Tahap revisi ...
Marsya yang kecewa dengan ucapan kakeknya berlari sambil menangis. Tanpa melihat kiri kanan dia terus berlari ke tengah jalan raya. Dia tidak menyadari ada mobil yang melaju dengan kecepatan maksimal. Akhirnya tabrakan tidak bisa di hindari.
Saat bangun dia harus menerima bahwa dia telah hidup kembali di dalam tubuh seorang permaisuri terbuang yang terlempar ke dasar tebing yang curam. Dia juga harus menerima bahwa didalam tubuhnya ada dua sosok janin yang sedang tumbuh. Entah kekuatan apa yang membuat dua janin itu tumbuh menjadi sosok tampan dan imut . Padahal ibunya telah jatuh ke dasar tebing yang curam. sungguh tak masuk akal.
Marsha yang dalam kehidupan sebelumnya masih duduk di bangku SMA harus menerima takdirnya membesarkan kedua anak yang terlahir dari tubuh yang ia tempati.
" Sayang akhirnya aku menemukanmu"
" Siapa kamu?"
Apakah pertemuannya dengan sang suami bisa merubah kehidupannya?
Apakah anak-anaknya menerima kehadiran ayahnya?
Bac
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermain bersama si kembar
Saat ini si kembar bermain dengan ibu suri di rumah . Segala mainan yang mereka punya dikeluarkan.
Sebagian besar mainan yang mereka punya, dibuat sendiri oleh Marsha. Seperti mobil-mobilan dan pistol untuk Ying Jun. Boneka dan peralatan masak untuk Xiao de.
" Mainannya bagus-bagus, beli dimana?" tanya ibu suri sambil memperhatikan mainan di depannya.
" Mama yang buat nek." jawab Ying Jun.
" Mama mu buat sendiri?" tanya ibu suri dengan ekspresi tak percaya.
" Iya nek, mama sering membuatkan kami mainan saat ada waktu luang."
Xiao de tak mau kalah menjawab pertanyaan neneknya.
" Yang ini namanya apa?"
" Ini namanya mobil-mobilan ."
" Mobil-mobilan ... benda apa ini. Kok nenek tidak pernah melihat benda seperti ini?" tanya ibu suri makin penasaran.
" Iya nek. Seperti yang dikatakan oleh mama bahwa disini belum ada yang namanya mobil. Andai saja ada mobil , maka perjalanan yang jauh dapat ditempuh dalam waktu yang singkat."
" Apa?"
Ibu suri kaget mendengar penjelasan dari cucunya yang sangat detail. Anak berusia belum genap lima tahun bisa tapi daya tangkapnya luar biasa. Meski itu semua diberitahu ibunya, tapi biasanya mereka tidak pernah memperhatikannya.
"Nenek kenapa sampai teriak-teriak sih. Mei-mei kan jadi tidak konsentrasi masak," kata Xiao de yang sudah cemberut.
" Maaf sayang... nenek tadi kaget."
" Maafnya diterima. Nenek tidak salah , salahkan kakak yang membuat nenek kaget."
" Kok jadi kakak yang salah?" tanya Ying Jun dengan dahi mengkerut
" Nenek tadi bicara sama siapa hingga terkejut!"
" Sama kakak lah," jawab ying jun dengan lugu.
" Itu ngaku. *
" Tapi kan_"
" Tidak boleh banyak alasan. Kalau sudah salah harus bilang salah." Ucapan Xiao de membuat Ying Jun mati kutu.
" Ha ha ha ha perut nenek sakit," kata ibu suri yang masih tertawa sambil memegangi perutnya.
" Kak ... nenek sudah lapar , ayo kita makan!"
" Tidak usah bawa-bawa nenek . Bilang saja kalau kamu yang lapar."
" Kakak tidak dengar tadi nenek bilang perutnya sakit. Biasanya kalau perut sakit tandanya mau makan."
" Itu ma perut kamu. Ada juga yang perutnya sakit pengen b****."
Ibu suri melihat perdebatan dua anak kembar itu merasa terhibur. Untungnya mereka segera ditemukan . Kalau tidak ... entah apa yang akan terjadi.
Ibu suri mengajak keduanya untuk mengisi perut. Asyik main dengan mereka malah tidak ingat waktu.
" Ayo kita makan dulu. Xiao de benar, perut nenek sakit karena lapar," kata ibu suri sambil memegangi perutnya.
" Ayo nek kita makan." Xiao de menuntut ibu suri ke meja makan diikuti Ying Jun dibelakangnya.
Xiao de menyuruh neneknya duduk dan menyuruh pelayanannya menyajikan makanan yang sudah dipersiapkan Marsha sebelum berangkat ke waduk.
" Bi tolong makanannya taruh disini. Kami sudah lapar ."
" Baik nona muda."
" Panggil putri," kata ibu suri.
" Baik yang mulia."
Satu persatu makanan yang dipersiapkan oleh Marsha dikeluarkan. Meskipun terlihat sudah dingin tidak mempengaruhi rasanya. Mereka bertiga makan dengan lahap.
