NovelToon NovelToon
The Great General'S Obsession

The Great General'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Obsesi / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sungoesdown

Wen Yuer dikirim sebagai alat barter politik, anak jenderal kekaisaran yang diserahkan untuk meredam amarah iblis perang. Tetapi Yuer bukan gadis biasa. Di balik sikap tenangnya, ia menyimpan luka, keberanian, harga diri, dan keteguhan yang perlahan menarik perhatian Qi Zeyan.

Tapi di balik dinginnya mata Zeyan, tersembunyi badai yang lambat laun tertarik pada kelembutan Yuer hingga berubah menjadi obsesi.

Ia memanggilnya ke kamarnya, memperlakukannya seolah miliknya, dan melindunginya dengan cara yang membuat Yuer bertanya-tanya. Ini cinta, atau hanya bentuk lain dari penguasaan?

Namun di balik dinding benteng yang dingin, musuh mengintai. Dan perlahan, Yuer menyadari bahwa ia bukan hanya kunci dalam hati seorang jenderal, tapi juga pion di medan perang kekuasaan.

Dia ingin lari. Tapi bagaimana jika yang ingin ia hindari adalah perasaannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sungoesdown, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepercayaan

Suka atau tidak, Yuer menyadari bahwa dia sudah terlibat dengan Zeyan dan dendamnya pada kekaisaran sejak hari pertama ia melangkahkan kaki di benteng ini. Bahwa segala resiko yang menunggunya sebagai seseorang yang datang dari pihak kekaisaran ke benteng Zeyan hanya akan ia tanggung sendiri.

Yang tidak mereka ketahui adalah Yuer dikirim ke benteng sebagai seseorang yang kehadirannya tak diperhitungkan di keluarganya. Ayahnya sendiri menawarkannya pada kekaisaran untuk dijadikan alat barter politik hanya karena hidupnya tidak berarti bagi mereka, bahkan oleh ayahnya sendiri. Meski Zeyan mengetahui latar belakangnya yang sesungguhnya termasuk rumor bahwa dia putri kesayangan ayahnya itu adalah palsu, dia pasti tetap tak bisa memercayai Yuer sepenuhnya.

Namun, Yuer bisa mengerti itu. Yuer datang dari pihak musuh, meski tak terlihat berbahaya, Zeyan harus mengantisipasi apapun yang bisa Yuer lakukan meski Yuer tidak memiliki niat apapun.

Sepertinya kehidupan damai itu bukan jalan yang akan ia tempuh ke depannya.

Klang, Klang

Yuer membuka mendongak ke arah pintu jeruji begitu mendengar suara rantai bergerak. Seorang prajurit penjaga penjara bawah tanah tengah membuka rantai yang melilit pintu jeruji dan di belakangnya, Zeyan berdiri. Matanya tidak menatap Yuer, seolah sengaja menghindari matanya.

Dia memberi isyarat singkat pada penjaga, kemudian penjaga itu pergi. Zeyan melangkah masuk. Yuer menegakkan tubuhnya, namun tidak beranjak dari duduknya.

Zeyan berlutut di depannya, sepasang matanya kini menatapnya. Tidak ada ekspresi yang bisa Yuer baca disana. Namun, pria itu mengulurkan tangannya dan detik berikutnya ibu jarinya mengusap pipi Yuer dengan kelembutan yang menyesakkan.

Yuer menahan nafas untuk sesaat.

"Baru sehari dan kau sudah kehilangan berat badanmu."

Yuer mengernyit, kemudian memberi tatapan tajam. "Tidak perlu dramatis seolah kau peduli."

Kau bahkan baru datang sejak aku ditahan kemarin.

Ada perubahan ekspresi di wajah Zeyan. Meski tipis, Yuer bisa melihat rahangnya mengeras.

"Jangan salah paham, Wen Yuer. Aku tidak menginginkan ini. Salah satu orang itu mengatakan seseorang dari dalam benteng memberikan informasi."

"Dan orang itu menyebut namaku?"

"Tidak, tetapi beberapa anggota Lingkaran Besi percaya itu kau. Aku tidak bisa mengabaikan mereka begitu saja."

Yuer menolehkan kepalanya ke arah lain dan itu melukai Zeyan lebih dari yang bisa pria itu akui. Ia menarik dagu Yuer agar kembali menatapnya.

