"Pokonya kau harus menggantikan Kakakmu menikah dengan Tuan Brian."
Itulah keputusan final dari Handoko, yang harus Mikha patuhi tanpa bisa menolak, karena Handoko mengungkit bakti seorang anak. Tanpa Handoko sadari jika Mikha memiliki impiannya sendiri tentang pernikahannya.
Dan bakti itulah yang membawa Mikha pada sebuah pernikahan paksa dengan Brian, seorang pria berusia 35 tahun yang juga menyandang status duda beranak 1. Karena Raline Kakaknya, menghilang tepat di hari pernikahannya dengan Brian.
Sikap Brian yang temperamental dan sangat oper protektif pada Putri semata wayangnya, sangat berbanding terbalik dengan Mikha yang ceroboh dan bertidak sesuka hatinya.
Tidak mudah bagi Mikha, menjadi istri pengganti, sekaligus ibu sambung untuk putri Brian,
membuat Mikha tertekan, ia juga kerap kali adu mulut dan otot dengan Brian yang selalu menyalahkan jika terjadi sesuatu pada Putrinya.
Minta dukungannya ya 🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa Brian
Selamat! Membaca 🤗
"Maaf Tuan, saya keberatan dengan permintaan Anda, kami datang ke sini berdua, tapi kenapa Anda meminta teman saya untuk mereview secara pribadi dengan Anda?"protes Juna.
Brian tentu tidak ambil pusing dengan protes dari lelaki di hadapannya, dengan santai ia menyandarkan kepalanya di sofa dan berkata.
"Tidak masalah jika Anda merasa keberatan, dan itupun tentu tidak akan ada ruginya untuk saya, keberatan Anda justru semakin mempermudah saya untuk memilih Hotel mana yang layak menjadi saksi hari sejarah perusahaan ini. Jadi, silahkan kalian keluar dari ruangan saya!"
Juna tidak percaya, jika pemilik Perusahaan yang di sanjung-sanjung ratusan manusia itu, memiliki sifat sombong dan angkuh.
"Tidak! Kami akan memenuhi permintaan Anda,"sahut Mikha, dan ia beralih pada Juna. Meyakinkan lelaki itu agar mempercayakan semua padanya.
"Kau yakin! Tidak apa-apa, jangan memaksakan diri?"khawatir Juna.
"Aku yakin, kau tidak perlu berlebihan seperti ini,"sahut Mikha dengan berbisik karena ia sungguh tidak nyaman di perhatikan oleh Brian dan Rayan apalagi jika mereka sampai mendengar pembicaraannya dengan Juna.
"Cepat sedikit! Jika kalian hanya ingin bermesraan, keluar dari sini."Sela Brian, yang merasa tidak suka dengan obrolan bisik-bisik yang dilakukan Mikha dan Juna.
"Maafkan kami Tuan,"sesal Mikha.
"Rayan! Cepat antar Tuan Juna untuk menunggu di ruangan lain,"titah Brian.
✨✨✨✨
Juna dan Rayan keluar, menyisahkan Brian dan Mikha hanya berdua di ruangan tertutup, entah apa maksud Brian menginginkan kedua lelaki itu enyah dari ruangannya dan meninggalkan Mikha seorang diri, apakah benar alasannya hanya karena soal pekerjaan atau ada hal lain!
Mikha menarik nafas dalam-dalam dan siap untuk melakukan apa yang harus ia lakukan.
"Tuan, Hotel kami...!"
"Apa dia kekasihmu?"Brian memotong ucapan Mikha dengan sebuah pertanyaan yang membuat Mikha bingung harus menjawab apa, dan Mikha memilih untuk diam tidak menjawab pertanyaan yang ia pikir tidak penting untuk di jawab.
"Apa kau tidak mendengar pertanyaan saya?"Kata Brian kesal, dengan suara tingginya.
"Mendengar! Tapi saya rasa, pertanyaan Anda tidak ada hubungannya dengan pekerjaan ini, jadi untuk apa saya menjawabnya."
"Tentu saja ada, hubungan antara kau dan lelaki itu akan menjadi pertimbangan bagi saya, apakah harus menolak, atau menerima Hotel kalian."
Mikha mengerutkan keningnya, ia benar-benar tidak mengerti dengan perkataan Brian yang ia rasa tidak masuk akal.
Namun biar bagaimanapun Mikha tetap menuruti permintaan Brian.
"Bukan, Juna rekan kerja saya."
"Benarkah! Tapi kalian terlihat sangat mesra, ini kali keduanya saya melihat kalian bersama dan sepertinya kau tidak ingin mengatakan jika kau sudah bersuami, apa kau takut jika di terluka!"
