddy benar-benar nyebelin banget sih, katanya bakal kasih kabar buktinya apa coba" ucap Alexa didalam kamarnya sambil memegang ponsel miliknya, setiap ada notif Alexa gencar membuka, berharap notif itu adalah pesan dari Damian, tepi lagi-lagi dia kecewa.

"Ale.. apa kamu ada didalam?" ucap Marco mengetuk pintu kamar Alexa, entah kenapa Marco ingin sekali menghabiskan waktu bersama gadis kecil itu, menurutnya Alexa sangat menggemaskan mulai dari tingkahnya yang kocak dan bicaranya yang selalu membuat tawa

"iya om.. ada apa?'  ucap Alexa sambil beranjang dari ranjang menuju pintu, ia membuka kamarnya dan melihat Marco yang sudah berada didepan pintunya sambil memandang dirinya. Marco juga membawa buah untuk mereka mengingat tadi mereka hanya makan nasi dan lainnya, Marco memang terbiasa makan buah setelah makan

"ada apa om?, apa om perlu sesuatu?' tanya Alexa melupakan sejenak kekesalannya terhadap Damian dan memandangi Marco yang menurutnya aneh malam ini, ada apa dengan pria ini?, sepertinya dia makan sesuatu yang salah tadi, pikir Alexa.

"om tidak ada kerjaan, om juga sangat bosan bisa temani om sebentar?' ucap Marco tersenyum dan menyodorkan buah yang ia bawa kepada Alexa, ia ingin masuk kedalam kamar namun mengurungkan niatnya. lagi dan lagi ia teringat kepada Damian, bisa-bisa ia disate oleh pria datar itu

"boleh om, masuk saja didalam Ale juga bosan gak ngapain dari tadi" ucap Alexa senang, ia sudah mengaggap Marco seperti daddynya. dulu ketika pertama kali bertemu Marco, Alexa tidak pernah sedekat ini karna pria itu terlihat sangat galak dengan wajah datarnya

"apa daddy mu sudah menelfonmu?" tanya Marco saat duduk diatas ranjang, juga Alexa yang menutupi tubuhnya mengguankan selimut, bagaimanapun mereka pria dan wanita dan Alexa sellau menerapkan ajaran Damian, yang selalu berjaga dengan siapapun

"belum om, mungkin daddy memang sibuk banget sampai melupakan putrinya sendiri" ucap Alexa memasang wajah sedih, dari tadi juga dia menunggu kabar dari pia itu tapi nihil, tidak ada notif apapun selain malam tadi Damian menelfon dirinya memberitahu mereka sudah sampai

"mungkin malam nanti mereka akan pulang, tapi om tidak tau apakah langsung kesini atau tidak. katanya daddymu punya masalah yang penting dan harus diselesaikan secepatnya" ucap Marco sambil tersenyum, ia tau bagiamana perasaan Alexa yang menunggu kabar pria itu

"apa itu alasannya makanya daddy gak kasih kabar ya" ucap Alexa mnegerucutkan bibirnya, namun kesedihan diwajahnya berangsur hilang dan diganti dnegan senyuman. ia bisa mengerti alasan daddynya tidak memberi kabar, karna memang biasanya Damian seperti itu jika banyak urusan

"kamu sudah tau kalau daddymu itu bukan ayah kandungmu Ale?' tanya Marco, ia menatap Alexa dengan tatapan yang begitu sendu, entah mengapa melihat wajah Alexa seolah mengingatkan dirinya akan sesuatu hal. "sudah om, kata daddy begitu, tapi aku maish belum percaya karna daddy tidak kasih alasan" ucap Alexa tersenyum getir

"lalu kalau memang dia bukan ayah kandungmu apa kamu akan mencari orantuamu?" tanya Marco lagi, kali ini ia serius mendengar jawaban Alexa. "maunya sih gitu om, tapi kalau memang mereka yang tidak menginginkan Ale kenapa harus balik sama mereka" ucap Alexa santai, namun dalam hatinya ia benar-benar sedih

"kalau seandinya kamu bukan dibuang sama mereka, namu karna mereka memang tidak bisa bersama kamu gimana?" tanya Marco lagi." kalau gitu kenapa mereka bikin Ale, kan kalua mereka tau gak bisa hidup bersama gak usah dibikin" ucap Alexa namun matanya mulai berkaca-kaca

"Ale pengen banget kenal sama mama, pengen tau wajah mama Ale gimana om" ucap Alexa sambil menarik selimut dan menutupi seluruh wajahnya, ia menangis dan hatinya sangat sakit. dari dulu ia selalu ingin berteu dnegan sosok yang namanya ibu itu

"Ale juga pengen rasain gimana pelukan mama, pengen panggil mama" lanjut Ale dengan airmata yang sudah tidak bisa dibendungi, ia terlalu membawa perasaan ketika membahas tentang orangtua, apalagi sosok mama. jika dari dulu Damian selalu ada sebagai sosok ayah untuknya,namun sosok mama itu tidak pernah ia rasakan

"kalau kamu tau siapa sebenarnya mama kamu, dan dimana sekrang dia berada kamu bakal merasa orang yang paling sakit Ale" ucap Marco mendekati Alexa dan memeluk tubuh munglin itu yang masih menangis semakin kencang dan sesenggukan

"memangnya om kenal sama mama Ale" tanya Alexa sambil menyembulkan kepalanya dari pelukan Marco, ia ingin tau seberapa jauh Marco tau tentang keluarganya dan juga orangtuanya. Alexa dari dulu ingin bertanya tentang hal itu kepada Damia tapi dia tidak pernah punya keberanian itu

"om tidak berhak mengatakan hal itu Ale, sebaiknya besok kamu tanya langsung pada daddy mu ia pasti akan menjawab semua pertanyaannya" ucap Marco menatap Alexa dengan serius. " memangnya daddy akan jawab jujur om?, aku takut dia akan bohong" ucap Alexa

jujur saja, gadis ini memang benar-benar sangat polos dan tidak tau apa-apa Marco berfikir jika Damian terlalu mengekang pergerakan Alexa sampai gadis ini tidak pernah melihat dunia luar, bahkan untuk menanyakan hal seperti ini Alexa merasa takut

"kenapa harus takut?, kan selama ini daddy mu tidak pernah membuatmu menangis" ucap Marco mengelus kepala Alexa dengan lembut, ia bisa merasakan apa yang dirasakan Alexa, namun semua ini juga ada kesalahan Damian yang tidak pernah membuka diri menceritakan apa yang terjadi pada gadis itu

"tidak pernah, tapi aku pernah bertanya pada daddy dan dia langsung meninggalkanku begitu saja, dari situ aku tidak pernah menanykan tentang mama pada daddy" ucap Alexa dan memeluk Marco, ai bisa mendpaat ketenangan dari pelukan pria itu

"ya sudah kalau ebgitu besok daddymu pulang om akan bantu kamu untuk bertanya tentang mamamu" ucap Marco tersenyum menenangkan Alexa, sejak tadi ia merasakan sesuatu dalam hatinya apalagi saat melihat Alexa menangis

kata orang kehilangan itu sesuatu hal yang semua orang akan alami, namun ketika kita berada pada titik itu kita seolah kehilangan separuh hidup kita

#fid.nch

#MDIS