NovelToon NovelToon
Whispers Of A Broken Heart

Whispers Of A Broken Heart

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Ibu Mertua Kejam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Kisah dewasa (mohon berhati-hati dalam membaca)

Rianti bekerja di perusahaan milik Bramantya, mantan suami adiknya. Menjelang pernikahannya dengan Prabu, ia mengalami tragedi ketika Bramantya yang mabuk dan memperkosanya. Saat Rianti terluka dan hendak melanjutkan hidup, ia justru dikhianati Prabu yang menikah dengan mantan kekasihnya. Di tengah kehancuran itu, Bramantya muncul dan menikahi Rianti, membuat sang adik marah besar. Pernikahan penuh luka dan rahasia pun tak terhindarkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Cahaya matahari pelan menembus tirai, namun Rianti sudah lebih dulu terbangun.

“Ugh…”

Tanpa sempat memakai sandal, ia refleks berlari ke kamar mandi, menahan mulutnya.

BLUK!

“Ukh—!”

Ia berlutut di depan toilet dan langsung memuntahkan isi perutnya.

Suami Siaga Mode: ON

Di ranjang, Bramantya yang awalnya tidur miring perlahan membuka mata. Dan sosok Rianti tidak ada di sebelahnya.

"Sayang?”

Tak ada jawaban—kecuali suara muntah pelan dari kamar mandi.

"RIANTI!”

Dalam satu detik, Bram melompat turun dari ranjang tanpa sandal, tanpa baju bahkan hanya celana tidur longgar, langsung menghampiri istrinya.

Ia berlutut di belakang Rianti, satu tangan menahan bahunya, satu lagi mengusap punggungnya pelan.

"Pelan-pelan dan nafas dulu…” bisiknya lembut.

Rianti masih lemas, air mata menggantung di sudut matanya.

"Aku nggak apa-apa…” ucapnya lirih.

Bram langsung mengangkat tubuhnya, tanpa banyak bicara.

“Kita ke rumah sakit.”

“Nggak usah…” Rianti menggeleng, masih lemas.

“Ri, kamu muntah. Kamu lemes. Kamu hamil. Tiga alasan cukup buat aku sewa helikopter kalau perlu.”

“Aku cuma mual, Bram. Ini normal…”

Bram menatapnya dalam-dalam, lalu tanpa basa-basi—

BLUK!

Ia menggendong Rianti bridal style lagi.

“B-Bram! Taruh aku!”

“Tidak bisa. Kamu terdeteksi dalam keadaan lowbat.”

"Aku bukan HP!”

“Tapi kamu charger-nya hidupku.”

"BRAM!”

Keputusan akhir Bram membawa Rianti kembali ke ranjang, membaringkannya perlahan.

“Kalau kamu nggak mau ke rumah sakit, minimal aku panggil dokter ke rumah.”

Rianti menarik selimut menutupi wajahnya, malu.

"Yaudah.”

Bram tersenyum puas, lalu mengusap rambut istrinya lembut.

“Mulai hari ini, kamu nggak boleh bangun dari ranjang tanpa aku.”

"Kalau aku mau pipis?”

"Ada aku. Pengawal kamar mandi khusus ibu hamil.”

Rianti mendesis pelan sambil tersenyum tak berdaya.

“Dasar Konglomerat Protektif.”

Tak lama setelah Rianti menyerah dengan syarat "dokter datang ke rumah", Bramantya langsung menelpon dengan suara panik level CEO kehilangan saham:

“Halo? Dok? Tolong datang ke rumah saya sekarang. Istri saya muntah.”

“Pak Bram, itu normal pada ibu hamil—”

“Normal atau tidak, tolong datang sebelum saya kirim mobil jemputan dan pasukan pengawal!”

Beberapa menit kemudian…

Dokter kandungan datang, seorang wanita paruh baya yang elegan namun ramah.

Ia membawa tas medis dan masuk ke kamar dengan senyum hangat.

Rianti tersenyum canggung dari atas ranjang, sedangkan Bramantya berdiri di samping seperti bodyguard, tangan bersilang, mata waspada.

Dokter: “Selamat pagi, Ibu Rianti. Gimana perasaannya?”

“Sedikit mual, dok…”

“Tadi muntahnya tiga kali, jam 6 lewat 15, jam 6 lewat 17, dan jam 6 lewat 20.”

Dokter menahan tawa saat mendengar perkataan dari Bramantya.

"Wah, suaminya detail sekali ya.”

“Iya dok, detail… dan dramatis.”

“Dok, tolong periksa. Jantung bayinya sehat? Nafasnya stabil? Dia perlu oksigen? Atau infus? Saya sudah siapkan ambulans siaga di luar kalau perlu.”

Dokter tak bisa menahan diri lagi,ntertawa kecil.

“Pak Bram, ini ibu hamil, bukan pasien IGD.”

Bram:

“Tetap saja. Kita harus siap untuk segala kemungkinan.”

Rianti menutup wajahnya dengan bantal, malu.

Pemeriksaan dimulai dan dokter memeriksa detak jantung Rianti, tekanan darah, lalu menaruh alat doppler di perut Rianti.

“Kita coba dengarkan detak jantung bayinya ya…”

Suasana mendadak hening.

TUP… TUP… TUP… TUP…

Suara detak cepat terdengar jelas.

