NovelToon NovelToon
Balada Cinta Suratih

Balada Cinta Suratih

Status: tamat
Genre:Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:28.6k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Cinta membuat seorang gadis bernama Suratih, menentang restu ayahnya. Damar, pemuda yang membuat hatinya lebih memilihnya daripada apa yang dikatakan orang tuanya, membuatnya mengambil keputusan yang sebenarnya mengecewakan sang ayah. Apakah Suratih akan bahagia membangun rumah tangga bersama Damar, setelah jalan yang dia tempuh salah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 29

"Damar! Buka pintunya, Damar! Anak kurang ajar lu! Apa yang lu lakuin di dalam kamar, Damar! Buka pintu kamar lu, Damar!" teriak Sumi dengan penuh emosi, memancing keributan di dalam rumah yang tampak tenang.

"Laras benar kan, bu! Ada suara wanita di dalam kamar bang Damar!" seru Laras, dengan tatapan gak percaya.

Di kamar lain, kamar yang paling dekat dengan dapur.

"Kamu dengar gak, Sar! Suara mpo Sumi itu!" seru Suryo dengan kerutan di keningnya.

"Iya itu, mas! Saya dengar, kenapa ya mpo Sumi pagi pagi begini udah teriak teriak kaya gitu?" timpal Sari.

"Kita lihat aja yuk! Dari pada penasaran di sini!" seru Suryo, saat jiwa keponya sudah meronta ronta.

"Ayo mas!" sahut Sari yang bergegas.

Baik Suryo dan Sari, sama sama keluar dari kamar. Berpapasan dengan Inah yang juga dibuat penasaran dengan suara lengkingan Sumi.

Sari mengedikkan dagunya, melihat Inah yang baru melewati kamarnya, tampak wanita itu tergesa gesa.

"Kamu mau kemana, Inah?" tanya Sari.

"Inah barusan dengar suara mak haji, bu! Inah takut mak aji kenapa kenapa! Jadi mau lihat ini!" cerocos Inah tanpa menghentikan langkahnya.

Di depan kamar Damar, Sumi gak sendiri. Ada Laras yang berdiri di sisinya. Namun bak kompor meleduk, keberadaan Laras di sana membuat suasana semakin panas di pagi yang cerah.

Bugh bugh bugh.

"Damar! Buka pintunya!" titah Sumi dengan mata melotot tajam. Berharap sang anak mau membuka pintu kamarnya.

"Mpo! Ada apa ini mpo? Kenapa mpo Sumi pagi pagi udah gedor pintu kamar Damar?" tanya Sari, menatap saudara jauhnya penuh tanya. Biasanya kan memang heboh, tapi kan tidak seheboh ini juga. Makanya dia penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

"Ibu Sumi baru tau bu, ada perempuan di kamar bang Damar! Laras tadi dengar sendiri." seru Laras dengan tatapan meyakinkan mengadu pada ibunya.

Inah tampak membola gak percaya, ‘Bujuk dah! Seriusan itu den Damar ngumpetin perempuan di kamar? Kok bisa?’ batinnya yang tak pernah menyangka akan hal itu.

Sari juga sangat terkejut.

"Apa benar yang dikatakan Laras, mpo? Ada suara perempuan di dalam kamar Damar?" timpal Sari dengan tatapan penuh tanya.

"Siapa perempuannya mpo? Apa mungkin itu pacar Damar? Terus gimana nasib Laras, mpo?” desak Suryo yang tentu saja sangat tidak senang, lalu bagaimana nasib anaknya kalau Damar bawa masuk anak gadis orang ke dalam kamarnya.

"Nah iya benar itu mpo apa kata mas Suryo. Perjodohan Damar sama Laras pagimana itu po?” desak Sari yang juga bingung bagaimana nasib anaknya selanjutnya.

"Laras gak mau tau, bu! Bang Damar harus tetap nikah sama Laras!" ke'ke'h Laras dengan tatapan serius pada Sumi.

Sumi melirik sekilas Laras, Inah, Sari dan Suryo yang menatapnya penuh tanya.

"Berisik lu pada!" kesal Sumi dengan dada bergemuruh kesal. Membuat 4 orang di hadapannya berjingkat kaget dibuatnya.

Laras menelan salivanya dengan sulit, ‘Gimana ini kalo beneran ada perempuan di dalam kamar bang Damar? Masa iya saya gak jadi nikah sama bang Damar? Gak jadi pewaris dong?’

‘Astaga, mak haji galak pisan! Ada masalah apa lagi ini! Ya Allah, pantesan belakangan ini den Damar mencurigakan bangat sikapnya. Pintu kamar selalu dikunci, sampai baju kotor aja dia yang menaruh keranjangnya sendiri di tempat pencucian.’ batin Inah.

Sari menatap canggung Sumi, senyum terpaksa ia perlihatkan pada Sumi, wanita paruh baya yang tengah dilanda amarah.

