~ Zhivana Khoirun Nisa ~
Seorang gadis bercadar yang mengalami kecelakaan tragis, harus kehilangan penglihatannya. Belum lagi kabar duka kalau kedua orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan itu.
Hingga suatu hari, tanpa diduga teman masa kecilnya yang dua tahun lebih muda dari zhivana akan menikahinya secara mendadak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewiprnmsi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 : Rencana Pulang
"Aku yakin, jika dua orang sudah ditakdirkan untuk bersama, maka dari sudut bumi manapun meraka berasal pastilah mereka akan bertemu.”
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Setelah mata kuliah arrsyad selesai semua, arrsyad memutuskan untuk pergi menemui profesor yohanes untuk meminta izin selama lima hari bahwa dirinya tidak akan masuk kampus karena akan pulang ke indonesia.
"Semoga alasan yang ku buat bisa diterima." Batin arrsyad.
Sampai di depan pintu rungan direktorat, arrsyad menghembuskan napasnya pelan. Arrsyad mengetuk pintu dan langsung di suruh masuk.
Pintu terbuka terlihatlah seorang pria paruh baya memakai jas rapi dengan warna serba hitam tidak lupa kacamata hitam yang bertengger di kedua matanya, umur nya sekitar lima puluh sembilan tahunan, rambutnya yang sudah memutih dengan bagian depannya yang sudah botak.
Arrsyad membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.
"Good afternoon professor."
"Yes, have a seat."
Arrsyad mendudukan dirinya di hadapan profesor yohanes. Tubuhnya yang jangkung terlihat sangat tegak dan gagah.
"Apa ada yang ingin kamu katakan padaku."
"Ya, ini tentang saya yang akan meminta izin untuk tidak masuk kampus dulu."
Profesor yohanes tersenyum pada arrsyad, ia menatap lekat salah satu mahasiswa nya yang sangat pintar ini.
"Pantas saja para pelajar disini sering membicarakan pemuda ini, ternyata dia sangat tampan. Selain tampan dia sangat pintar." Batin profesor yohanes
"Your name is arrsyad."
" Yes, I am arrsyad a student from Indonesia."
"Mengapa Anda ingin pulang, saya ingin mendengar alasan yang jelas untuk ini."
Arrsyad kembali menghembuskan napasnya secara pelan. ia sangat berharap profesor yohanes dapat memberinya izin untuk beberapa hari saja agar ia bisa pulang dulu ke indonesia sebelum ujian beasiswa di mulai.
“Saya mohon, beri saya izin selama lima hari untuk kembali ke Indonesia. Saya memiliki masalah pribadi yang harus saya selesaikan sendiri."
"Masalah pribadi, rupanya." Gumam profesor yohanes.
"Oke, saya izinkan anda pulang."
Arrsyad yang mendengar itu langsung tersenyum lebar, arrsyad berdiri dari tempat duduknya ia langsung membungkukkan badannya.
"Terima kasih banyak."
"Ya, saya harap masalah Anda teratasi dengan cepat."
Arrsyad tersenyum lalu pamit untuk pulang. Profesor yohanes hanya mengangguk dan menatap kepergian arrsyad.
Setelah keluar dari ruangan profesor yohanes, arrsyad merasa lega sekaligus senang karena arrsyad bisa pulang ke indonesia selama lima hari, dengan kepalanya yang menunduk arrsyad tersenyum kecil.
Berjalan menuju gerbang kampus, arrsyad berdiri di halte bus, tidak butuh lama bus pun datang, arrsyad langsung masuk ke dalam dan mendudukan dirinya di kursi belakang.
Arrsyad mengambil hp yang berada di dalam saku jaket, ia berniat untuk memesan tiket pesawat, arrsyad memilih jadwal penerbangan pagi agar lebih cepat sampai.
"Lihat saja kak reno aku akan memberikan kalian semua kejutan." Batin arrsyad.
***
Di Rumah Kiai Husen
Di rumah kiai husen kini tengah banyak orang untuk membantu mempersiapkan jamuan untuk acara pengajian nanti malam, acara pengajian ini khusus untuk azwar dan zhivana. Para ibu-ibu sudah heboh di dapur untuk membuat berbagai macam makanan. Ada banyak bahan-bahan untuk dimasak, bumbu yang lengkap sudah tersedia dengan berbagai macam, para tetangga kiai husen serta santri wanita sudah ikut membantu.
Umi aisyah sekarang tengah heboh sendiri, bagaimana tidak ia sangat khawatir ada yang kurang untuk acara nanti malam, umi aisyah lah yang merencanakan ini semua kiai husen sebagai seorang suami tentu sangatlah mendukung istrinya. Walau menguras isi dompet tapi tak apa ini semua niat yang bagus, apalagi acara pengajian ini juga untuk azwar dan juga zhivana.
Para ibu-ibu sebagian di dapur untuk memasak, sebagian lagi di bagian ruang tengah untuk memotong atau mengolah bumbu, sedangkan para santri putri yang hanya sekitar delapan orang, membantu untuk membungkus makanan yang sudah siap ke dalam box plastik bening untuk dibagikan nanti.