Rianti menahan air mata. Bram tak berkedip.

“Sehat sekali. Ini detak jantung calon anak Bapak dan Ibu.”

Rianti menggenggam tangan Bram erat. Dan untuk pertama kalinya, Bram tak berkata apa-apa. Matanya berkaca-kaca.

“Kamu denger kan, Ri. Dia ada di sana…”

“Iya, Bram. Ini anak kita…”

Dokter menatap mereka dengan haru—dan geli—karena tiba-tiba:

Bram langsung balik lagi jadi protektif terhadap istrinya.

“Dok, sekarang gimana? Apa yang boleh dia makan? Apa yang enggak? Saya tulis semuanya. Apa saya harus sterilkan seluruh rumah? Apa saya harus ganti kasur?”

Dokter tertawa lepas saat mendengar perkataan dari Bramantya.

“Saya sudah sering lihat suami panik, tapi Bapak juaranya.”

Rianti cuma bisa geleng-geleng sambil tersenyum.

Setelah suasana mulai reda dan Bramantya sedikit tenang (meskipun masih duduk tegak seperti komandan perang), dokter kembali menempelkan alat doppler ke sisi perut Rianti yang lain.

“Sebentar, saya cek satu kali lagi ya. Tadi saya dengar sesuatu…”

Rianti menatap bingung. Bram langsung siaga lagi seperti tentara dengar alarm.

TUP… TUP… TUP… TUP… TUP…

Bram melompat dari duduknya.

“Dok?! Itu kenapa ada dua suara?! Jangan bilang—”

"Selamat, sepertinya Ibu Rianti hamil kembar.”

Rianti terdiam dengan mata membulat.

“KEMBAR??!! MAKSUDNYA SATU ANAK GRATIS DAPAT SATU?!”

Dokter sampai tersedak tertawa. Rianti menutup wajahnya sambil tertawa campur nangis.

“Bram, itu bayinbukan promo e-commerce.”

“SAYA AYAH DUA SEKALIGUS?! SEKALIGUS?!”

Dokter menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Iya Pak. Persiapannya dua kali lipat ya. Termasuk sabarnya juga.”

Rianti langsung melirik suaminya dengan senyum nakal.

“Siap nggak, Ayah?”

“SIAP! SAYA AKAN BELI DUA BOX SUSU! DUA KURSI BAYI! DUA KASUR! KAMARNYA SAYA RENOVASI JADI ISTANA!”

Setelah pemeriksaan selesai dan kabar “kembar” resmi ditetapkan, dokter berdiri sambil tersenyum menenangkan.

“Untuk sementara, Ibu Rianti harus benar-benar istirahat total. Jangan banyak bergerak, jangan kecapekan. Semua kebutuhan biar suami yang urus.”

"SIAP!”

"Kalau Bapak terlalu panik, saya kasih nomor darurat saya. Tapi jangan telepon jam tiga pagi cuma buat nanya bayi lagi tidur atau nggak ya.”

Rianti dan Bram sama-sama tertawa. Setelah berpamitan, dokter pun pulang.

Begitu pintu tertutup, Bram langsung mengeluarkan ponselnya.

“MAMAAAAA!!!!”

“APA?! Rumah kebakaran?!”

“NGGAK! RIANTI HAMIL ANAK KEMBAR!"

“YA ALLAH!! ALHAMDULILLAH!!!”

“TAPI—TAPI—HAMILNYA KEMBAR!!!”

“KEMBAAAR?! ASTAGHFIRULLAH YA ALLAH AKU DOAIN SATU DAPET BONUS SATU YA ALLAH TERIMA KASIH!!!”

Suara Mama Dewi sudah seperti menang lotre. Bram menjauhkan ponsel dari telinga.

“MA, CEPET KE RUMAH. RIANTI HARUS ISTIRAHAT TOTAL. KITA JAGA DIA BARENG-BARENG."

“LIMA MENIT!!! AKU GANTI BAJU DULU!”

Klik. Telepon ditutup.

Bram menoleh ke istrinya yang sudah rebahan dengan wajah merah menahan tawa.

“Aku nggak nyangka kamu bisa lebih heboh dari sinetron.”

“Anak-anak, kalian bikin ayah kalap.”

Rianti tersenyum, matanya berkaca-kaca.

“Ayah, tolong jagain kita bertiga ya.”

Bram (mencium keningnya):

“Dengan seluruh hidupku.”

Tak lama, suara klakson panjang berbunyi di depan rumah.

“BRAM! BUKA PINTUNYA! NENEK DATANG!” terdengar suara Mama Dewi teriak dari luar.

1
Nur Rsd
ceritanya bagus
my name is pho: terima kasih 🥰🥰
total 1 replies
kalea rizuky
tinggalin aja cwek uda jelek gendut bloon lagi
kalea rizuky
tolol kehilangan dua anak sekaligus males baca q oon kebangetan
my name is pho: kak, sabar.
🤭🙏
total 1 replies
kalea rizuky
rianty ttep aja bodoh
kalea rizuky
rianty ttep tolol
kalea rizuky
rianty Bram itu cinta mati ke lu jd lu sikap manis aja dia pasti bucin bodoh bgt ambil hati bram donk uda lupain itu rabuu bangsatt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!