 
                            Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.
Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.
“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”
Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?
Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Kesalahpahaman Yang Semakin Menggemparkan
Karena terlalu fokus dengan berita tentang Luca yang sudah beristri dua, Levi dan Noah sampai lupa bahwa Kay masih menjalani operasi pada lukanya.
Alhasil, hanya Axlyn dan Axel yang menunggu sampai operasinya berhasil diselesaikan dengan baik. Kay yang masih tidak sadarkan diri karena efek obat biusnya, akhirnya dipindahkan di ruang perawatan yang sudah disediakan.
...****************...
Sementara diwaktu yang sama, Spencer juga baru saja menyelesaikan pengobatan atas luka tembak di bahunya. Tidak seperti Kay yang langsung dibawa ke rumah sakit, Spencer memilih mengobati lukanya di Mansion miliknya dengan bantuan sang dokter pribadi. Bahkan Spencer menolak saat dokter akan memberikan obat bius sebelum mengeluarkan peluru yang masih bersarang di sana. Alhasil, Spencer harus menahan rasa sakit yang luar biasa ketika dokter mengeluarkan peluru di bahunya.
“Tuan, sepertinya Nona Angela serta yang lainnya tidak terima dengan perintah anda yang meminta mereka mundur saat itu. Mereka semua mendesak anda untuk segera memberikan penjelasan mengapa anda tiba-tiba merubah rencana begitu saja,” ujar Nero menyampaikan kegaduhan yang sedang terjadi.
“Mereka tidak sabaran sekali,” gumam Spencer berdecak kesal, “Kalau begitu atur kembali sebuah pertemuan dengan mereka. Akan aku berikan sesuai yang mereka inginkan,” sambungnya.
“Maksud anda ….” Nero tampak ragu menanyakan rencana tuannya itu.
“Aku sengaja menimbulkan kemarahan pada mereka. Dengan begitu, setelah aku memberikan kebebasan mereka bisa menggila untuk mengacaukan kota ini. Jarang sekali kita berhadapan dengan situasi yang sangat menarik seperti ini, bukan? Bahkan lawan kita adalah keluarga Xavier!”
Sepertinya Spencer tidak ada rasa takutnya sedikitpun. Padahal dia sudah sering mendengar tentang kegilaan Xavier dalam bertarung, tapi bukannya mundur Spencer malah semakin ingin menantang mereka. Luka tembakan di bahunya seolah semakin membuatnya bersemangat untuk melanjutkan pertarungan yang sempat tertunda.
“Tuan, bukan ini terlalu beresiko memancing mereka seperti ini. Lebih baik kita fokus dengan rencana awal untuk membuat mereka pergi dari kota ini,” ujar Nero berusaha membujuk.
“Apakah kau sedang meragukan keputusanku, Nero?”
Nada bicaranya yang penuh penekanan, tatapan yang menusuk bak belati yang menembuh tepat dijantungnya membuat Nero seketika menunduk dan berlutut dihadapan Tuannya itu. Siapapun dapat merasakan bahwa Spencer sudah mengambil keputusan yang tidak boleh diganggu gugat.
“Tidak, Tuanku! Maaf, karena saya telah berani berkata seperti itu kepada anda,” ucap Nero.
Spencer lantas menekan amarahnya dengan menghela napas dan kemudian memberikan perintahnya, “Haah … Kalau begitu pergilah! Lakukan apa yang harus kau lakukan.”
“Baik, Tuan! Saya mengerti.”
Nero segera beranjak, lalu membungkuk memberi hormat sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Spencer hanya diam menatap kepergian anak buahnya itu, sampai seorang wanita muncul dari jendela dan segera memberinya hormat.
“Tuan, Nyonya besar menanyakan keberadaan anda sekarang! Katanya Ayah anda ingin bertemu, haruskah saya mengatakan keberadaan anda saat ini?” Maria Galdine, itulah nama wanita itu yang menempati posisi sebagai penembak jitu sekaligus pengawal bayangan Spencer.
“Haah, orang tua itu masih saja berusaha mendapat pengakuan dariku dan juga Mamah! Padahal, kami sudah jelas tidak akan menerimanya,” geram Spencer setiap kali membahas tentang ayahnya.
“Saya mengerti, Tuan! Saya tidak akan memberitahukan keberadaan anda untuk saat ini,” ujar Maria yang langsung memahami keinginan Tuannya.
Setelahnya wanita bernama Maria itu juga kembali meninggalkan ruangan tersebut untuk menyampaikan jawaban Tuannya.
...****************...
Beralih kembali pada kesalahpahaman Levi dan juga Noah yang rupanya semakin berlanjut sekaligus semakin rumit. Dimana Levi benar-benar menyampaikan berita tentang Luca yang memiliki istri lain selain Ashlyn yang sangat mirip dengan mendiang cinta pertamanya kepada istrinya.
