My Ex Wife

Sebelumnya othor mau ngucapin terima kasih karena udah ngikuti cerita Nita. Othor mau jelasin kenapa di novel ini ceritanya tentang mantan? kan seharusnya mantan tuh di buang di tempatnya?

Yah karena judul novel ini My Ex yang artinya mantanku, jadi ya isinya memang tentang mantan. Gak melulu mantan itu buruk kok, kadang kita aja kalau ketemu mantan terindah pasti masih ada deg-deg gimana gitu, jadi nikmati aja ya alur ceritanya 😁 yang pasti nanti ada hotnya juga..

Happy Reading.

Flashback on

Aris tersenyum lebar sambil membawakan buket bunga kesukaan calon istrinya. Hari ini rencananya dia akan memberikan kejutan kepada Nana dan datang ke apartemen yang Aris berikan kepada calon istrinya itu.

Aris sudah bertekad untuk tidak memperpanjang masalahnya dengan Rara, dia tidak ingin membuat kacau rencana pernikahannya bersama Nana hanya karena masih memiliki perasaan terhadap Rara. Mungkin perasaan itu muncul karena mereka sudah sangat lama tidak bertemu, apalagi setelah Aris memutuskan kuliah di luar kota dan itu bisa membuatnya benar-benar melupakan Rara yang menikah dengan kekasih barunya.

"Aku ingin lihat reaksi kamu kalau aku datang dan membawakan bunga kesukaanmu, pasti kamu langsung terkejut dan memelukku, Nana, selama ini aku memang kurang romantis, tidak pernah memberimu kejutan-kejutan seperti kebanyakan pria diluar sana dengan kekasihnya, tapi mulai saat ini aku akan menjadi pria yang romantis, aku akan menjadi suami yang baik," gumam Aris dalam perjalanannya menuju ke lift yang akan membawanya ke apartemen sang calon istri.

Rencananya setelah mereka mereka akan tinggal di apartemen itu dan apartemen Aris sendiri akan dijual karena apartemen yang ditempati Nana jauh lebih besar.

Ting!

Bunyi pintu lift terbuka, bergegas Aris langsung keluar dengan senyum mengembang di wajahnya. Pernikahan mereka yang tinggal dua bulan lagi tentu akan membuat mereka semakin sibuk.

Aris sudah sampai di depan pintu masuk apartemen dan langsung memencet tombol untuk membuka kunci apartemen. Perlahan Aris membuka pintu dan mulai melangkah masuk, dia tidak akan berteriak karena memang sengaja membuat kejutan untuk Nana dengan kunjungannya yang dadakan.

Aris mengernyit saat sayup-sayup mendengar suara obrolan pria dan wanita dari dalam kamar Nana yang berada di lantai atas, pintu kamar itu sedikit terbuka, mungkin belum sempat menutupnya secara benar atau entah, pikiran Aris benar-benar merasa tidak tenang.

Siapa pria yang bersama dengan Nana di dalam kamarnya? dia tidak punya saudara laki-laki, lalu siapa?

Karena merasa penasaran akhirnya Aris mencoba mendengarkan pembicaraan Nana dan pria itu, sepertinya memang hanya ada dua orang di dalam, karena tidak ada suara lain yang menyahut.

"Aku takut kalau kamu benar-benar jatuh cinta sama Aris, kamu tahu sendirikan kalau aku gak..!"

"Sstt! kamu tenang aja sayang, aku gak bakalan jatuh cinta sama dia, semuanya masih seperti rencana kita dari awal, hanya akan memoroti harta bendanya, kita masih bisa berduaan sewaktu Aris kerja, kita foya-foya untuk menghabiskan hartanya, tinggal selangkah lagi aku akan menjadi Nyonya Aris, jadi kamu jangan khawatir, aku cintanya cuma sama kamu," Aris yang mendengar hal itu di luar kamar langsung mengeraskan rahang, dia benar-benar tidak pernah menyangka bahwa Nana selama ini tega membohonginya.

