"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Seusai perdana menteri ditahan dan dihukum, ratu Reviya dan kedua putrinya pergi dari ruang penghakiman. Ibu tiri dan kedua putrinya melewati Yarana dengan senyuman lebar, sedangkan yang diberikan senyuman hanya bisa merinding. Lalu, Raja Bellvana pun menghampiri Yarana dan Nares.
“Terima kasih nak. Berkat kalian berdua, kini kerajaan Bellvana bersih dari tuduhan dan gosip miring tentang pembunuhan yang terjadi.” Raja Bellvana sangat kagum pada Nares juga Yarana.
“Sebenarnya, yang paling berjasa adalah Na.. eh tidak maksudku pangeran Nares. Pangeran Nareslah yang menemukan banyak barang bukti dan saksi. Juga ia yang telah menyelamatkan aku dari paviliun yang terbakar.” Yarana hampir saja menyebut Nares dengan nama tanpa gelar pangeran. Detektif juga menjelaskan bagaimana Nares bisa menyelamatkan dirinya yang sedang terjebak di paviliun yang terbakar.
Alasan Nares pada yang mulia raja adalah: Ia tak sengaja melihat gerombolan asap dari paviliun saat berada di daerah Mellvana, alhasil Nares pun berhasil menyelamatkan Yarana.
“Terima kasih Nares, kau telah berjasa sebab telah melindungi putriku.” Raja Bellvana mendengar alasan Nares tidak langsung membawa Yarana pulang adalah karena takut bahwa perdana menteri akan mencelakai putrinya(Alasan yang benar, tapi alasan sesungguhnya adalah karena mereka memutuskan bekerja sama untuk mencari tahu pembunuh yang sesungguhnya).
“Karena itu, aku menghadiahkanmu sebuah permintaan.” Lanjut raja Bellvana berbicara padanya.
“Tidak yang mulia. Aku tidak ingin apapun.” Nares menolak dengan menggeleng pelan.
“Tak boleh menolak. Ini adalah salah satu bentuk terima kasih raja Bellvana terhadap dirimu.” Raja Bellvana terus berharap Nares mengucapkan sebuah permintaan. Nares terlihat berpikir sejenak lalu menjawab sang raja.
“Bila anda memaksa. Maka aku punya satu permintaan.”
“Permintaannya adalah, meminta izin untuk menginap disini selama beberapa minggu. Masih ada beberapa hal yang harus dipelajari dari kerajaan Bellvana.” Nares mengucapkan sebuah permintaan yang sederhana bagi raja Bellvana.
“Hanya itu pangeran Nares?” Raja Bellvana memastikan bahwa permintaan Nares diucapkan dengan sungguh-sungguh.
“Benar Yang Mulia, hanya itu.” Nares dengan wajah datar nya menatap yang mulia raja.
“Baiklah, tanpa kau minta pun aku sangat mengizinkannya. Silahkan menginap selama yang kau inginkan.” Raja Bellvana mengabulkan permintaan pangeran Nares.
Raja Bellvana kembali menatap putrinya, “Tetaplah di kerajaan ini, jangan kemana-mana. Ayah tidak akan membiarkanmu dalam bahaya lagi.” Raja Bellvana mengusap kepala Yarana. Detektif sedikit canggung, karena didunia asalnya ia sudah tidak memiliki orang tua.
“Iya Yang Mulia.” Yarana menjawab seraya tersenyum tulus dan sedikit menampilkan wajah yang terkesan canggung. Selepas berbincang-bincang sedikit dengan putrinya, yang mulia raja beranjak keluar dari ruang penghakiman. Sepertinya yang mulia raja masih sedih dan sangat terguncang, meski begitu ia sedikit merasa bahagia dengan kembalinya putrinya kekerajaan Bellvana. Raja pun memutuskan beristirahat keruangannya dan meninggalkan Yarana dan Nares yang masih berada disana.
“Nares.” Yarana melihat ke arahnya dengan wajah yang heran.
“Iya.” Nares yang biasanya menjawab Yarana dengan ketus dan dingin, kali ini Yarana merasakan sedikit perubahan intonasi yang ada pada nada bicaranya..
“E-eh kenapa kau meminta permintaan begitu?” Yarana mengajukan pertanyaan yang sejak tadi ia bendung.
“Karena, aku harus memastikan kau kembali ke dunia asalmu dengan selamat.” Ucap Nares dengan nada yang sangat sopan, membuat pipi Yarana seketika merah merona.
“Kenapa pipimu tiba-tiba merah? Apa kau sedang demam?” Diantara banyaknya kelebihan Nares, satu kekurangannya. Yaitu kurang kepekaan. Tidak apa-apa, bagi Yarana ini adalah hal yang baik( Atau sebaliknya?).
“Ti.. tidak.” Yarana memutar kepalanya dengan cepat.
“Ke-kenapa kau harus memastikan hal itu?” Yarana berusaha menahan rasa salah tingkahnya. Ia tidak mau merasa terlalu percaya diri.