Sementara itu kiai husen, azwar dan fazal sedang duduk bersantai di balkon kamar azwar, untuk menghindari hebohnya para ibu-ibu dibawah sana. Semilir angin menerpa mereka bertiga, terasa sejuk dan segar. Kiai husen duduk bersila di depan fazal sementara azwar duduk di sisi kiai husen. Sudah lima belas menit yang lalu mereka duduk bersama di teras balkon.
Fazal menatap sang kakak lalu tersenyum manis, azwar yang melihat adiknya tersenyum padanya membalas senyuman fazal.
"Abi aku masih tidak percaya sebentar lagi kakak akan segera menikah" Ucap fazal.
"Kakak mu kan sudah sangat dewasa jadi dia harus segera menikah, supaya dirinya ada yang mengurus"
Kiai husen mengusap kepala fazal yang tertutup peci hitam, kiai husen tau fazal sangat menyayangi kakaknya, ia sangat beruntung memiliki dua orang putra yang saling menyayangi.
"Nah fazal kau harus menjadi seperti kakak mu dia sangat taat pada perintahnya alloh, cerdas dan sangat bertanggung jawab. kakak mu itu sangat sayang pada abi dan umi"
Azwar tersenyum miris saat abi nya berkata seperti. Hatinya terasa teriris, ia jadi teringat dengan penyakit yang sekarang sedang ia rasakan. Sebenarnya azwar sering merasakan sakit tapi ia hanya bisa menahannya.
Fazal menatap kakaknya lalu tersenyum kembali.
"Kak saat kau menikah nanti jangan lupa kau harus selalu memberikan pelajaran tambahan agar aku bisa mengimbangi kecerdasan mu"
"Tentu aku kan kakak mu pasti aku akan selalu membimbing dan mengajarimu sampai kapan, pun"
Kiai husen menatap azwar. Ia merasa aneh dengan anak sulungnya semenjak pulang dari kairo azwar semakin kurus saja, wajah azwar juga sering terlihat pucat bahkan sekarang azwar sering keluar rumah entah pergi kemana kiai husen sendiri sudah menanyakan pada azwar. Tapi, azwar selalu bilang bahwa dirinya ada urusan.
"Azwar" Panggil kiai husen, raut wajahnya terlihat sangat khawatir.
"Ya, ada apa bi"
"Entah kenapa abi merasa bahwa kamu menyembunyikan sesuatu dari kita semua, tolong bicaralah nak abi sangat takut terjadi sesuatu dengan, mu"
Azwar tersenyum lalu meraih tangan kanan abinya untuk azwar ngenggam.
"Percayalah aku baik-baik saja, abi tidak perlu khawatir seperti itu. Buktinya sekarang aku sehat dan masih berada di depan abi"
Kiai husen merasa tangan azwar dingin dan bergetar, ia menatap lekat wajah azwar ia yakin sesuatu telah terjadi pada azwar, tapi azwar menyembunyikan nya.
Setiap harinya rasa khawatir ini semakin besar, menghantui pikiran kiai husen, entah mengapa ia merasa azwar semakin hari semakin lain, seperti bukan azwar yang dulu, yang penuh dengan semangat dan selalu energik.
"Kak kau baik-baik saja, kan." Tanya fazal yang ikut khawatir dengan perubahan kakaknya yang sekarang.
Azwar hanya mengangguk saja pada fazal. Azwar tak ingin semua orang ikut khawatir karena dirinya.
"Nak kalau ada apa-apa tolong beritahu abi atau umi, mu"
"Insya allah, abi doa kan saja semoga azwar selalu diberitakan kesehatan oleh allah swt" Ucap azwar dengan tersenyum lembut pada kiai husen.
"Pasti, nak."
Merekapun berbincang-bincang membicarakan seputar pelajaran agama dan pesantren. Sesekali terdengar suara tawa dari fazal karena disela-sela ceramahnya sang abi selalu saja ada hal lucu.
***
Amerika Serikat
Di depan gedung apartemen yang menjulang tinggi, arrsyad dan adzril tengah duduk dikursi dengan meja bulat yang cukup besar, berbincang-bincang ditemani segelas coklat panas dengan asap nya masih mengepul ke udara, udara yang sangat dingin membuat arrsyad dan adzril menggunakan jaket mantel tebal, semilir angin yang menerpa permukaan kulit wajah arrsyad membuat bibirnya pucat begitu pula dengan adzril.
Arrsyad menyeruput coklat panas itu tanpa meniupnya terlebih dahulu, dua tegukkan dirasa cukup arrsyad kembali meletakkan gelas itu diatas meja. Terdengar jelas suara mesin mobil beroda empat di sebrang jalan sana, lampu-lampu yang bercahaya disetiap area jalan nampak bersinar terang, orang-orang yang tinggal diapartemen yang sama dengan arrsyad masih terlihat berlalu lalang disekitar dirinya berada.