Cukup sudah dia mendengarkan semua bukti itu, dia tidak akan sanggup lagi untuk mendengar dua penjahat itu bersenang-senang. Aris mendengar suara desah*n yang keluar dari dalam mulut Nana. Dia meremas buket bunga yang dibawanya dan langsung membuka pintu kamar.

BRAAK!!

"Brengsek kalian!!"

Nana dan pria itu sangat terkejut melihat Aris datang dan masuk ke dalam kamar dengan mata yang memerah menahan amarah, apalagi saat ini kondisi Nana sudah setengah bugil. Wanita itu benar-benar ketakutan karena rencananya pasti sudah terbongkar.

"Ayang, ka-kamu udah dari tadi, aku akan jelaskan sama kamu!"

Plak! bruk!

Aris menampar pipi Nana dan melemparkan buket bunga yang tadi di bawanya ke arah wajah Nana.

"Hey, jangan sentuh Nana!" teriak pria tadi yang langsung menyembunyikan tubuh Nana di belakang tubuhnya saat melihat Aris akan menampar wajah kekasihnya.

"Cih, jijik aku menyentuhnya, dasar brengsek!"

Aris langsung melayangkan pukulan ke perut pria yang sok pahlawan itu.

"Cukup Aris, Reihan! sudah!" Nana menengahi perkelahian itu.

Aris langsung tertawa sinis, apakah wanita ini merasa bahwa mereka sedang memperebutkannya.

"Kau, pria brengsek! bawa wanita ini keluar dari apartemenku! KELUAR!!"

"Aris, tolong jang…!"

"KELUAR SEKARANG!!"

Nana dan pria bernama Reihan itu langsung mengambil sisa baju mereka yang tergeletak di lantai dan langsung keluar dari apartemen tersebut.

Aris langsung terperosot ke lantai, lututnya langsung terasa lemas seketika, dadanya sakit, kepalanya pusing, tapi dia tidak bisa menangis sama sekali, dia hanya merasa sangat kecewa, bahkan yang dia takutkan adalah kekecewaan yang sangat besar dari keluarganya. Dari awal sebenarnya sang ibu tidak menyukai Nana sama sekali, tapi berkat bujuk rayu Aris dan kepiawaian Nana yang bisa meluluhkan hati sang ibu.

Tapi nyatanya dia telah salah membawa calon menantu, Aris benar-benar tidak bisa berpikir untuk saat ini.

"Rara!"

Ya, dalam pikirannya yang kalut, entah kenapa Aris malah memikirkan Rara, dia ingin sekali bertemu dengan mantannya itu. Akhirnya dia pun bangkit dan langsung bergegas ke butik Rara.

Flashback off.

###

"Ra,, Aura,, aahhh!!"

"Aura, gue cinta sama elo!"

"Aaahhh!!"

Rara hanya bisa memejamkan matanya sambil terus mengeluarkan air matanya.

"Ris, yang kita lakuin ini salah!"

"Gak, Ra! gue tahu lo masih ada perasaan cinta sama gue, dan hanya lo yang akan jadi istri gue!"

Plak!!

Rara benar-benar sangat marah dengan kelakuan Aris yang sudah kelewatan terhadap dirinya.

"Lo berfantasi liar lagi nyetubuhin gue?" Rara mendorong tubuh Aris yang berada di atasnya, pria itu mencium bibir Rara dengan paksa, membuat wanita itu mengeluarkan air matanya karena merasa bersalah dengan Nana.

"Sory, Ra! gue khilaf, gue lagi stres!" Aris langsung berdiri dan berjalan ke arah sofa yang berada di dalam kamarnya.

"Lo nyium gue dengan brutal, bahkan otak lo udah ngebayangin hal-hal yang enggak-enggak sama gue, nyebut-nyebut nama gue! pake acara mabuk segala, badan lo bau alkohol, dan apa lo gak merasa bersalah sama Nana kalau lo nglakuin semua ini sama gue!!" jujur Rara sempat terbuai dengan ciuman Aris tadi, bahkan dia pun menikmatinya.

Rasa mantan itu memang berbeda apalagi mantan terindah.

"Jangan nyebut nama itu lagi di hadapan gue, Ra!"

Bersambung.