NovelToon NovelToon
Perangkap Cinta Ceo Posesif

Perangkap Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Naomi harus menjalani hari-harinya sebagai sekretaris di perusahaan ternama. Tugasnya tak hanya mengurus jadwal dan keperluan sang CEO yang terkenal dingin dan arogan yang disegani sekaligus ditakuti seantero kantor.

Xander Federick. Nama itu bagai mantra yang menggetarkan Naomi. Ketampanan, tatapan matanya yang tajam, dan aura kekuasaan yang menguar darinya mampu membuat Naomi gugup sekaligus penasaran.

Naomi berusaha keras untuk bersikap profesional, menepis debaran aneh yang selalu muncul setiap kali berinteraksi dengan bosnya itu.

Sementara bagi Xander sendiri, kehadiran Naomi di setiap harinya perlahan menjadi candu yang sulit dihindari.

Akan seperti apa kisah mereka selanjutnya? Mari langsung baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 3 Resmi Menjadi Sekertaris Pribadi

“Jawab! Kenapa diam saja?!” bentak Xander dengan suara menggelegar di ruangan. Matanya tajam menusuk, menuntut jawaban.

“Apa hubungannya status itu dengan pekerjaan saya?!” tanya Naomi mengepalkan tangan, menahan amarah yang hampir meledak di dadanya.

Pertanyaan Xander benar-benar telah membuatnya terhina. Bagaimana bisa pria ini langsung menyerang privasinya?

“Aku tidak suka wanita yang gampang dibeli. Apalagi yang sudah biasa menjual diri,” ucap Xander menatap Naomi dengan tatapan menyelidik, seolah mencoba membaca isi pikiran gadis itu. “Di kantor ini, aku ingin tahu siapa yang berdiri di sampingku. Loyal atau pengkhianat.”

“Saya mungkin miskin, tapi saya bukan wanita murahan!” Naomi menatapnya balik dengan tatapan menantang, tak gentar sedikitpun.

Sungguh, Naomi merasa harga dirinya telah diinjak-injak.

Xander menatapnya lama. Ada kilatan aneh di matanya, bukan penghinaan, tapi lebih seperti sebuah ujian, sebuah penilaian yang mendalam. Dia bisa melihat sesuatu di balik mata berani gadis itu.

“Baiklah,” kata Xander akhirnya, memecah ketegangan yang mencekik. “Kamu diterima.”

“Apa?!” seru Naomi dengan wajah terkejut. Begitu mudahkah dirinya diterima setelah semua perdebatan dan pertanyaan tak masuk akal itu?

“Mulai hari ini kamu resmi menjadi sekretaris pribadiku. Tapi jangan berharap semua akan mudah bagimu!” Xander melanjutkan dengan nada datar namun penuh peringatan.

“Saya tidak minta dimudahkan oleh anda!” Naomi mengepalkan tangan, tidak suka dengan nada bicara Xander yang meremehkan.

“Kamu boleh mulai bekerja. James akan membimbingmu. Tapi ada satu hal yang harus kamu ingat.” Xander tersenyum tipis, sebuah senyum yang jarang sekali dia perlihatkan dihadapan orang lain.

Namun entah mengapa, senyum itu justru membuat Naomi merinding. “Jangan coba-coba menatapku lebih dari lima detik. Itu aturan pertamaku.”

Naomi langsung mengumpat dalam hati, aturan macam apa ini?! Dia pikir dia siapa? Artis Hollywood?! Pikirnya.

Naomi ingin sekali melempar sesuatu ke wajah pria arogan itu.

“Tenang saja, Tuan CEO yang terhormat. Saya bahkan tidak ingin melihat wajah menyebalkan anda lebih dari satu detik!” Naomi berkata dengan nada sinis.

“Bagus! Segera temui James!” titah Xander.

“Baiklah, Tuan,” ucap Naomi sambil berbalik dan berjalan ke pintu.

Dalam hati, Naomi masih terus memaki Xander dengan segala umpatan yang dia tahu.

Tapi demi ibu panti, Naomi akan bertahan. Apapun yang terjadi. Dia harus bisa mendapatkan pekerjaan ini dan menghasilkan uang.

“Pagi, James,” sapa Clara sambil tersenyum manis, lalu mendekati meja kerja James.

Rambut wanita itu disisir rapi, dengan pakaian yang stylish, dia tampak ingin menarik perhatian.

