Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 29 - Kecil Seperti Ibunya
Meisya sama sekali tidak menyangka jika Kenzo benar akan datang ke apartemennya pagi itu untuk mengajaknya pergi ke rumah sakit untuk melakukan kontrol kandungan.
“Gak. Aku gak mau, Ken. Akan sangat bahaya kalau kita pergi berdua ke rumah sakit. Apa lagi kalau ada media yang meliput nantinya.” Meisya menolak mentah-mentah keinginan Ken yang menurutnya tidak masuk akal dan akan membahayakan karir mereka nantinya.
Kenzo menarik sebelah alis matanya ke atas melihat kecemasan di wajah Meisya. “Jadi, kamu lebih khawatir dengan media dari pada dengan janin kamu sendiri?”
“Bukan begitu. Aku tentu aja khawatir dengan kondisi janinku juga. Tapi aku gak mau ambil resiko jika keputusan kita untuk pergi berdua membuat karir kita hancur nantinya. Harus kamu ingat untuk sampai ke tahap ini, aku susah payah mendapatkannya!”
Kenzo menghela nafas. Dia tidak ingin menyalahkan Meisya karena rasa kekhawatirannya saat ini. Kenzo berusaha untuk mengerti alasan Meisya. “Begini saja, untuk cari aman, kita pergi kontrol ke klinik tempat kamu dibawa Mbak Eva kontrol kandungan waktu itu saja. Gimana? Aku pikir di orang-orang di sana sana pasti tidak akan terlalu banyak dibandingkan di rumah sakit.”
Meisya berpikir keras. Karena Kenzo ingin sekali mendengar kondisi bayinya juga, Meisya akhirnya menurutinya. Namun, sebelum pergi ke klinik, Meisya meminta Kenzo untuk melakukan penyamaran supaya wajah Kenzo tak dikenali oleh siapapun selain dokter kandungan nantinya.
Setelah bernegoisasi, akhirnya keduanya berangkat ke klinik menggunakan mobil milik Kenzo. Setibanya di klinik, suasana di sana masih cukup sepi. Belum terlalu banyak pasien yang datang untuk melakukan kontrol kandungan. Meisya rasanya sedikit lega melihatnya. Karena dia tidak harus gugup berhadapan dengan banyak orang di sana.
“Ayo.” Ajak Kenzo yang sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam ruangan dokter setelah nama Meisya dipanggil untuk melakukan pemeriksaan.
Meisya mengiyakannya. Jika sebelumnya dia gugup untuk melakukan pemeriksaan kandungan untuk yang pertama kalinya, kali ini berbeda. Meisya gugup karena ada Kenzo di dekatnya. Bukan hanya sekedar gugup saja, Meisya juga malu karena Kenzo melihat bagaimana bentuk perutnya yang sudah disingkap ke atas oleh suster.
“Bisakah kamu melihat ke layar monitornya saja tanpa melihat ke arah perutku?” Tanya Meisya.
Kenzo yang masih fokus menatap perut putih Meisya terkesiap. Mengalihkan pandangan pada Meisya yang kini menatapnya dengan mata melotot.
“Kenapa memangnya? Toh aku cuma ingin melihat bayiku saja?” Kenzo balik bertanya dengan ekspresi wajah yang nampak bingung.
Meisya dibuat makin melotot seakan kedua bola matanya hendak keluar dari dalam wadahnya. “Anak kamu masih berada di dalam perutmu. Jadi kamu gak bisa melihatnya sekarang. Kalau kamu memang benar ingin melihatnya, maka lihat saja ke layar monitor yang menunjukkan bentuknya di dalam perutku!” Seru Meisya.
“Kenapa harus begitu, aku kan juga mau melihat perut yang sedang mengandung anakku sekarang. Aku pengen lihat apakah perut kamu baik-baik saja selama mengandung anakku.” Balas Kenzo dengan wajah santainya.
Dokter dan perawat yang mendengar perdebatan keduanya dibuat geleng-geleng kepala seraya tersenyum jenaka. Rasanya mereka begitu lucu melihat perdebatan pasangan suami istri di depan mereka saat ini.
“Mas, Mbak, dari pada bertengkar terus, bagaimana kalau melihat bagaimana perkembangan janin Mbak Meisya sekarang saja?” Tawar dokter. Dia berharap jika tawarannya bisa membuat perdebatan antara Meisya dan Kenzo berakhir.
Pandangan Meisya dan Kenzo langsung saja tertuju pada layar monitor. Kenzo yang kini melihat bagaimana bentuk bayinya di dalam perut Meisya pun berkaca-kaca.
“Bayiku masih kecil sekali. Sama kecilnya seperti ibunya.” Komentar Kenzo dengan mata berkaca-kaca.
“Maksud?” Meisya cepat menyahut. Dia tidak terima mendengar Kenzo menyebutnya kecil barusan.
Kenzo tak menjawab. Seolah dia tidak mendengar pertanyaan dari Meisya. Kenzo justru mengajak dokter berbicara dengan mempertanyakan kondisi bayinya saat ini.
“Sungguh menyebalkan sekali. Mentang-mentang tubuhnya jauh lebih besar dari pada aku, dia seenaknya saja mengataiku kecil seperti itu!” Gerutu Meisya dalam hati sambil menatap sebal wajah Kenzo. Bukannya fokus mendengar perkataan Dokter, Meisya justru fokus menggerutu dalam hati.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....
lanjut..
tambah seru
Bianca mendapati Kenzo sedang bersama Meisya.