Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.
Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.
Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.
Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Jangan Temui Suami Saya Lagi
Candramaya masih memikirkan soal orang yang datang ke tempat cuci motor yang diceritakan oleh Krisna. Hal itu ia sambungkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang Krisna ajukan kepadanya tadi malam. Krisna seperti sedang mengorek sesuatu darinya.
Dia sempat curiga, kalau Alvin datang menemui Krisna. Tapi, dia mencoba menepis kecurigaan itu, karena tidak mungkin Alvin datang untuk mencuci motor di tempat Krisna.
"An, kemarin siang motormu dipinjam Pak Alvin, dipakai ke mana?"
Candramaya sontak menoleh ke arah Jaka, ketika rekan kerjanya itu bertanya kepada Andi.
Ada hal yang menyita perhatiannya ketika mendengar info dari Jaka soal Alvin yang meminjam motor Andi.
"Alvin meminjam motor Jaka?" tanya Candramaya membatin. Apa ini suatu kebetulan?
"Nggak tau, Jak. Tapi motorku jadi kinclong, kayaknya abis dicuci deh, Jak." Andi menjawab pertanyaan Jaka dengan terkekeh.
Mata Candramaya seketika membeliak mendengar jawaban Andi yang mengatakan motornya bersih seperti tadi dicuci. Kecurigaannya terhadap Alvin semakin menguat, kalau orang yang datang mencuci motor di tempat kerja Krisna dan bertanya-tanya pada suaminya itu adalah Alvin.
"Astaga, apa saja yang dikatakan Alvin pada Mas Krisna?" batin Candramaya, apalagi Krisna sampai bertanya, apa dirinya pernah makan siang di luar? Karena beberapa hari lalu dia sempat makan siang bersama Alvin.
Candramaya mendadaknya gelisah. Keberadaan Alvin di dekatnya benar-benar membuat dia makin tak nyaman, Bahkan bukan tidak mungkin bisa membuat rumah tangganya terancam jika sampai Krisna tahu kisah masa lalunya bersama dengan Alvin dan Alvin kini menjadi bosnya. Apalagi Alvin masih terlihat belum move on darinya.
"Pagi, Pak!"
Secara bersamaan Alvin tiba di kantor dan membuat beberapa pegawai menyapa pria itu.
Candramaya menoleh dengan melempar tatapan tajam pada Alvin, menunjukkan rasa tak suka dengan sikap bosnya. Dia juga tak menyapa Alvin saat pria itu melintasinya, bahkan membuang muka tak ingin bersitatap dengan sang bos.
Alvin bukannya tak menyadari sikap ketus Candramaya terhadapnya. Tapi, dia tak mempermasalahkan, karena sikap itu sudah ia dapat sejak pertama bertemu kembali dengan Candramaya. Dia pun melanjutkan langkah menuju ruang kerjanya.
Candramaya memperhatikan ruang kerja Alvin saat pria itu sudah masuk ke dalam ruangannya. Dia ingin masuk dan bertanya, apa tujuan Alvin menemui Krisna? Namun, tentu saja dia tidak berani masuk begitu saja ke ruangan kerja Alvin, karena ia khawatir akan menimbulkan kecurigaan rekan-rekan kerjanya.
klik
Candramaya langsung menoleh ke ponselnya ketika media komunikasinya itu berbunyi. Dengan cepat dia mengintip, siapa yang mengirim pesan kepadanya.
"Aku mau lihat laporan dari event kemarin. Tolong kamu bawa kemari, May!"
Ternyata Alvin yang mengirim pesan padanya.
Biasanya Candramaya merasa malas jika dipanggil Alvin menghadap. Namun, kali ini dia justru sangat mengharapkan masuk ke ruangan Alvin, karena ada yang ingin tanyakan kepada bosnya itu.
Candramaya lalu bangkit dengan membawa laporan yang diminta Alvin.
"Mau ke mana kamu, May?" tanya Diana ketika Candramaya bangkit dari duduknya.
"Bos minta aku antar ini." Candramaya menunjukkan dokumen di tangannya kepada Diana.
"Oh ..." Singkat balasan diucapkan Diana dan Candramaya pun melanjutkan langkahnya menuju ruang Alvin.
