NovelToon NovelToon
Tangan Nakal Daddy

Tangan Nakal Daddy

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Pelakor / Romansa / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Momoy Dandelion

"Apa kamu takut?" tanya Mark sembari mengusap pipi Jessy yang memerah.

"Sedikit."

Jawaban Jessy membuat Mark merasa gemas. Wajah polos wanita itu benar-benar menarik.

"It's okay. Kita memang baru pertama melakukannya," kata Mark.

Jessy mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia tak kuasa menyaksikan tubuh indah Mark yang tampak kokoh sebagai tempat bersandar.

"Ayolah, kenapa kamu seperti malu-malu begini? Bukankah ini sudah biasa untukmu dan pacarmu?" tanya Mark yang melihat Jessy seakan tak mau melihatnya.

"Aku ... Belum pernah melakukan yang seperti in," lirih Jessy.

"Apa?" Mark terkejut. Ia kira hal semacam itu sudah biasa dilakukan orang yang telah berpacaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Syok

Hari perlombaan tiba. Jessy begitu gugup untuk mempresentasikan ide start up miliknya di hadapan juri dan para tamu undangan. Ia ditemani oleh rekan satu tim dan tentu saja Ibu Magda selaku mentor.

Pemaparan yang dilakukan oleh tim lain sangat bagus. Kemampuan publik speaking mereka juga baik. Ia khawatir dirinya tidak bisa maksimal menyampaikan proyeknya dengan baik.

"Kamu gugup?" tanya Ibu Magda.

Jessy mengangguk. Sisi keibuan sang dosen selalu keluar setiap kali Jessy merasa tidak sanggup.

Ibu Magda menggenggam tangannya. "Anggap saja seperti presentasi di depan kelas. Kamu sudah melakukan yang terbaik, apapun hasilnya, kami tetap bangga padamu," katanya bijak.

"Ibu, terima kasih sudah mempercayakan ini kepada saya dan teman-teman. Sampai akhir saya pasti akan mengusahakan yang terbaik," kata Jessy.

"Ibu juga berterima kasih atas kerja keras kamu dan yang lain selama ini. Jangan pesimis, Ibu sudah menganggap kalian mahasiswa terbaik."

Jessy mengembangkan senyum. Tak berapa lama, namanya disebut. Ia berjalan menuju podium yang dipersiapkan untuk mempresentasikan proyek karya yang diikutkan lomba.

Awalnya Jessy merasa sedikit gugup berhadapan dengan tamu undangan yang memadati aula hotel tempat perlombaan diadakan. Apalagi mereka yang hadir sebagian merupakan pengusaha sungguhan yang ingin melihat ide-ide mahasiswa masa kini.

"Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mempresentasikan ide start up tim dari universitas kami. Akan saya perkenalkan rintisan start up kami yang diberawal dari kepedulian terhadap sistem pengolahan sampah di negara ini."

Jessy mampu menjelaskan tentang start up miliknya dengan penuh percaya diri. Karena ide yang dia usung sangat berbeda dengan peserta lain, ia mendapatkan perhatian lebih dari para tamu undangan. Ketika kebanyakan tim lain mempresentasikan tentang start up di bidang e-commers, kesehatan, pendidikan, dan transportasi, Jessy membawa ide start up di bidang pengelolaan limbah.

"Jessy, bagus sekali presentasi kamu. Bahkan tadi ada salah satu pengusaha yang berminat dengan ide kamu," puji Ibu Magda.

"Benarkan, Bu? Syukurlah ... Padahal tadi saya sangat gugup waktu mau maju." Jessy tampak menggenggam tangannya sendiri karena gemetar.

"Jessy keren. Love you," kata Pitaloka sembari memperlihatkan simbol love dengan jarinya.

"Kalau Trash Money bisa jadi start up sungguhan, itu luar biasa," kata Derryl sang pencetus logo.

"Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Terima kasih atas kerja keras kalian semua selama ini," mata Jessy terharu.

Beberapa saat kemudian, hasil penjurian diumumkan. Trash Money mendapatkan juara ketiga. Jessy bersama timnya sangat bahagia. Mereka mendapatkan hadiah sebesar 300 juta.

Jessy dan teman-temannya saling berpelukan dan menangis haru. Mereka tidak menyangka akan mendapatkan juara. Meskipun bukan juara pertama, mereka tetap bangga pada pencapaian yang telah diperoleh.

"Ternyata kita bisa juara. Huhuhu ... Senangnya ...," ucap Inne sembari mengusap air matanya.

"Aku sudah menyangka kita akan juara, soalnya logo yang aku buat sangat bagus. Hahaha ...." Derryl membanggakan dirinya.

"Kamu boleh yang membuat logo, tapi kan aku yang mendesain website Trash Money." Fiko tidak mau kalah dari Derryl.