Setelah makan siang mereka mandi dan mengajak ibu suri tidur siang bersama. Ibu suri menikmati perannya sebagai nenek yang baik.
Marsha sedang menuju hutan tempat mata air keluar. Dia diikuti oleh Yuan Lee beserta beberapa orang. Karena banyaknya para pekerja parit yang digali Sudah selesai. Sekarang tinggal mengalir kan air dari sumbernya.
Kaisar agung tidak mengikuti mereka. Usianya yang tidak muda lagi membuat beliau cepat lelah. Apalagi beliau tidak pernah melakukan hal seperti ini.
Kaisar agung oleh Yuan Si diantar pulang.Saat tiba di rumah mereka tidak menemukan keberadaan ibu suri dan si kembar. Rumah dalam keadaan sepi.
Kaisar agung merasa cemas dengan keadaan mereka. Berbanding terbalik dengan sikap Yuan Si yang terkesan cuek.
" Kamu bisa-bisanya santai saat ibu dan keponakan mu tidak ada ditempat," kata kaisar agung dengan panik.
" Kenapa ayah harus panik. Biasanya si kembar jam segini sedang tidur. Kita lihat saja dikamar mereka , " ajak Yuan Si pada ayahnya.
" Kamu tidak bohong , kan?"
" Kita lihat dulu , yah "
Mereka berdua menuju kamar si kembar. Setelah membuka pintu, Kaisar agung membeku melihat istrinya dipeluk dua cucunya. Ada perasaan hangat yang mengalir di tubuhnya.
Beliau melangkah mendekati mereka dan mencium kening mereka satu-persatu. Kemudian kaisar agung keluar dari kamar si kembar dengan lega.
" Bagaimana?" tanya Yuan Si dengan memainkan matanya menggoda ayahnya.
" Lega... aku juga mau istirahat dulu. Kamu_ "
" Aku juga mau istirahat yah, capek," kata Yuan Si sambil terus melangkah menuju kamarnya. Kaisar agung melongo melihat anaknya tidak bersikap seperti biasanya.
Di sore hari Marsha dan Yuan Lee pulang dengan wajah lesu. Nampak sekali jika mereka kelelahan. Si kembar langsung menyambut mereka dengan pelukan.
" Ayah sama mama kok lama?" tanya Xiao de yang sudah ada dalam gendongan Yuan Lee.
" Kenapa ? "
" Kakek sama paman saja sudah pulang dari tadi. tapi ayah sama mama tidak pulang-pulang. Adik kan rindu, " oceh gadis kecil itu.
" Biarkan mama dan ayahmu bersih-bersih dulu sayang. Badan mereka masih kotor."
" Mama mandi dulu ya sayang."
" Oke ma!"
Marsha menuju kamarnya setelah mendapat persetujuan kedua buah hatinya. Dia segera memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dengan bersih.
Yuan Lee juga demikian. Dia menuju kamar yang ditempatinya.
Tidak lama kemudian semuanya berkumpul di meja makan . Seperti biasa waktu makan dipenuhi celotehan si kembar . Apalagi yang masak bukan Marsha.
" Makanannya nggak enak loh, ma."
" Maafin mama sayang tadi harus pulang terlambat. Sekarang makan seadanya dulu. Besok mama masakin lagi. Tidak _"
" Tidak boleh membuang-buang makanan nanti tuhan marah."
" Anak pintar .. sekarang habiskan dulu makanannya, " bujuk Marsha dengan sabar. Meskipun tidak bernafsu tapi si kembar berusaha untuk menghabiskan makanannya.
Ibu Suri dan kaisar agung yang melihat interaksi mereka langsung tersenyum. Mereka menikmati makan malamnya dengan gembira .
Setelah menikmati makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga.
" Nanti Nenek sama kakek harus pulang ke istana. Apa cucu - cucu nenek mau ikut?"
" Apakah mama juga ikut?"
" Tidak sayang."
" Kapan kamu berencana kembali ke ibu kota nak?" tanya kaisar agung kepada Marsha.
Marsha menatap beliau dengan bingung. Dia memang tidak berencana kembali ke ibu kota. Dia tidak pernah terfikir tentang kedua orang tua Yu Annchi.
Melihat tatapan Marsha membuat kaisar agung tertawa. Dia ingat bahwa mantan menantunya ini hanya mengingat sebagian memori saja.
" Apakah kamu tidak mengingat orang tuamu sama sekali?"
" Maaf yang mulia..."
" Tidak masalah nak, tapi kalau bisa kunjungilah mereka. Kondisinya tidak terlalu baik sejak berita kematian mu. "
" Baiklah yang mulia . Mungkin setelah masalah disini telah selesai baru hamba pikirkan kembali ."
" Bukankah disini sudah selesai?"
" Belum yang mulia... mereka juga harus diberi bimbingan tentang pertanian yang baik. Selain itu saya juga ingin menambah keterampilan warga sebagai tambahan mereka ."
" Baiklah nak. Jangan lupa untuk mengunjungi kami di istana."
" Baik yang mulia!"