NovelToon NovelToon
Cinta Arjuna

Cinta Arjuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cintapertama
Popularitas:510
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

I Ketut Arjuna Wiwaha — atau Arjun, begitu orang-orang memanggilnya — pernah jatuh dalam perasaan yang salah. Cinta terlarang yang membuatnya kehilangan arah, membuat jiwanya hancur dalam diam.
Namun, saat ia hampir menyerah pada takdir, hadir seorang gadis bernama Saniscara, yang datang bukan hanya membawa senyum, tapi juga warna yang perlahan memperbaiki luka-lukanya.

Tapi apakah Saniscara benar-benar gadis yang tepat untuknya?
Atau justru Arjun yang harus belajar bahwa tidak semua yang indah bisa dimiliki?


Dia yang sempurna untuk diriku yang biasa.
— I Ketut Arjuna Wiwaha


Kisah cinta pemuda-pemudi Bali yang biasa terjadi di masyarakat.


Yuk mampir dulu kesini kalau mau tau tentang para pemuda-pemudi yang mengalami cinta terlarang, bukan soal perbedaan ekonomi tapi perbedaan kasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29.

🕉️🕉️🕉️

"Ouh dinner, yaudah mauin aja." Jawab Sanis, namun hatinya tergetar hebat dengan mengatakan kalimat tadi. Juna merasa jika Sanis hanya bercanda mengatakan itu.

"Lo bercanda kan nyuruh gue dinner sama anak pejabat itu? Apa kata temen bapaknya?"

"Lah emang Lo kenal sama bapaknya?" tanya Sanis pada Juna yang menggelengkan kepalanya.

"Enggak , ya tapii ...."

"Emang lo punya masalah sama bapaknya? Yang ngajakin siapa kan anaknya bukan Lo."

Benar juga kata Sanis, Juna tak kenal bapaknya Pancali dan dia juga gak ngajakin anaknya dinner kan ya.

"Iya juga ya ...-"

"Gak usah ngeyel deh loo, kalau Lo suka sana ajah pergi." Usir Sanis yang kesal padanya. Juna dengan wajah bingungnya heran dengan sifat Sanis yang tiba-tiba berubah menjadi kesal padanya.

Juna terkekeh geli melihat tingkah Sanis padanya, sangat menarik untuk di sulut sekarang.

"Lo nyuruh gue pergi aja sama dia kan?" tanya Juna yang mendekat ke arah Sanis yang mencoret kanvasnya membelakangi cowok itu.

"Iya, pergi aja sana!" Juna yang tertawa mendengar jawaban dari Sanis.

"Pedes juga mulut Lo ya,"

"Sok tau Lo, ngatain mulut gue pedes nyicip aja enggak." Gumam Sanis yang tetap tak peduli dengan keberadaan Juna di belakang punggungnya itu.

"Ouh boleh juga ya, gue harus tau bibir Lo pedes apa enggak." jawab Juna yang menahannya dengan memeluk tubuh gadis itu dari belakang.

"Juna! Lo ngapain?" Sanis berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Juna. Tapi nihil gadis itu tak bisa melawan kekuatan cowok ini.

Cowok itu tersenyum smirk dan menempatkan dagunya di leher jenjang gadis itu, Sanis risih? Tentu saja, dengan insting lelakinya Juna melakukan sesuatu yang tak ia duga ternyata.

"Kenapa Lo ngusir gue, padahal yang lain belum datang?" tanya Juna lembut pada Sanis, gadis itu tak menjawab pertanyaan dari Juna.

"Gue gak apa-apa kok sendiri, Lo pergi aja sana dinner." Sekali lagi ia mengatakan itu padanya, hatinya lagi-lagi bergetar hebat dan terasa berat.

"Ngapain gue dinner sama Pancali ? kan kita sudah dinner," Juna berbisik di telinga gadis itu seakan membeku. Juna melepaskan pelukannya dari Sanis dan kembali ke tempat duduknya.

Tempat mereka saat ini adalah balkon Sanis yang dimana ada pemandangan indah, namun bedanya mereka ada di balik jendela kaca transparan itu. Sanis pergi keluar balkon dan duduk di salah satu bangkunya.

Dengan apa yang dilakukan Juna tadi, ia penasaran dengan aksi gilanya itu. Sanis masih biasa saja sebenarnya, tapi ia tau di baliknya gadis itu bimbang dengan hatinya . Mungkin bisa saja rasa percaya gadis itu padanya tiba-tiba menipis.

"Nis," panggil Juna yang merasa bersalah karena telah membuat gadis itu takut.

"Sorry, gue gak sengaja." ucap Juna pada Sanis yang membalikkan badannya, gadis itu menangis ?

"Gue takut sendirian." Gadis itu memeluk tubuh kekar cowok itu, yang membuat Juna terkejut. Juna tersenyum dalam diam, kenapa hatinya berbunga?

"Udahlah jangan nangis nanti kak Ras marah sama gue lagi," Sanis tertawa mendengar pernyataan dari Juna.

"Yaudah Jun, kita lanjut."

"Nis," Juna menarik tangan Sanis dan kembali duduk di dekatnya. Menggenggam tangan gadis itu dengan rasa yang disalurkan dari hatinya.