"Yang paling berjasa tentu saja Jessy. Idenya kan datang dari dia," sahut Pitaloka.

"Tapi, aku tidak akan bisa juara tanpa bantuan kalian. Ini semua hasil kerja keras kita," kata Jessy merendah.

"Anak-anak, selamat, ya, ...." kata Ibu Magda. Ia juga membawa sebuah piala penghargaan sebagai mentor terbaik dalam lomba.

"Ibu Magda juga selamat!" ucap Inne dengan penuh semangat.

"Tapi kok aneh, ya? Ibu Magda bisa mendapatkan juara mentor terbaik, padahal kami hanya juara ketiga," tanya Derryl penasaran.

"Penilaian tim dan mentor berbeda, Derryl. Ada kriteria-kriteria tertentu yang dinilai juri bukan hanya hasil proyek yang dilakukan mahasiswanya."

"Kira-kira kenapa kita tidak jadi juara pertama? Kata Ibu banyak yang suka dengan ide kami?" tanya Pitaloka.

***

Usai acara selesai, Jessy dan teman-temannya keluar gedung hotel tempat diselenggarakannya acara. Mereka akan segera pulang dan beristirahat di rumah masing-masing.

Jessy agak tegang saat melihat sosok Mark hadir di sana. Lelaki itu tampak membawa sebuah buket bunga mawar di tangan. Ia berjalan ke arah Jessy dan teman-temannya.

"Siapa cowok itu? Ganteng banget?" puji Inne sampai tercengang melihat ketampanan seorang Mark Jonathan.

"Kayaknya dia pengusaha juga, ya? Uh ... Masih muda ...." Pitaloka ikut-ikutan memberi pujian.

"Kalian kenapa sih, di sini kan masih ada dua lelaki jomlo dan tampan juga. Lebih muda dari dia tentunya," ucap Derryl.

"Cih! Di mataku kamu itu kumal. Beda level sama pengusaha-pengusaha muda ...." ledek Inne.

Jessy takut Mark akan menghampirinya. Di sana cukup banyak orang yang mengenalnya. Kampus akan gempar jika ketahuan ia bersama dengan orang seperti Mark.

"Sayang, selamat, ya," ucap Mark seraya memberikan bunga yang dibawanya.

Jessy syok. Mark ternyata memberikan bunga itu kepada Ibu Magda, dosennya sendiri. Ia melihat Mark memeluk dan mencium Ibu Magda dengan mesranya.

"Oh, Ya Tuhan ... Dia suami Ibu Magda?" Pitaloka sampai ternganga tidak percaya.

"Suami Ibu Magda ternyata lebih muda, ya? Tapi ganteng banget," imbuh Inne.

Tubuh Jessy serasa gemetar. Ia hampir tak bisa bernapas saking syoknya. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa tahu siapa istri dari lelaki yang sering menghabiskan malam bersamanya. Mark ternyata adalah suami dosennya sendiri, juga ayah dari pacanya, Justin.

1
Raflesia 4012
makasih hiburannya thoor/Sly/.selamat berkarya /Determined/
Yati Haryati
rumit bgt yak jdi jessi
Catur Rini
dasar jessy gatel, katanya gak mo ngrusak rmh tangga orng lain, mo dicium justin kok diem aja.....
Catur Rini
aneh ceritanya
Catur Rini
gobloknya jessy, orng yg biasa hidup mewah kok mo di ajak hidup kere, mbok ua punya otak tu dipaki to jess
Catur Rini
hah gemes,definisi org bodoh ni macam jessy
Catur Rini
katanya mahasiswa pinter, tapi pikirannya goblok, cerita harusnya disesuaikan dong sama karakter, mahasiswa sekarang tu pinter2, sebelum pergi ke negara orng tu mereka udh browsing dulu karakter negaranya, kan jd rancu ceritanya....padahal alurnya udh bagus lho...cuma agak rancu dikitlah.....
Catur Rini
ini kan ceritanya orng indo ya, kok mukanya bule semua, agak real dikitlah.....
Ayu Galih
Bagud alur ceritanya karya kk author is the best🤗🤗😍😍😍😍
Ana Rusliana
Luar biasa
♡Ñùř♡
suka🥰
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Dwisur
sentuhan pertamanya mana ..?
Dwisur
iih...Jesy..kok gitu sich .
realistis dunk
@Al**
/Good/
vj'z tri
what 😱😱😱😱😱
Sofiyana Sofi
plislah kalo buat tokoh cerita jgn yg baik kebangetan ya thor
Eva Nietha✌🏻
Jumpa lagi
Ibelmizzel
jessi terlalu Maruk😁😁😁
Ibelmizzel
Jessy murah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!