Candramaya masuk ke ruangan bos setelah mengetuk pintu lebih dulu. Dia lalu berjalan menghampiri Alvin dan menyerahkan laporan yang diminta oleh bosnya itu.
"Apa Bapak menemui suami saya kemarin?" Setelah menyerahkan apa yang diminta oleh Alvin, Candramaya langsung bertanya pada pria itu.
Alvin terkesiap mendapat pertanyaan Candramaya soal kedatangannya di tempat cuci motor suami Candramaya. Dia tidak tahu bagaimana Candramaya bisa tahu kalau dia kemarin datang menemui Krisna?
Alvin menyandarkan punggung di sandaran kursi singgasananya. Tatapan matanya mengarah pada wanita cantik di hadapan itu, sementara senyum tipis terkulum di bibirnya.
"Jadi dia orang yang sudah menggantikanku di hatimu, May?" tanyanya masih tak percaya, Candramaya bisa bertahan dengan pria dengan pekerjaan seperti Krisna dengan penghasilan minum.
"Ya!" Tegas, jawaban dari Candramaya.
"Jadi selama ini kamu yang berjuang mencari nafkah untuk keluargamu?" Mendengar cerita Krisna kemarin, kalau uang yang didapat dari hasil cuci motor dan tambal ban tidaklah banyak, sudah pasti gaji yang didapat dari Candramaya menjadi andalan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga wanita itu.
"Apa itu masalah untuk Bapak? Toh, saya yang menjalani, saya nggak pernah mempermasalahkan hal tersebut!" cibir Candramaya kesal, karena menurutnya Alvin sudah melebihi batas sampai menemui Krisna dan mengulik rumah tangganya bersama Krisna.
"Apa yang Bapak katakan pada suami saya?" Candramaya masih curiga Alvin bercerita tentang masa lalu mereka pada Krisna.
"Aku nggak bilang apa-apa, May. Memangnya kamu ingin aku bilang apa? Bilang kalau aku adalah cinta pertama kamu?" Alvin meledek Candramaya dengan menyeringai.
"Sebaiknya Bapak jangan macam-macam! Dan saya minta Bapak jangan temui suami saya lagi!" Candramaya memberi ancaman pada Alvin karena pria itu mengusik ketenangan rumah tangganya.
"Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik dari yang kamu dapatkan saat ini, May." Alvin tak tega melihat Candramaya bekerja keras untuk menghidupi suami dan anaknya.
"Apa yang saya dapatkan saat ini, sudah yang terbaik buat saya! Saya bahagia dengan kehidupan saya sekarang bersama suami dan anak saya. Bapak jangan berasumsi menurut pikiran Bapak sendiri! Apa yang terbaik buat saya mungkin terlihat buruk di mata Bapak. Begitu juga sebaliknya, apa yang terlihat baik menurut Bapak, belum tentu baik diterapkan untuk saya!" tegas Candramaya kembali. Dia ingin membuat Alvin mengerti, kalau saat ini dirinya sudah berumah tangga, seindah apapun masa lalu mereka.
Candramaya kemudian meninggalkan ruangan Alvin dengan langkah lebar setelah mengucapkan kalimat tadi tanpa berpamitan.
Alvin menatap kepergian Candramaya hingga menghilang di balik pintu. Dia menghela nafas panjang melihat keteguhan hati Candramaya pada Krisna. Dia tidak tahu, apa yang spesial dari Krisna sehingga Candramaya bisa melupakan cinta kepadanya? Dan apa yang membuat Candramaya bisa bertahan pada suaminya itu.
Melihat Candramaya begitu teguh pada suaminya tentu saja membuat hati Alvin dilanda cemburu.
"Aku nggak yakin kamu bisa melupakan perasaanmu ke aku begitu saja, May."
Walaupun Candramaya menegaskan jika hidupnya bahagia dan mencintai Krisna, Alvin yakin masih ada rasa terpendam di wanita itu kepadanya. Dia adalah cinta pertama Candramaya. Dia pria yang pertama kali memberikan ciuman di bibir wanita itu dan dia sangat yakin jika cinta pertama tidak akan mudah hilang begitu saja. Seperti apa yang ia rasakan pada Candramaya hingga saat ini.
*
*
*
Bersambung ...
itulah perlunya keterbukaan dalam berumah tangga biar tidak ada kesalahpahaman diantara keduanya