"Itu bukan urusanmu."
"Baiklah, jika itu yang kau inginkan, aku akan mengikuti keinginanmu dengan merahasiakan pernikahan kita."
"Apa-apaan ini, bukankah dia yang terlebih dahulu ingin menutupi pernikahan ini, tapi kenapa aku merasa, aku yang tidak mau berterus terang dan menerima kenyataan." Batin Mikha.
"Tuan Brian, tolong kita bahas apa yang seharusnya kita bahas,"kata Mikha dengan tegas.
"Baiklah! jadi apa alasan saya harus menerima Hotel LESMANA?"
Memanfaatkan keseriusan Brian, Mikha mulai mengatakan seperti apa yang Juna katakan sebelumnya. Tidak ada kelebihan yang istimewa di Hotel LESMANA karena Hotel itu adalah Hotel yang sepi dan sering mendapatkan Rating buruk. Tapi sepertinya Brian cukup tertarik hingga ia meminta dua utusannya mereview sebanyak dua kali.
"Jadi bagaimana apa Anda tertarik dengan Hotel LESMANA?"tanya Mikha, setelah ia menyelesaikan panjang lebar pidatonya tentang Hotel LESMANA.
Bukannya menjawab berlian malah menggaruk kepalanya, lalu menggeleng.
"Jadi, Anda tidak tertarik?"
"Bagaimana saya bisa tertarik, jika di luar sana menjanjikan yang lebih dari ini, bahkan mereka sampai menawarkan kepuasan untuk saya."
"Keputusan! apa maksud dari kepuasan itu?"
"Sepertinya kau sudah mengerti tanpa saya harus menjawabnya."
Mikha yang memang paham jika kepuasan itu adalah keputusan dalam tanda kutip+++, enggan untuk membahasnya lagi.
"Dekorasi apa yang Anda inginkan, kami akan memenuhi permintaan Anda agar Anda merasa puas!"
"Tidak! mereka menawarkan dekorasi yang luar biasa, bahkan di rancang dan di kerjakan oleh sang ahli."
Mikha yang mulai kesal berdiri dari duduknya.
"Jika kau sudah mendapatkan Hotel yang mampu memuaskan Hasrat dan keinginanmu, kenapa kau harus berbelit-belit seperti ini!"kesal Mikha.
"Kenapa kau marah?"
"Lalu apa aku harus tersenyum bahagia?"Mikha semakin kesal.
Brain mengedikan bahunya.
"Jadi bagaimana?"tanya Mikha dengan nada tinggi, keberaniannya mulai nampak setelah beberapa menit ia pendam.
"Apanya?"tanya Brian polos.
"Apanya! Astaga! Tuan Brian yang terhormat! kau tidak lupakan apa yang saat ini tengah kita bahas?"Mikha benar-benar sukses menahan emosi, agar tidak meledak-ledak.
"Nona Mikha!"sahut Brian, seraya berdiri, ini pertama kalinya ia memanggil nama gadis itu dengan kemauannya sendiri.
"Apa?"sahut Mikha ketus.
"Jika kau ingin marah-marah, silahkan keluar dari sini, dan saya tidak akan memilih Hotel tempatmu bekerja, dan saya juga akan memastikan nilai Hotel LESMANA akan semakin buruk, tapi asal kau tahu, jika Hotel kumuh itu berhasil bekerjasama dengan perusahaan saya, dalam hitungan menit ia akan memiliki nama dan berkembang pesat."
"Kau mengancam saya?"
"Tidak! saya hanya memberikan penawaran, tapi jika kau keberatan tidak masalah, tidak ada ruginya."
Mikha berfikir sejenak, yang di katakan Brian sangat benar adanya, Hotel LESMANA akan berkembang pesat jika ia berhasil bergabung dengan perusahaan Brian.
Brian beranjak, dan ia berpura-pura berkemas.
Mikha yang masih berfikir, tersadar ketika Brian berdiri di hadapannya dan mengatakan.
"Apa kau masih ingin terus berpikir dan berdiri seperti manekin di sini! saya tidak punya banyak waktu dan ruang untuk menampung mu, jadi silahkan keluar dari sini, karena saya pun ada Meeting penting."
"Tidak! maksud saya jangan Tuan, jangan pergi dulu,"Mikha tersenyum lebar, sepertinya ia sudah m ngambil keputusan harus melakukan apa.
Bersambung....
✨✨✨✨✨
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🤗
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🙏🙏
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
Q ikut geram ada ibu seperti itu 🥺😔