“Karena, aku tidak mau kau terjebak seperti diriku disini.” Nares menjawab lagi dengan santai. Sejujurnya, Nares juga takut terjadi sesuatu pada Yarana lagi seperti kejadian yang ada di paviliun, maka dari itulah ia memutuskan menjaga detektif sampai ia benar-benar telah berhasil kembali ke dunianya.
“Huftt, sepertinya aku saja yang terlalu berlebihan.” Bisik hati Yarana. Pipinya tetap terlihat merah walau tidak semerah sebelumnya.
“Yasudahlah, aku akan beristirahat. Sampai jumpa.” Nares berlalu meninggalkan Yarana di depan ruang penghakiman, tak lupa ia melambaikan tangan dari kejauhan meski tidak menolehkan badannya ketika melambaikannya.
Detektif yang melihat Nares telah pergi, pun juga melangkah balik untuk kembali ke kamarnya.
“Lagipula, kalau ia suka juga untuk apa. Toh, Nares juga tidak akan bisa kembali kedunianya. Aku rasa, memang lebih baik bagi kami untuk tak memiliki rasa apapun terhadap satu sama lain.” Pikiran detektif yang terus berputar di kepalanya saat sedang melangkah ke kamarnya.
“Tapi, kenapa aku merasa sedih saat akan meninggalkannya sendiri di zaman ini.” Yarana alias detektif menatap benang hitam yang melingkar di tangannya. Kini, benang itu hanya tersisa enam. Yang berarti, ia hanya perlu melakukan enam kebaikan lagi didunia ini.
“Putri Yaranaa..” Vello dengan perasaan yang senang dan bersemangat melihat Yarana kini telah kembali dengan kondisi yang baik-baik saja.
“Hai Vello, senang sekali melihatmu kembali.” Yarana menyapa Vello juga dengan riang gembira.
“Maafkan aku putri. Kalau saja aku berjaga di depan pintu dengan baik, ini semua pasti tidak akan terjadi.” Vello tiba-tiba saja sedih kembali mengingat keteledorannya yang tanpa sengaja membuat Yarana dalam bahaya.
“Sudahlah tidak apa.”
“Tapi, kau sedang dimana saat itu terjadi Vello?” Yarana tiba-tiba terpikir sesuatu. Vello tidak mungkin meninggalkannya kecuali ada bangsawan yang memerintah Vello melakukan sesuatu.
“Ratu Reviya memintaku untuk mengambil beberapa buah di pohon, lokasinya pohonnya berada disekitar sungai. Jadi aku pergi kesana. Saat sudah mendapatkan beberapa buah, tiba-tiba saja terlihat kobaran asap yang memenuhi langit.” Vello menjelaskan pada Yarana apa yang terjadi hari itu. Detektif ini, merasa ada yang janggal dengan apa yang terjadi di paviliun. Untuk apa, ratu Reviya meminta Vello mengambil buah yang berada di pohon? Padahal kerajaan Mellvana menyediakan begitu banyak buah-buahan untuk tamu-tamunya.
“Ada apa tuan Putri? Apa ada sesuatu yang salah?” Vello memperhatikan Yarana yang kelihatannya sedang memikirkan sesuatu.
“Tidak, tidak ada. Apa yang mulia raja tahu soal ini?” Yarana memastikan dulu tentang kecurigaannya.
“Iya, beliau tahu. Dan benar, ratu Reviya sebelumnya memang meminta izin pada raja Mellvana sebelum ke paviliun, untuk mengambil buah yang ada dipohon.” Informasi tambahan dari Vello membuat Yarana berpikir lagi, bagaimana ratu Reviya tahu kalau di paviliun ada pohon? Bukankah ini pertama kali nya ratu Reviya ke paviliun? Banyak sekali hal-hal yang janggal disini, pikir Yarana.
“Baiklah Vello, aku akan pergi beristirahat dulu. Kau istirahatlah juga.” Setiap detektif akan beristirahat, ia pasti juga akan menyuruh Vello untuk beristirahat. Vello hanya mengangguk tersenyum lalu menutup pintu kamar Yarana dari luar, agar Yarana bisa beristirahat dengan baik.
Setelah pintu kamarnya ditutup, Yarana menatap kosong kearah jendela kamarnya, seraya berujar;
“Aku harus memecahkan kepingan akhir dari kasus ini sebelum aku pergi dari dunia ini!” Detektif memutuskan untuk menyelidiki kasus ini, agar memutus akar masalah putri Yarana asli. Agar ketika raga itu kembali, ia tak perlu takut menghadapi dunia kerajaan yang penuh dengan manusia-manusia jahat dan bermuka dua.
**bersambung**
Author:Terima kasih buat yang menyempatkan diri untuk baca cerita ini sampai dibab ini. Jangan lupa like yaa biar author semangat updatenyaaa...
kamsahamnida yareobun 😁
😁🔥