"Jangan abaikan aku. Aku tidak ingin mempercayai itu, Wen Yuer."

Yuer menyipitkan matanya. "Tapi kau meragukanku."

Zeyan mendekatkan wajahnya, satu tangannya masih di wajah Yuer.

"Aku juga tidak suka melihatmu disini, kau tidak cocok berada di balik jeruji ini."

"Aku tidak cocok berada di bentengmu." Yuer menekankan.

Dada Zeyan bagai dihantam batu besar. Dari perubahan di wajahnya, Zeyan tak menyukai itu.

"Wen Yuer..." Suaranya lembut, penuh permohonan.

"Jika orang itu mengatakan seseorang dari dalam benteng memberikan informasi, maka orang itu masih berkeliaran bebas di dalam bentengmu, Zeyan."

Zeyan terdiam cukup lama. Dia menatap Yuer dengan seksama seolah mencoba berpikir atau meyakinkan dirinya sendiri sebelum tangannya beralih mengusap pelipis Yuer kemudian turun ke lengannya dengan lembut hingga ia menggenggam jemari Yuer dan mengusap punggung tangannya.

"Aku tidak suka melihatmu disini, seperti ini. Tapi, Yuer... Beri aku waktu untuk mencari bukti yang kuat."

Tatapan Zeyan dan cara bicaranya penuh kesungguhan. Pria itu menatapnya dengan cara yang tak bisa Yuer abaikan.

Tangannya naik lagi mengusap kepala Yuer lembut. "Jangan benci aku, Yuer."

Yuer tak mengatakan apapun, bahkan saat Zeyan beranjak keluar meninggalkannya yang tak bisa berkata-kata. Bunyi besi berkelontang terdengar saat penjaga mengunci kembali pintunya.

Suara Zeyan masih terngiang di benaknya. Yuer menggigit bibirnya.

...

Zeyan disambut oleh Mingyue begitu ia keluar dari penjara bawah tanah. Mingyue meraih lengan Zeyan.

"Bagaimana? Dia baik-baik saja kan, kak?"

"Kenapa tidak masuk saja kalau kau begitu mengkhawatirkannya?" Tanya Zeyan selagi mereka berjalan di koridor.

Mingyue menghela napas. "Aku tidak sanggup melihatnya seperti itu."

"Dan kau menumbalkanku."

Mingyue mengernyit tak terima dan siap untuk memarahi kakaknya itu.

"Kakak! Itu kewajibanmu!"

"Kenapa itu kewajibanku? Aku bukan suaminya."

"Dia dikirim kesini untuk kakak! Sudahlah, aku benci kakak!" Mingyue mendorong Zeyan namun tak cukup untuk membuatnya limbung, kemudian gadis itu menghentakkan kakinya dan berjalan lebih cepat.

Namun, baru beberapa langkah Yuer berhenti dan berbalik menatap kakaknya.

"Tunggu, sekarang aku sadar. Aku sedang tidur saat mereka masuk ke ruanganku dan saat aku bangun, mereka tidak langsung menangkapku atau mencoba membunuhku. Mereka terlihat kebingungan dan aku menggunakan kesempatan itu untuk mencoba kabur," Kerutan di dahi semakin dalam. "Saat itulah mereka menahanku dan aku mencoba melawan sampai salah satu dari mereka menusukku."

Zeyan menghela nafas. "Kau sudah menceritakan itu, Mingyue."

"Aku tahu! Tapi, sepertinya target malam itu bukanlah aku. Mereka tidak langsung membunuhku karena sepertinya siapapun yang mengirim mereka ingin mereka membawa korbannya hidup-hidup,"

"Apa maksudmu targetnya bukan kau? Kau adikku, dan mereka dari pihak musuh yang ingin menghancurkanku melalui orang terdekatku." Ucap Zeyan tajam.

Mingyue menggeleng pelan. "Tidak, kakak. Mereka menyebut wanita Jenderal Qi, bukan adik Jenderal Qi."

"Mereka juga sempat kebingungan saat melihat Yuer. Kakak, siapapun itu, mereka menginginkan Yuer."

Zeyan terdiam cukup lama sebelum akhirnya berjalan cepat meninggalkan Mingyue yang juga memegangi kepalanya dengan penemuan itu.

...

"Tidak! Jenderal Qi, tolong maafkan saya!"