Sampai Lucia yang awalnya berniat memarahi Levi habis-habisan karena pergi tanpa mengatakan apapun, akhirnya teralihkan sepenuh pada berita tersebut. Bukankah ini seperti keuntungan bagi Levi dan kemalangan bagi Luca.
“Kau serius Kak Luca memiliki istri lain yang penampilan dan bahkan namanya hampir sama dengan mendiang Axlyn, Bee? Bahkan Kay dan Axel sudah bersedia menerimanya sebagai Mamah baru mereka?”
Untuk ketiga kalinya Lucia memastikan akan kebenaran atas berita yang baru saja disampaikan oleh suaminya itu.
“Benar, sayang! Aku melihat dan mendengarnya sendiri bersama dengan Noah. Bahkan sekarang Axel terus berada dalam pelukannya, dia bahkan terus menemani Kay di rumah sakit. Bukankah itu sudah cukup untuk memastikan kebenarannya? Kau bisa melihat berapa dekatnya mereka bertiga dari foto yang aku kirimkan.”
Dan untuk ketiga kalinya Levi membenarkan hal tersebut, bahkan mengirimkan buktinya.
“Astaga, aku tidak menyangka Kak Luca akan setega itu menduakan Ashlyn hanya karena wanita itu sangat mirip dengan mendiang cinta pertamanya. Dia bahkan tega mengirimkan Kay dan Axel akan bisa dekat dengan istri barunya itu,” ujar Lucia yang masih tidak bisa mempercayai bahwa Luca akan seperti itu.
“Lalu, apakah Papah dan Mamah sudah tahu tentang hal ini?” sambungnya memastikan.
“Harusnya sudah karena Noah yang memberitahukan kepada mereka,” jawab Levi sedikit melirik pada Noah yang juga sibuk memberikan penjelasan yang sama seperti yang sedang dia lakukan.
Dan di sini ‘lah puncak kesalahpahaman sekaligus kemalangan untuk Luca terjadi. Disaat Noah memberitahukan tentang adanya istri kedua Luca kepada Rayden dan juga Zhia. Jelas keduanya tidak percaya begitu saja bahwa Luca akan setega itu mengkhianati Ashlyn, hanya karena kemunculan seorang wanita yang baik penampilan maupun sifatnya sangat mirip dengan mendiang Axlyn.
“Aku tidak percaya, Ray! Mana mungkin putraku akan bersikap menjijikan seperti itu? Diam-diam menikah lagi hanya karena wanita itu sangat mirip dengan cinta pertamanya? Selama aku membesarkan Luca, dia tidak sedikitpun memiliki sikap pengecut seperti itu? Bahkan menyembunyikan hal sebesar ini dariku dan yang lainnya?”
Zhia bersikeras bahwa Luca masih tetap putra kecilnya yang baik dan tidak bertingkah seperti yang sedang dilaporkan oleh Noah.
“Tapi, Zhi …. Buktinya sudah ada di depan mata! Apa yang Noah ceritakan sangat sesuai dengan apa yang terjadi? Aku pun tidak ingin mempercayainya, tapi sebagai orang tuanya kita harus memastikan langsung padanya, bukan?” ujar Rayden.
“Kalau begitu segera hubungi Luca untuk datang ke sini secepatnya. Seperti yang kau katakan, aku sendiri yang akan memastikan langsung pada putraku!” Zhia memberikan titahnya.
“Baiklah, aku akan menyuruhnya untuk segera datang,” ucap Rayden, “Noah, untuk sementara ini kau awasi mereka lebih dulu dengan baik-baik. Jika terjadi sesuatu segera laporkan padaku,” sambungnya yang ditunjukan pada Noah melalui sambungan telepon yang masih terhubung.
“Baik, Kek!” sahut Noah dengan mantap. Kini tugasnya bukan hanya membantu Kay, tetapi juga sebagai mata-mata yang ditunjuk langsung oleh Kakek Rayden.
...****************...
Hacchuu …. Hachuuu ….
“Haish, apakah aku akan flu? Kenapa juga tiba-tiba aku merasa merinding ‘yah?” gumam Luca yang sedang memeluk Ashlyn yang sedang tidur kelelahan akibat kegiatan panas mereka barusan.
Bersambung ….
Aku yakin sih, Axel pasti ada rencana lain, agar terhindar dari permainan yang dilakukan Spencer itu... 👍
Axlyn tidak salah dirimu minta bantuan sama keluarga Xavier untuk menyelamatkan kakakmu Sherin yang akhirnya berjodoh dengan Noah 🤣🤭
Kamu jangan macam-macam sama anggota keluarga Xavier, kalo mereka udah ngamuk, kamu dan para anak buahmu bakal hancur...