"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Menolak Lamaran?
" Marga Saya Bukanlah Tang, Saya Memang Menggunakan Nama Tang San Namun Marga
Saya Bukan Itu Dan Saya Tidak Bisa Menyebutkannya Disini, Mohon Yang Mulia Tidak Memaksa Saya Untuk Mengungkapkan Marga Saya Karena Itu Adalah Pilihan Saya,"
tegas Tang San tanpa ada rasa takut sama sekali.
mendengar akan hal itu semua orang langsung kaget dan juga menggunjing Tang San yang menurut mereka sangat berani mengeluarkan kata-kata seperti itu pada Kaisar Tang.
harusnya dia bersyukur karena Kaisar Tang memberikannya pertanyaan seperti itu artinya
Kaisar Tang sendiri tertarik padanya.
" Hahaha Kau Sangat Berani Anak Muda," kata Kaisar Tang yang tersenyum tipis.
baru kali ini dia menemukan anak muda yang memiliki keberanian yang seperti itu bahkan auranya terasa lebih kuat di bandingkan aura anak muda lainnya.
sungguh dia sangat tertarik dengan pemuda di depannya itu, tak hanya wajahnya yang
tampan tapi ia juga berani dan tangguh terbukti dengan dia yang menjadi pemenang
pertama akan lomba berburu ini.
" Baiklah, Kasim Cepat Umumkan Pemenang Bagian Para Gadis-gadis Ini." kata Kaisar ZHu dengan lantang.
Kasim itu lalu mulai menganggukkan kepalanya sembari menatap ke arah plakat
yang ada di tangannya itu yang dimana adalah para pemenang lomba itu.
" Pemenang Ketiga Adalah Han Siyu Perdana Putri Perdana Mentri Pertahanan!"
" Pemenang Kedua Adalah Putri Peiyu Dari Kekaisaran Hua!"
" Pemenang Pertama Adalah An Yue Putri Dari Kekaisaran Zhu!"
An Yue yang mendengar akan pengumuman terakhir itu mendengus dingin, ia sangat tidak sudi jika dia harus mengharumkan Kekaisaran Zhu, selama ini saat ia menderita mereka kemana saja? hanya menyiksanya.
An Yue berjalan ke depan dengan langkah lebar tapi karena kakinya yang kecil tetap
saja dia lebih lambat di bandingkan dnegan pemenang keduanya.
" Kemarilah," sebuah tangan terulur pada An Yue hingga gadis itu mendongak ke atas dan
ia melihat akan Putri Mahkota Peiyu yang merupakan Putri Mahkota Kekaisaran Hua
mengulurkan tangannya padanya.
An Yue tak langsung menyambut uluran tangan itu karena dia tak ingin mempercayai orang dengan begitu mudah.
" Aku Akan Menuntunmu Agar Kau Cepat Berjalan," kata Peiyu yang langsung menarik
tangan An Yue kecil dengan lembut membawanya ke atas panggung.
sampai di atas panggung Putri Mahkota Peiyu langsung melepaskan tangannya dari An Yue kecil membiarkan gadis kecil itu melangkah pada tempatnya sendiri.
" Dengar, Aku Ingin Mengatakan Sesuatu Padamu Kasim." tegas An Yue yang dengan menatap ke arah Kasim.
Kasim yang melihat akan tatapan tajam dan juga menusuk dari An Yue entah kenapa justru merasakan perasaan takut yang teramat takut.
" A-Ada Apa, Putri?" tanya sang Kasim.
" Aku Menegaskan Bahwa Aku Bukanlah Putri Dari Kekaisaran Zhu Atau Juga Putri Dari Kaisar Zhu, Umumkan Aku Hanya Putri Dari Permaisuri Bao Yu Dan Pemilik Kediaman
Tulip," ucap An Yue dengan lantang membuat semua orang tertegun terutama Kaisar dan
Putra Mahkota.
" Apa-apaan Ini?"
Kaisar Zhu langsung berdiri dari singgasananya menatap tajam dan menusuk ke arah An Yue tapi gadis itu tidak takut sama sekali.
gadis kecil itu tentu saja merasakan akan aura penindasan dari Kaisar Zhu tapi An Yue tetap An Yue dia tak akan pernah goyah hanya dengan aura seperti itu.