Clara menyandarkan tubuhnya di sisi meja, berusaha menarik perhatian James agar melupakan pekerjaannya.

“Pagi, Ra,” balas James, pandangannya masih terfokus pada layar komputer.

James terlalu sibuk untuk menyadari motif tersembunyi di balik senyum Clara. Dia hanya menganggap Clara sedang ramah pagi ini.

“Ini berkas yang CEO minta. Tanda tangan kontrak sekretaris baru.” Clara meletakkan sebuah map tipis di atas meja, sengaja sedikit menggesernya agar James mendongak.

James mengambil map itu sambil mengangguk. “Oh, terima kasih.” Ia membuka map, sekilas membaca judulnya. ‘Kontrak Sekretaris Naomi’

“Dia cantik?” tanya Clara tiba-tiba, masih berdiri di tempatnya.

Clara sedikit penasaran. Dia ingin tahu, seberapa besar ancaman pendatang baru ini bagi posisinya di mata Xander.

“Dia?” James mengernyit, tidak langsung memahami maksud pertanyaan Clara.

“Calon sekretaris bos yang baru itu, siapa lagi?” Clara sedikit mendesak, tak sabar menunggu jawaban. Nadanya bahkan kini terdengar ketus.

“Oh… ya, lumayan cantik sih,” James menjawab sekenanya, tidak terlalu memikirkan jawabannya.

Baginya, kecantikan seorang sekretaris bukanlah prioritas utama, yang terpenting adalah kemampuan bekerja.

Clara mengerucutkan bibir, tak puas dengan jawaban James. Ada rasa tak suka menyelinap di dadanya. Dia selalu mengira hanya dirinya yang menonjol di kantor ini, satu-satunya wanita yang patut diperhitungkan di mata Xander.

Nyatanya, kini ada pendatang baru yang mencuri perhatian, bahkan sebelum Clara sempat melihatnya.

“Eh, kamu mau kemana?” tanya James saat Clara tiba-tiba melangkah pergi, tanpa pamit.

“Aku sedang banyak pekerjaan,” jawab Clara dengan wajah judes, jelas menunjukkan kekesalan yang tak terucapkan. Clara merasa cemburu.

“Dia kenapa?” gumam James sambil menatap punggung Clara yang menjauh, tak mengerti perubahan sikap wanita itu.

James memutuskan untuk tidak ambil pusing. Lalu, melangkah keluar ruangan untuk memberikan berkas kontrak milik Naomi.

James berjalan menyusuri koridor kantor yang ramai, mencari sosok yang tertera di berkas itu.

Sesampainya di depan ruangan Xander, dia melihat Naomi yang tampak sedikit kebingungan.

“Tunggu, Naomi!” teriak James dengan suara cukup keras di tengah keramaian.

“Ya, Tuan. Ada apa?” tanya Naomi, menoleh ke arah suara, ia sedikit terkejut.

“Panggil aku James saja. Kita sama-sama pegawai di sini,” ujar James sambil tersenyum ramah. Ia tidak ingin Naomi merasa canggung atau terlalu formal. “Ikut ke ruanganku, kamu harus menandatangani berkas kontrak ini. Setelah itu, kamu harus menemui CEO lagi untuk minta tanda tangannya.”

“Lagi?” Naomi mendesah, raut wajahnya menunjukkan ketidaksenangan yang begitu kentara.

Naomi baru saja keluar dari ruangan Xander, dan jujur saja, pria itu membuatnya merasa tidak nyaman dengan pertanyaan dan aturannya yang sangat aneh.

Bertemu lagi dengannya? Membayangkannya saja sudah membuat Naomi mules.

“Kalau kamu keberatan, silahkan keluar saja,” James berbicara dengan tegas, tak memberi Naomi pilihan. “Kami akan cari penggantimu dengan segera. Ada banyak pelamar yang antre di luar sana.” James tidak ingin membuang waktu dengan orang yang setengah hati atau tidak serius.

“Baiklah.” Naomi menghela napas, jelas tidak suka dengan ancaman James.

Namun, dia tahu pekerjaan ini terlalu penting untuk dilupakan begitu saja. Naomi membutuhkan uang itu untuk ibu panti.

“Sudah memutuskan?” tanya James.

“Ya.”

“Kalau begitu, ikut aku.”