‘Nyesel gua tadi nanya. Tau gitu mending diam aja!’ batin Sari.

Dugh.

Sumi menggedor kembali pintu kamar Damar.

Kreeek.

Damar membuka pintu kamarnya, lalu melangkah ke luar. Ia bahkan gak membiarkan siapa pun melihat ke dalam kamarnya seiring dengan handle pintu yang ia tarik. Membuat pintu kamarnya kembali tertutup rapat.

"Kenapa baru keluar kamar kamu? Gak dengar dari tadi ibu teriak, gedor gedor pintu kamar kamu hah!" bentak Sumi dengan nada tinggi.

Damar mengelus lengan sang ibu, lalu menggenggam jemarinya yang masih kencang meski di usianya yang gak lagi muda.

"Damar dengar, bu! Maaf ya bu, Damar tadi belum bisa buka pintu. Damar habis mandi, belum pake baju! Ibu ngapain gedor-gedor kamar Damar?" jawab Damar dengan santai, netranya menatap sang ibu dengan tatapan meyakinkan.

"Yakin kamu habis mandi?" tanya Sumi penuh selidik.

Damar menyugar rambutnya yang masih ba sah, "Iya bu, nih rambut Damar masih ba sah! Belum Damar keringin!"

"Apa ada yang ingin kamu katakan pada ibu, Damar? Siapa wanita yang ada di dalam kamar kamu?" tanya Sumi dengan tegas.

Laras menggeleng gak percaya, "Ga- gak, Laras yakin ada perempuan di kamar abang!"

Damar mengerdikkan dagunya, dengan tatapan tajam, "Apa maksud kamu, Laras?"

Laras menunjuk kamar Damar dengan jari telunjuknya, "A- abang gak lagi ngumpetin perempuan di dalam kamar kan, bang? I- itu pasti suara teman abang yang di telepon kan bang?"

"Kamu ngomong apa sih?" bentak Damar melirik Laras jengkel.

"Ibu dengar sendiri, Damar! Siapa wanita yang selama ini berada di dalam kamar kamu? Apa yang kalian berdua lakukan, Damar?" cecar Sumi dengan dada bergemuruh kesal.

Damar menghembuskan nafasnya kasar, "Maaf bu, sebenarnya bukan begini rencana Damar memberikan kejutan untuk ibu!"

"Kejutan kamu bilang?" tanya Sumi marah.

"Iya kejutan, bu! Tapi berhubung ibu dan yang lain sudah penasaran. Apa boleh buat, Damar akan tunjukkan siapa wanita yang berada di dalam kamar Damar!" seru Damar dengan santainya.

Brugh.

Kedua kaki Sumi seakan tak bertulang, gak bisa lagi menopang bobot tubuhnya. Membuat Damar yang dengan sigap, menjadikan lengannya sebagai penopang untuk sang ibu bersandar.

"Jangan kaget dulu, bu! Kejutannya belum dimulai!" tegur Damar, mencengkram lembut bahu sang ibu.

"Gilaa kamu, Damar! Bisa bisanya kamu menyembunyikan perempuan di dalam kamar kamu! Apa sebenarnya mau kamu, Damar!" gerutu Sumi, mencoba berdiri dengan kedua kakinya. Namun sayangnya ia tak mampu.

***

Bersambung …

1
Nudu
wahhh masih seru" nya kok udh tamat thor
Sayang&Cinta
Aku tinggalkan jejak thor
Irawan Hadi MM: makasih ya kak
total 1 replies
Usaka
Gak nyangka sampai direstuin gitu, bisa gitu ya
Nimiarti
oke sih tapi geregetan ya
Cecen
jangan percaya tih
Grace Nelli
kayaknya gak sepenuhnya jahat sih si ya Bu haji Sumi itu
Nada soraya
lumayanlah ya bikin gemes nya
Melia
Thor harus jadi ini sih
Irawan Hadi MM: makasih udh mampir kak
salam kenal
total 1 replies
Gaby
Geregetan sama author, Suratih kenapa dibikin begitu
Irawan Hadi MM: makasih kak udh mampir,
salam kenal kak
total 1 replies
Liliana
gemes bener ini sama Suratih, cinta boleh oon jangan dong. Thor bikin gemes bener
Irawan Hadi MM: salam kenal kak
makasih udah mampir
total 1 replies
Jia
saya nonggol thor
Jia
lanjutkan up thor
Shafa Adeena
hadir
Be-Trhee
semangat untuk upgrade
Kinanti Putri
terus kan kak, di tunggu bab berikut nya
Kinanti Putri
semangat ya kak
Ummu Marhamah
bagus untuk karya mu kak, jangan lupa jaga kesehatan biar selalu up
Kiki Fitri
lanjutkan up nya kak
Kiki Fitri
is the best
Dinda Shaza
hadir kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!