Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. PERHATIAN IBU WIRA
"Kamu tunggu disini saja, biar ibu yang membantu mengecek keadaannya."
Wira hanya mampu mengangguk lemah, mau berdebat dengan ibunya juga percuma. Karena pada dasarnya ibunya lebih tau bagaimana mengecek keadaan Naya ketimbang dirinya yang hanya seorang psikolog.
Perlahan ibu Wira membawa Naya untuk masuk ke dalam kamar. Sebuah kamar dengan dominan warna putih dan abu yang tampak tertata rapi.
Dari sekian banyak perabotan disana, ada satu hal yang menarik perhatian Naya. Sebuah foto pernikahan terpajang dengan begitu sempurna di tengah kamar itu. Foto yang memperlihatkan Wira yang tersenyum penuh cinta dengan wanita berhijab yang begitu cantik.
"Serasi sekali" ucap Naya dengan suaranya yang lirih namun tetap terdengar jelas oleh Ibu Wira.
Ibu Wira menatap Naya. Tanpa diminta pun ia menjelaskan tentang foto tersebut.
"Dia adalah istri Wira. Dia meninggal saat usia kandungannya 28 minggu. Di malam yang naas, dia dan Wira mengalami kecelakaan. Namun sayang, dirinya dan bayi itu tidak tertolong. Mereka meninggal pada saat perjalanan ke rumah sakit."
"Maaf tante.. Saya tidak berniat mengungkitnya."
"Berbaringlah.. Aku akan mengecek lukamu." dengan perlahan Naya merebahkan dirinya di kasur empuk milik Wira.
Ibu Wira pun membuka gaun milik Naya. Tampak luka bekas operasinya yang belum kering itu kembali basah.
"Apa yang kamu lakukan sampai lukamu seperti ini? Apa kamu habis terjatuh?" ucap Ibu Wira dengan tatapan penuh selidik.
"Hemm.. Tidak tan... Tadi hanya terbentur. Ehm.. Maksudku.." ucapan Naya terbata, kedua matanya tidak berani menatap ibu Wira. Sebuah jawaban yang menurut Ibu Wira penuh misteri.
Ibu Wira menatap penuh curiga. Tangannya terulur menyentuh pundak Naya dengan penuh kelembutan. "Ceritalah apa yang terjadi sebelumnya. Apa kamu mengalami kekerasan selama berada dirumah sakit?"
Naya tampak menunduk malu. Tangannya bergetar menahan ketakutan dalam dirinya. Sebuah sisi gelap dalam dirinya yang selama ini ia coba tutupi.
"Aku tidak sanggup melewati semua ini tan... Ibuku meninggal juga karena perbuatanku. Aku merasa tidak pantas mendapatkan perhatian lebih dari dokter Wira. Aku merasa hina tan.."
Ibu Wira menatap sendu. Merasa iba dengan apa yang dialami oleh Naya. "Bagaimana mungkin wanita selembut ini bisa menipu Wira? Bahkan ia sudah menyesali semuanya. Apa mungkin perempuan ini tidak seperti apa yang dikatakan Laras?" monolog Ibu Wira dalam hatinya.
"Aku akan membantu membersihkan lukamu. Lebih baik setelah ini kamu bedrest. Jangan membuat dirimu tertekan lagi. Ikhlas kan semua yang terjadi. Karena pada hakekatnya jalan hidup kita sudah ditakdirkan." Tangannya begitu terampil merawat luka Naya.
"Terima kasih tan... Saya mohon jangan ceritakan semua ini kepada dokter Wira. Saya tidak ingin dokter Wira cemas dan merasa terbebani dengan keadaanku."
"Kamu tenang saja. Biarlah semua ini menjadi rahasia kita. Oh iya.. Wira akan membawakan sarapanmu. Tunggu saja disini. Tante sudah memasak banyak menu. Semoga kamu suka.. " ucap Ibu Wira dengan penuh kelembutan.
Ibu Wira meninggalkan Naya di dalam kamar itu sendiri. Memberikan waktu untuknya beristirahat.
"Aku bersyukur bisa bertemu dengan dokter Wira. Mungkin selamanya aku tidak akan pernah bisa membalas kebaikannya. Namun aku berjanji.. Aku akan mencoba membuka hatiku untuknya. Aku ingin memberikan kehidupan yang sempurna untuk Zayn.."
Hingga beberapa saat kemudian pintu terbuka dari luar, tampak dokter Wira memasuki kamar dengan membawa sebuah nampan. Langkah tegapnya berjalan me dekat ke ranjang tempat Naya berbaring.
"Ayo sarapan dulu. Setelah itu minum obatnya. Ini sudah telat dari jadwal yang seharusnya."
Naya berusaha bangun dari ranjangnya. Namun tangan Wira menahannya. "Jangan banyak bergerak. Biarkan aku saja yang menyuapimu."
kerahkan para intelejen buat nyari Naya sampai ke lobang tikus sekalipun....ah nggak ada usaha banget sih 😬😬😬