Naomi mengikuti James menuju ruang kerja pria itu, lalu duduk di depan meja saat James menyodorkan dokumen kontrak kepadanya.

“Baca dengan teliti dulu, baru tanda tangan. Tapi sebelum itu, kalau ada yang kamu–” belum selesai James bicara, Naomi sudah membubuhkan tanda tangan di halaman akhir dengan cepat.

“Hei! Bukankah aku bilang baca dulu?!” James terkejut dengan mata membulat, tak percaya dengan keputusan Naomi.

“Tidak perlu. Aku buru-buru, James. Aku tidak sabar ingin segera bekerja,” jawab Naomi, senyum tipis terukir di bibirnya. Dia sudah terbiasa dengan kontrak-kontrak pekerjaan.

James tertawa. “Kamu serius sekali. Rupanya kamu pekerja keras juga, ya. Baguslah kalau begitu.” Ada kekaguman dalam suaranya.

Naomi hanya tersenyum tipis. Sementara James mengambil kembali dokumen yang sudah ditandatangani.

“Oke, berikan ini ke CEO. Bilang kamu sudah tanda tangan. Setelah itu temui aku lagi, kita lanjut briefing dan aku akan menjelaskan tugas-tugasmu.”

“Siap.”

Dengan berat hati, Naomi kembali melangkah ke ruangan pria menyebalkan itu. Hanya mengingat namanya saja sudah membuat darahnya naik satu tingkat.

Aura pria itu begitu dingin, menakutkan, dan entah mengapa, membuat Naomi merasa tidak nyaman.

“Huft, sabar, Naomi. Sabar… lakukan semuanya demi Ibu,” gumamnya sambil mengetuk pintu ruangan CEO.

Naomi mengambil napas dalam untuk menguatkan dirinya sendiri.

1
partini
wah masuk benang kusut ini ayo xan masa ga bisa bikin Naomi klepek klepek
+55 🚩
ga pake lama mwehehehehehe 🌚🌚🌚
partini
hi hi hi jangan sampai ini dua orang pecah perawan duluan dua" lagi pada oleng
partini
wkwkwkwk asik kali nya mereka nikah nya bareng
Senja: bengek kak🤣🤣
total 3 replies
Dwi Sulistyowati
bocah bisa bikin bocah dokter 🤭
Senja: 😂😂 hoo
total 1 replies
partini
baru di kasih Kiss tipis" di oting udah menggeliat lah di kokop macam mana siap tempur dong,, pasti Nic merasa lucu Thor Otong nya bereaksi ma anak kecil
Senja: 😆 hooh kak
total 1 replies
partini
lah belum tau dia berhadapan dengan sia itu ranting mafia belum akarnya Weh Weh ,, impoten Thor mau lihat reaksi nich lihat body Snowy apa Anaconda akan menggeliat 😂😂😂😂
Senja: Wkwkw gak tahu kakak🤣
total 1 replies
partini
aku makin penasaran sama Nic
+55 🚩
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa 🦖🦖🦖
partini
dihhhh aku penasaran kekurangan apa sih yg di miliki Nicko Thor ,,apa impoten apa suka terong ,,cocok tuh sama Snowy biar dia masih anak anak
partini: ihhh jangan lah,, tertidur aja tuh anaconda ketemu ma pawang nya baru menggeliat 😂😂😂😂😂
total 2 replies
partini
hehh nich what are you doing,,ihhhh
partini
ihhh rasain
+55 🚩
hohoho 🌚🌚🌚 plok2 al datang!
partini
aihhh belum merasakan kamu Naomi 😂😂😂,xan rencana mu good 👍👍👍
+55 🚩
gayanya.. giliran digigit ular alaska nambah2 🌚🌚🌚
+55 🚩: mwehehehehehe 🌚🌚🌚
total 2 replies
Opi Sofiyanti
jgn mau... ke bayang g nanti tiap kamu g bs jln.... 😂😂😂😂
Senja: Wkwkw😭
total 1 replies
partini
penggerebekan yg liar biasa ,,nanti dulu siapa di balik penggerebekan ini thor
Senja: Nah kang julid pasti kak😆
total 1 replies
partini
ini yg beda tapi aku yg aku tunggu dulu
partini: aku lebih suka yg Laur ini Thor ,
total 3 replies
Naya En-lish
/Rose//Rose//Rose//Heart/
partini
burung lepas dari sangkar wkwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!