An Yue menatap Kasim di depannya dnegan
tatapan yang penuh akan dengan penekanan membuat Kasim itu bingung.
" P-Pemenang Pertama Zhu Yin Putri Dari Permaisuri Bao Yue Dan Pemilik Kediaman
Tulip!" ucap Kasim itu dengan lantang walau ia masih saja gugup.
" Baiklah Silahkan Untuk Pemenang Pertama Bisa Meminta Kepada Kaisar Untuk Menjadikan Putri Zhu Yin Sebagai Selirnya," ucap Kasim membuat kerumunan langsung
pecah seketika.
" Yang Mulia Apa Bisa Saya Mengajukan Permintaan Yang Lain?" Tang San menatap lurus ke arah Kaisar Zhu membuat pria dewasa itu mengernyitkan alisnya.
jika itu orang lain apalagi dengan status yang
hanya sebagai pengawal pribadi biasa maka mereka akan dengan suka rela menerima akan hal itu.
dengan identitas An Yue sebagai putri satu-satunya di Kekaisaran Zhu walau itu sekali pun tidak di inginkan tetap saja dia memiliki akan kekuasaan itu.
dengan menjadikan An Yue sebagai calon istri maka akan membuat sebuah terobosan
pada mereka namun, pria di depannya itu justru menolak gadis itu.
" Kau Meminta Apa?" Kaisar Zhu bertanya dengan ingin.
" Saya Meminta Hak Tuan Putri An Yue Yang
Sesungguhnya." Tang San tanpa ragu mengutarakan apa yang dia minta membuat semua orang langsung bungkam begitu juga dengan An Yue yang tadinya menunduk kini langsung mendongak menatap pria yang
berada di depannya itu.
bahkan Kaisar Zhu sampai tertegun karenanya, ia tak pernah menyangka jika
permintaan dari pria itu adalah hak An Yu, putri yang tak dia inginkan.
akan tetapi, pria di depannya ini bahkan rela
melakukan apapun demi untuk anak itu.
" Apa Yang Tang San Lakukan?" lirih An Yue menatap Tang San dengan pandangan yang dalam dan sulit di artikan.
" Selama Aku Berada Di Sisimu Maka Aku Akan Memperjuangkan Semua Hakmu, Yue Kecil." Tang San berjanji dalam dirinya sendiri
bahwa dia akan membuat AN Yue mendapatkan hak yang sesungguhnya.
" Apa Maksudmu?" Putra Mahkota menatap Tang San dengan dingin.
ia merasa tersaingi dengan pria di depannya itu karena berani membuka suara dan secara tak langsung berani menantang Kaisar Zhu yang notabenenya adalah ayah mereka.
" Saya Meminta Hak Putri An Yue Yang Sesungguhnya Di Mulai Dari Pelayan Yang
Harusnya 20 Orang Karena Itu Adalah Jumlah Yang Di Dapatkan Oleh Putri Mahkota, Pakaian Yang Indah, Perhiasan Yang Banyak, Makanan Langsung Dari Dapur Istana Utama, Uang Saku Perbulan Yang Sama Seperti Putra Mahkota Dan Pengawal Yang Menjaga Di Kediamannya Adalah 40 Orang Itu Semua
Adalah Hak Yang Harus Di Terima Oleh Putri An Yue Sejak Lahir Bahkan Usia 5 Tahun Waktu Itu Adalah Waktu Yang Harusnya
Dilakukannya Putri An Yue Di Angkat Menjadi Putri Mahkota Karena Dia Anak Perempuan
Semata Wayang Namun Saya Tidak Meminta Akan Posisi Itu Karena Saya Tahu Tuan Putri
Tidak Menginginkannya," tegas Tang San membuat keadaan semakin ricuh.
beberapa orang memuji akan keberanian Tang San tapi beberapa juga yang justru
menganggap bahwa Tang San terlalu sembrono.
" Apa Kau Tidak Ingin Meminta Yang Lain?" tanya Kaisar Zhu dengan datar.
" Tidak, Saya Hanya Meminta Itu Dan Seharusnya Anda Sebagai Penanggung Jawab Lomba Ini Maka Wajib Menurutinya," kata Tang San dengan senyum dingin.