Terlambat. Pedang Zeyan menembus tubuh pria itu dalam sekejap. Mingyue mengalihkan pandangannya begitu pria itu ambruk. Kedua mata Zeyan menyala marah.

Mingyue benar. Mereka mengincar Yuer dan Zeyan malah menjadikannya sebagai tersangka dengan memberi izin pada dewan untuk menangkap Yuer. Untung saja dia belum membunuh pria yang mengatakan bahwa seseorang dari dalam benteng memberikan informasi pada tuannya.

"Kenapa membunuhnya? Dia belum menjawab siapa tuannya." Ucap Han Linyu.

Zeyan menyerahkan pedangnya pada seorang prajurit.

"Percuma saja, dia tidak akan mengatakannya." Zeyan berbalik pergi.

Langkahnya tajam melewati koridor. Ia tidak tidur semalam, menginterogasi langsung pria itu di dalam ruangannya sendiri setelah apa yang Mingyue katakan kemarin. Dan baru saja mendapatkan jawabannya pagi ini.

Sesuai yang Mingyue katakan, mereka diminta membawa 'wanita Qi Zeyan' hidup-hidup dengan informasi bahwa ruangannya berada paling dekat dengan ruangan utama—ruangan Qi Zeyan. Tetapi mereka salah memasuki ruangan. Letak kamar Yuer memang paling dekat dengan ruangan Zeyan, tetapi posisi pintu masuknya membuat seolah kamar Mingyue lebih dekat.

"Keluarkan Wen Yuer, cepat!" Serunya begitu sampai di penjara bawah tanah.

Namun, reaksi yang mereka dapatkan justru berbeda. Mereka tampak ragu dan ketakutan. Langkah Zeyan menjadi semakin lebar mendekati jeruji Wen Yuer. Seorang penjaga membukakan pintu sel Yuer, kemudian mundur.

Zeyan mengernyit. Wen Yuer sedang dalam posisi berbaring dengan mata terpejam.

"Jenderal, Nona Wen sudah dalam posisi itu sejak kemarin sore."

Kedua mata Zeyan membelalak. "Kemarin sore... Setelah aku datang?"

"Benar, Tuan."

"Kenapa tidak ada yang memberitahuku?!"

"Kami pikir nona Wen hanya tidur, tetapi... Sampai sekarang masih belum bangun, bahkan posisinya tidak berubah. Kami berniat memberitahu anda jika sampai siang nanti Nona Wen tidak bangun juga."

Kedua tangan Zeyan mengepal Erat sebelum ia melangkah dan bersimpuh di depan Yuer. Perlahan ia menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajahnya.

"Wen Yuer..."

1
justnia
alur ceritanya tertata dengan baik, pilihan kata-katanya.juga bagus
justnia
akhirnya setelah tiap hari bolak balik, update juga 🥲
lunaa
full senyum baca chapter inii ><
lunaa
lucuu, zeyan jadi soft sama yuer
lunaa
apa zeyan ada kuasa misterius juga kaya yuer yang pernah menyelamatin burung? aku makin suka sama alur ceritanya ><


ini pertama kali aku baca cerita kolosal china version indo jadi terasa excitednya gituu 🙈
lunaa
keinget chong zhao sama bai xi, mereka juga kenalan dari kecil tapi takdirnya 🙏🏻😭
lunaa
yuerr 😭😭
lunaa
yuer? kurasanya seharusnya mingyue ya?
Sungoesdown: Ohiya ya ampun😭 makasih kak udah notice😭
total 1 replies
lunaa
tapi dari sisi yuer itu sakit, zeyann
lunaa
mau kecewa ama zeyan, tapi ditahanin soalnya takut kalo zeyan lakuin karna ada sebab. iya kan zeyan emang unpredictable orangnya 😓

tapi kasian yuerkuhhh
lunaa
the what?
lunaa
oh, she falling in love ~
lunaa
act of service-nya zeyan
lunaa
jealousy jealousy ~
lunaa
apa ada kaitan sama mendiang ibunya atau ibunya zeyan?
lunaa
wow, yuer juga ada rahasianya sendiri
lunaa
"tabib cantik," omg zeyan mau jadi bucin
lunaa
lucu!!
lunaa
he indirectly confessing to herr 😆🙈
lunaa
gak expect tebakan yang kupikir salah itu benar 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!