 
                            "Kamu selingkuh, Mas?" 
"Vina, Mas bisa jelaskan! Ini bukan seperti apa yang kamu lihat." 
"Bukan, terus apa? Kamu... kamu berciuman dengan perempuan itu, Mas. Terus itu apa namanya kalau bukan selingkuh?" 
***
"Vina, bukannya kamu mencintai, Mas?"
"Maaf! Aku sudah mati rasa, Mas." 
***
Vina, harus terpaksa pura-pura baik-baik saja setelah suaminya ketahuan selingkuh. Tapi, ia melakukan itu demi bisa lepas selamnya dari suaminya. 
Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, Vina tentu langsung melepaskan pria yang menjadi ayah dari anaknya. 
Kejam? Tindakan Dimas yang lebih kejam karena menghianati cinta sucinya. Padahal Vina selama menjadi istri tidak pernah menuntut apa-apa, ia selalu menjadi istri yang baik dan taat. Tapi ternyata ia malah diselingkuhin dengan mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iindwi_z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanda di leher.
Dimas membuka matanya saat merasa ada yang menyentuh bagian tubuhnya, ia pikir itu adalah Lara yang kembali. Tapi, nyatanya bukan. Dimas membelalak saat itu adalah perempuan lain.
Dengan suara terbata-bata Dimas membuka suaranya, takut kalau tiba-tiba perempuan itu ada perempuan jelmaan siluman, mana ia tidak mengunakan apa-apa lagi. "Ka, kamu siapa? Kenapa kamu bisa ada di sini? Dan kenapa kamu menyentuh tubuhku?"
Sofi tersenyum genit, tangannya mengelus tubuh Dimas dari atas sampai bawah dengan gaya sensual. Tatapannya menunjukan ia menginginkan lebih dari ini. "Aku Sofi, aku pemilik kontrakan ini," jawabnya pelan.
Dimas memejamkan matanya, menikmati apa yang Sofi lakukan. Sebenarnya bisa saja Dimas menolak, tapi melihat cara Sofi, dan tatapan matanya, Dimas membiarkan saja. Toh Sofi yang mulai, bukan dirinya. Persetan dengan dosa, Dimas sudah banyak melakukan dosa sebelumnya.
Tangan Sofi berhenti tepat di tengah-tengah tubuh Dimas, mengelus benda yang sudah keras dan padat itu. "Apakah aku juga boleh merasakan ini, seperti Lara?" tanyanya.
Dimas tidak sanggup menjawab, ia hanya mendesis nikmat saat tangan Sofi mulai naik turun di bawahnya.
Sofi tersenyum melihat ekspresi yang diperlihatkan pria tanpa busana itu. "Aku tidak masalah dengan hubungan kamu dengan Lara, karena aku hanya butuh kenikmatan sesaat. Jadi, apakah kamu memberi aku izin juga bisa merasakan tubuh kamu seperti Lara?" tanya Sofi lagi.
Dimas tersenyum senang, karena merasa mendapatkan durian runtuh di siang hari. Dari wajah kelihatan usianya lebih tua darinya. Tapi, melihat tubuhnya yang begitu seksi, membuatnya mengagunkan kepalanya. Membiarkan perempuan itu bermain di atas tubuhnya. Bahkan, perempuan itu sudah melepaskan pakaiannya satu persatu.
Lara? Toh perempuan itu sekarang ada di rumah sakit, jadi Dimas bebas melakukan apa saja dengan Sofi sebelum dia pulang.
***
Mungkin Vina harus berterima kasih dengan Albian, berkat kakak kelasnya itu, Agam terlihat bahagia. Anaknya itu kembali ceria, bahkan sejak tadi begitu akrab dengan Albian, seakan mereka sudah saling mengenal begitu lama.
Mereka seperti keluarga harmonis, banyak pasangan mata yang melihat kearah mereka. Apalagi tawa Agam, benar-benar terlihat begitu renyah, membuat yang melihat ikut merasa bahagia.
"Om, nanti kalau Agam mau bermain lagi dengan Om Bian bagaimana?" tanya Agam, sepertinya anak itu sudah kecanduan bermain dengan pria dewasa itu. Maklum, sudah lama Agam tidak bermain bedua dengan ayahnya, ada rasa rindu di hatinya yang selalu dipendam.
Albian tersenyum, menoleh pada Vina yang sibuk makan buah. Meskipun masih ada kesedihan di mata teduh itu. "Kalau Agam ingin main dengan Om, Agam bisa minta Bunda untuk menghubungi Om langsung. Nanti Om akan datang buat bermain-main sama Agam lagi."
"Serius?" seru Agam, karena biasanya ayahnya tidak ada waktu untuknya. Tapi kenapa orang lain malah siap kapan saja untuk bermain dengannya?
"Hm, kalau Agam atau Bunda butuh teman. Atau mau main kemana pun, dan butuh supir, Om siap anterin kalian."
Vina yang sejak tadi diam menyahut. "Oh, jadi perkejaan kamu supir Kak? Jadi, mobil yang kamu pakai punya bos kamu?"
Albian ingin sekali menonyor kepala perempuan di depannya itu. Padahal, Vina ini tidak bodoh amat loh dalam pelajaran dulu.