Deg
Kaisar Zhu tertegun melihat senyum dingin dan aura kuat dari Tang San, ia bisa merasakan jika akan ada sesuatu yang terjadi jika ia tidak mengabulkan apa yang di minta
oleh pria itu.
" Baik, Saya Akan Melakukannya." tegas Kaisar Zhu yang di balas dengan senyum tipis oleh Tang San.
" Yang Mulia, Karena Tuan Ini Tidak Meminta Putri An Yue Sebagai Selir Maka Saya Tidak
Ingin Hadiah Apapun Namun Saya Menginginkan An Yue Sebagai Selir Saya, Saya Meminta Yang Mulia Untuk
Mempertimbangkannya," ujar Putra Mahkota Tang.
sontak hal itu saja membuat semua orang langsung kaget, mereka tak menduga jika pria
yang merupakan Putra Mahkota Kekaisaran Tang yang terkenal dengan watak dingin dan acuh tak acuh justru melamar An Yue dengan begitu berani di hadapan semua orang.
An Yue yang mendengar akan hal itu membulatkan mata, ia sangat tidak suka apabila ada pria yang melamarnya karena
bayangan masa lalu membuatnya enggan membuka hati.
" Saya Tidak Bersedia!" An Yue berkata dengan lantang, matanya menatap nyalang ke arah Putra Mahkota Tang.
" Kenapa?" Putra Mahkota Tang menatap An Yue dengan tatapan dingin.
" Saya Akan Bersedia Apabila Pria Yang Akan Menikahi Saya Hanya Memiliki Satu Wanita
Dalam Hidupnya Yaitu Hanya Saya Tak Ada Wanita Kedua, Ketiga Dan Seterusnya, Saya
Hanya Ingin Menjadi Satu-satunya Bukan Menjadi Salah Satunya, Jika Anda Ingin Saya
Menjadi Istri Anda Maka Anda Harus Memastikan Selama Hidup Anda Hanya Akan Memiliki Satu Istri Yaitu Saya, Jika Tidak Maka Percayalah Saya Akan Menghancurkan Anda," tekan An Yue dengan aura penekanan
yang kuat.
Putra Mahkota Tang dan juga orang-orang yang mendengar penuturan dari An Yue kaget bukan main apalagi mereka yang dari para Kaisar dan Pangeran.
" Putri An Yue Aku Rasa Apa Yang Anda Katakan Itu Tidak Masuk Akal, Seorang Pria Bebas Memiliki Istri Berapa Pun Dia Mau Asalkan Dia Berlaku Adil," ucap seorang wanita yang berada di sisi kiri Kaisar Tang.
wanita itu merupakan Selir Agung dari Kaisar Tang sedangkan di sebelah kanannya adalah Permaisuri Kaisar Tang.
" Aku Ingin Bertanya, Memangnya Apa Alasan Yang Membuat Seorang Pria Harus Memiliki Istri Lebih Dari Satu Terutama Untuk Para Pangeran Dan Calon Pemimpin Sebuah Wilayah?" An Yue menatap para Selir dan Permaisuri.
" Para Kaisar Atau Pun Pangeran Mereka Memiliki Banyak Istri Karena Ingin Menjalin Kerja Sama Dan Juga Menguatkan Pondasi Mereka Terutama Para Kaisar, Misalnya Mereka Mengambil Selir Karena Ingin Mendamaikan Sebuah Wilayah Contoh Lainnya Juga Adalah Karena Para Petinggi
Istana Mendesak Akan Adanya Selir Maka Kaisar Juga Harus Mempertimbangkannya Karena Kaisar Bukanlah Milik Sepenuhnya Istri Tapi Juga Rakyat Dan Memikirkan Kesejahteraan Rakyat," ujar Permaisuri Tang.
An Yue yang mendengar akan penuturan itu tertawa sinis sebelum ia menatap para Kaisar dan Pangeran dengan tatapan dingin.
" Sungguh Alasan Yang Sangat Tidak Masuk Akal," sarkas An Yue yang membuat semua
orang terdiam mematung.