"Lo masih percaya kan sama gue?" tanya sekali lagi pada Sanis dengan tatapan matanya membuatnya tidak bisa berkutik lagi.

"Kapan gue gak percaya sama Lo," jawabnya lagi, mata mereka bertemu seakan dunia berhenti, jantungnya berdebar kencang.

Wajah manis gadis itu adalah candu untuk Juna dan mata indah dari Juna adalah hal yang tak bisa di lupakan bagi Sanis.

Juna menahan kedua tangan gadis itu berada di dada bidangnya, Sanis mengukir senyum manisnya. Begitulah sebaliknya Juna menatap gadis manis ini membalas pelukan pinggulnya erat.

Mengikis jarak wajah, memejamkan matanya menikmati angin malam dengan rasa hangat tak dapat menembus kehangatan kedua insan ini.

"PAAAAKEEEET!"

Sanis mendorong dada bidang Juna kuat dan bangun dari tempat duduknya lalu melihat ke bawah ada dua orang pria disana.

"BLI YAN? "

"KAK RAS?"

Mereka menghampiri dua pria itu ke depan gerbang rumahnya. Dua kakak mereka sudah datang, hari sudah larut saja mereka datang dari rumah sakit.

"Loh kak Ras, tukang paketnya mana ?" tanya Juna pada Raspati yang menatapnya tajam. Sanis menggerutu karena pertanyaan dari Juna itu.

Semua laki-laki itu tertawa, dan Sanis bingung dengan pembicaraan para pria itu dengan Juna.

"Nis kamu istirahat aja ya, ini juga dah malam." Raspati meminta Sanis untuk tidur terlebih dahulu.

"Nanti aja kak Ras, lagian ini belum selesai." ucap Sanis yang mengambil kuasnya itu. Gadis pecinta warna itu selalu saja melupakan tidurnya sekarang.

"Sebenarnya ini lumayan malam sih ya, Lo ngelupain jam tidur?" tanya Juna pada Sanis yang tersenyum dan masih fokus pada lukisannya.

"Jadi itu? Ternyata murid kesayangan gue gak main-main ya." Wayan tertawa kecil melihat kegigihan dari Sanis.

"Nis, kakak harap kamu tidak melupakan kesehatan juga. Karena ini proyek sekolah kan, siapa saja bisa membuatnya. Anak-anak lain memang seperti itu, dan kamu juga jangan maksain." Nasihat dari Wayan membuat gadis itu mengerti maksud gurunya itu.

Dari dulu yang maju cuma Sanis dan yang lain masih belum yakin dan Juna juga mulai maju dengan sedikit kemampuannya untuk berprestasi juga.

...................

Mereka berdua bertukar ide dengan kreasi lukisan mereka berdua, menambah lukisan di galeri setiap bulannya.

"Sanis wajahmu pucat," ucap Raspati yang sedang memperhatikan Sanis melukis dengan sedikit lemas.

Tiba-tiba Sanis pingsan, sudah di duga. Gadis ini melupakan tidurnya sekarang.

"Huuh, aku sudah duga." Raspati bergumam lirih melihat Sanis yang keras kepala.

"Lo lihat Sanis jadi begini." ucap Wayan yang memarahi Raspati.

"Ya, gue harus gimana?"

Sibuk berdebat Juna tetap menjaga Sanis, dengan telaten ia membawa gadis itu ke kamarnya. Ia tau ini tak sopan, lalu kakaknya juga gak becus mengurus adiknya ini.

Juna merebahkan tubuh Sanis di tempat tidurnya dan menaikkan selimutnya, ia memeriksa dahinya terasa panas. Lalu ia pergi ke dapur untuk mengambil kompres.

"Hmm kak Ras gak becus emang." ucap Juna di depan Raspati yang baru masuk ke kamar Sanis. Dengan wajah yang malu pria itu hanya terkekeh kecil.

"Menurut Lo Juna gimana ?" tanya Wayan pada Raspati yang menganggukkan kepalanya.

"Boleh juga, tapi ingat dia beranjak dewasa dan mungkin hasrat prianya akan muncul." Raspati tertawa kecil dan menatap tajam Wayan.

"Lo harus tanggung jawab, kalau Sanis kenapa-napa,"

"Juna didikan gue, Lo tenang aja."

....................

Sanis membuka matanya dan dia melihat Juna bersandar di sofa kamarnya, ia merasa bersalah. Sanis melihat jam dinding pukul 23.00 WITA. Harusnya Juna sudah pulang dan ia ingat tadi ada kakaknya juga disini.

"Juna." Sanis menghampirinya dan segera memintanya untuk pulang. Cowok itu terusik dengan sentuhan Sanis, ternyata Juna kaget. melihat Sanis. Gadis itu terjatuh di atas dada Juna. Mereka saling bertatapan, jantungnya berdetak kencang seakan dunia berhenti.

"Juuna ayo pu ....-"

.

.

.

.

.

.

.

..

.

.

.

Dah lah :)

Bersambung .......

1
LyaAnila
wah. kalau gitu kalian akur-akur ya jangan ribut 🥰
LyaAnila: aku udah mampir kak. ditunggu di ceritaku juga ya makasih👍
total 1 replies
LyaAnila
lha bisa-bisanya kok gitu. bapaknya nikah lagi kah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!