"Amerika dingin banget" Ucap adzril yang sudah kedinginan.
Adzril menangkupkan kedua tangannya, ia meniup tangannya itu agar tubuhnya terasa hangat padahal kaos tangan rajut yang adzril gunakan sudah cukup tebal. Tapi udara dingin malam ini begitu menyengat sampai ke tulang.
"Tulang tubuh ku bisa-bisa membeku."
Arrsyad yang mendengar celotehan dari temannya itu hanya tersenyum kecil saja. Sudah tahu udara di amerika dingin tapi adzril malah memaksa arrsyad untuk mengobrol di luar gedung.
"Kamu sendiri yang ngajak kesini"
Arrsyad melipat tangannya di depan dada, wajah tampan dengan kulit putih, tidak lupa juga alis tebal dan hidung mancung yang arrsyad miliki tampak sangat mempesona di malam hari. Rambut hitam pekat itu tertiup angin seolah-olah sedang manari-nari dengan seiringnya angin yang menghembus.
"Aku tahu itu, tapi di dalam sana aku sangat bosan."
Adzril menyenderkan tubuhnya di kursi dengan kepala yang menghandap ke atas.
"Besok aku mau pulang dulu"
"Pulang kemana maksudnya?"
"Indonesia"
Adzril membenarkan posisi duduknya menjadi tegap kembali, adzril memicingkan matanya pada arrsyad ia merasa tak percaya bahwa arrsyad akan pulang ke indonesia.
"Serius, kamu akan pulang besok."
Arrsyad mengangguk.
"Emang kamu udah bicara dengan pihak kampus."
"Udah tadi siang."
"Kenapa harus pulang segala, bukannya sebentar lagi ada ujian beasiswa khusus untuk pelajar yang pintar."
Arrsyad menghembuskan napasnya, lalu menatap adzril yang tengah menatap dirinya dengan tatapan mengintimidasi.
"Mau ngancurin pernikahan orang" Ucap arrsyad dengan santainya.
Adzril yang mendengar itu langsung membulatkan matanya seolah-olah tidak percaya dengan ucapan yang ia dengar barusan.
"Ku menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku"
Arrsyad yang mendengar adzril menyanyi seperti itu langsung mengerjitkan dahinya, karena aneh dengan sikap adzril.
"Kenapa nyanyi lagu, itu?"
" Ya, tiba-tiba saja aku teringat dengan film suara hati istri. Emak ku suka nonton, jadi tiap aku lewat ke ruang tengah aku sering dengar nyanyian itu" Ucap adzril dengan polosnya.
"Lalu kenapa kamu nyanyi lagu itu dihadapan, aku?"
"Kan kamu pelakor, ya otomatis lagu itu cocok buat si korban nanti"
"Kamu percaya kalau aku akan berbuat seperti, itu."
Adzril berpikir sejenak untuk memikirkan ucapan arrsyad tadi. Benar juga mana mungkinkan arrsyad melakukan hal sebodoh itu. Adzril menatap arrsyad kembali, lalu menggelengkan kepalanya.
"Benar mana mungkin kau melakukan hal bodoh seperti itu"
Arrsyad memutar bola matanya malas, menurut arrsyad adzril itu ada-ada saja pemikirannya terlalu konyol, mana mungkin dirinya melakukan hal rendah semacam itu demi mendapatkan seseorang yang sudah milik orang lain.
"Lalu untuk apa kamu pulang, apa ada masalah?"
"Hem"
"Masalah apa."
"Ini terlalu pribadi, kau tau sendiri kan aku orangnya, bagaimana."
Adzril mengangguk saja, ia paham maksud arrsyad bagaimana, selama ini juga arrsyad tidak terlalu banyak bercerita tentang dirinya pada adzril.
"Semoga saja masalah mu cepat, selesai."
"Terimakasih."
Hening
Mereka saling terdiam dengan pikirannya masing-masing, adzril mengambil gelas yang berisi coklat yang tadinya panas sekarang sudah menjadi dingin, adzril meneguk nya sampai habis tak tersisa, lalu meletakkan kembali gelas yang sudah kosong itu dimeja.
Malam semakin larut, angin bertiup semakin kencang membuat udara malam semakin dingin. Arrsyad sudah merasa dirinya mengantuk, bahkan arrsyad sudah menguap beberapa kali menandakan bahwa tubuhnya sudah harus segera beristirahat.
"Sebaiknya kita masuk ke dalam." Ucap adzril yang melihat arrsyad sudah menguap karena mengantuk.
"Baiklah"
Arrsyad beranjak dari tempat duduknya, ia langsung masuk kedalam apartemen dengan diikuti oleh adzril dari belakang.
'
'
Bersambung
tpi mantap 👍
semangat thor ceritanya bagus banget.
like and vote back ya... 😍😍😍
soalnya dia aktor China kan😊
pokoknya dia pernah main dracin tapi lupa judulnya 😌😌