"Emang ada supir yang tampan seperti aku Vina? Emang ada supir tampilannya keren seperti aku Vina?" tanya Albian langsung sambil menepuk dadanya.
Vina diam, benar kalau Albian ini tampan dan keren. Tidak cocok kalau jadi supir, malah kalau dia yang jadi pemilik mobil sangat cocok.
"Kenapa diam?" tanya Albian lagi, menatap wajah Vina dengan kesal. "Saya bukan supir Vina, bahkan saya juga bisa pecat suami kamu kalau kamu mau!"
Tawa Vina pecah, merasa kalau apa yang ucapkan kakak kelasnya itu hanya omong kosong.
Sedang Albian semakin mendengus sebal, lalu menatap Agam yang bingung kenapa bundanya tiba-tiba tertawa.
"Om, kenapa bunda tertawa? Apa ada yang lucu?" tanya Agam polos.
Albian mengangkat kedua bahunya. "Enggak tahu," jawabnya, lalu merogoh uang di suku celananya. "Ini Agam beli ice cream yang baru datang itu, siapa tahu bunda kamu tertawa karena mau ice cream!"
Agam menerima uang berwarna merah, dahinya mengerut seperti sedang berfikir. Karena, menurutnya orang yang kepingin sesuatu itu menangis, bukan malah tertawa. Tapi, Agam tetap berjalan di tempat Abang penjual ice cream yang berada tidak jauh.
"Aku bisa buat kamu lepas dengan suami kamu Vina, bahkan aku juga bisa menjamin hidup kamu dan Agam," ucap Albian, tatapnya masih tertuju pada Agam yang berbicara dengan penjual ice cream.
Vina menatap Albian, ada perasaan aneh mendengar itu. Tapi, ia menipisnya, karena mengira kalau semua yang Albian ucapkan adalah omong kosong.
Karena tidak ada tanggapan dari Vina, Albian menoleh, menatap perempuan yang sebenarnya sudah dari pertama bertemu ia sukai. "Aku tidak bohong Vina, aku akan membantu melepaskan kamu dari suami kamu. Tapi menikahlah denganku setelah itu, jadilah istriku. Aku bisa menjanjikan kesetiaan untukmu, bahkan aku akan memberikan kemewahan untuk kamu dan Agam."
Vina masih diam, ia bingung harus menjawab apa. Tatapan Albian terlihat begitu tulus, tidak ada kebohongan di mata itu.
***
"Aaah, Sofi... ternyata kamu lebih agresif dari pada Lara. Kamu lebih sempit dan nikmat!" ucap Dimas, nafasnya memburu, merasakan gelombang di hatinya. Di atasnya ada perempuan yang baru saja ia kenali, tapi sudah memberinya kenikmatan.
Mendapatkan pujian, Sofi semakin mempercepat gerakannya, apalagi saat Dimas sudah mencapai puncaknya lagi.
Dua sejoli itu saling memuaskan hampir satu jam lebih lamanya, ternyata apa yang tidak Dimas dapatkan dari Vina dan Lara, ia dapatkan dari Sofi.
Ternyata benar kata orang, semakin dewasa seseorang akan semakin banyak pengalamannya. Jadi, Sofi membuatnya begitu tergila-gila dengan gaya-gaya nya.
"Bagaimana kalau aku merindukan kamu Sofi?" tanya Dimas, mereka sekarang berpelukan dengan tubuh tanpa busana.
"Kamu tinggal datang ketampatku, tapi jangan sampai Lara tahu. Aku, tidak mau hubunganku dengannya berantakan."
"Hm, baiklah," Dimas memeluk tubuh Sofi begitu erat. "Tapi, sepertinya kamu harus pulang sekarang, karena Lara mungkin sebentar lagi akan pulang."
Sofi sedikit cemberut, tapi benar ia harus pergi. Jangan sampai Lara tahu kalau ia ada di sini dan habis bermain dengan pacarnya.
"Baiklah, tapi apakah aku boleh bertanya?"
"Apa?"
"Apakah kamu akan menikahi Lara?"
"Tidak, karena aku sudah punya istri."
Ah, jadi Lara hanya simpanan. Ucapnya dalam hati setelah itu langsung mengambil bajunya yang berserakan.
***
Dua puluh menit setelah kepergian Sofi, Lara pulang dengan anaknya. Setelah memastikan anaknya tidur dengan tenang di kamarnya, Lara masuk kamar sebelah untuk melihat Dimas.
Bibirnya membentuk senyuman saat Dimas masih tidur. Tapi, wajahnya berubah marah saat melihat leher dan dada Dimas ada tanda. Itu jelas bekas cupang.
Siapa yang melakukan itu pada Dimas? Atau, jangan-jangan Dimas melakukan dengan perempuan lain?
***
Note: terima kasih ya semuanya yang sudah baca ❤️
busettt pindah lobang sana sini moga moga tuh burung cepat pensiun dini biar nyaho
bahaya loh kalau kena tetangga ku dah mati dia pipis darah ma nanah terus melendung gede kasihan lihatnya tapi kalau ingat kelakuan nya ga jadi kasihan
aihhh suami mu vin lempar ke Amazon
semoga ntar karmanya persis seperti nama pelakornya "LARA", yang hidupnya penuh penderitaan apalagi dia punya anak perempuan
orang udah mati sekarang