" Jika Kaisar Mengambil Selir Hanya Karena Ingin Kedamaian Atau Memperluas Wilayah
Kenapa Seorang Kaisar Begitu Bodoh? Jika Tidak Ingin Berdamai Maka Serang Saja Ratakan Tempat Itu, Apa Gunanya Perang Jika Hanya Dengan Menyodorkan Seorang Wanita Di Atas Ranjang Kaisar Kedamaian
Di Dapatkan, Apakah Seorang Sebrengsek Itu," sinis An Yue yang membuat para kaisar terdiam.
" Lihat Pria Di Atas Singgasana Sana," An Yue
menunjuk ke arah Kaisar Zhu.
" Pria Itu Memang Kejam, Tak Punya Hati Jelas Saja Bahkan Ia Tak Pernah Mencintai Istrinya Yaitu Permaisuri Bao Yu Yang Merupakan Wanita Yang Melahirkan Aku Dan Pangeran Kedua Serta Putra Mahkota, Ia Memiliki Selir Tapi Tak Pernah Mengizinkan Mereka Untuk Memiliki Keturunannya Bahkan
Tak Segan Membunuh Para Selirnya Hingga Akhirnya Tersisa Ibundaku Saja, Dia Tak
Mencintai Permaisurinya Tapi Ia Juga Secara Tak Langsung Menjaga Perasaan Wanita Yang Menjadi Permaisurinya Dengan Membunuh Para Selirnya," kata An Yue dengan lantang membuat semua orang
bungkam.
Kaisar Zhu yang mendengar perbuatannya di buka oleh An Yue hanya bisa mendengus
dingin.
" Dia Sedang Memujiku Atau Sedang Menghinaku Dengan Kata Brengsek." Kaisar Zhu ingin sekali melempar An Yue dengan
batu saking kesalnya.
" Jika Pangeran Memperbanyak Selirnya, Untuk Apa? Mempertahankan Posisi Atau Bersaing Memperebutkan Tahta?" kata An Yue lagi yang membuat semua orang terdiam
membatu.
mereka kehilangan kata-kata untuk mengatakan apa yang ada di pikiran mereka.
" Lalu Bagaimana Dengan Kesempatan Untuk Pangeran Kedua Dan putra Mahkota Karena Pemenangnya Adalah Putri An Yue Bagaimana Jika Kesempatan Itu Di Lempar Ke Pemenang Kedua Dan Ketiga?" usul Kasim yang membuat mereka langsung senang.
" Tidak Bisa! Pangeran Kedua Keluar Dari Daftar Karena Aku Memintanya Anggap Saja Ini Pengganti Syarat Menjadi Selir Pangeran Kedua Jika Mau Menjadi Selir Maka Selir Putra Mahkota Saja," cetus An Yue yang membuat Pangeran Kedua melebarkan senyumnya tapi tidak dengan Putra Mahkota
yang membulatkan matanya seperti bola.
" Putri An Yue Saya Ingin Bertanya?" seorang wanita dewasa mengajukan tangannya kepada An Yue.
" Ada Apa?" tanya An Yue dengan nada malas.
" Jika Posisi Putra Mahkota Dan Pengeran Kedua Dalam Keadaan Posisi Yang Akan Hancur Maka Kehidupan Siapa Yang Akan Anda Selamatkan Terlebih Dahulu?" tanya wanita itu.
" Pangeran Kedua," tegas An Yue.
" Jika Putra Mahkota Dan Pangeran Kedua Berada Di Ujung Jurang Dan Posisi Mereka Sama-sama Bergelantungan Siapa Yang Akan Anda Tolong?"
" Pangeran Kedua!"
" Jika Di Makanan Putra Mahkota Dan Pangeran Kedua Beracun Dan Makanan Anda
Tidak Beracun Maka Pada Siapa Makanan Anda Akan.. "
" Pangeran Kedua!"
" Jika Putra Mahkota Dan Pangeran Kedua Sama-sama Mati Maka .."
" Maka Aku Akan Membangkitkan Pangeran
Kedua!" tekan An Yue yang membuat semua orang langsung terdiam sunyi.
tanpa An Yue sadari jika di atas sana seorang pria duduk dengan tangan yang mengepal
erat tapi matanya memerah dan sendu menatap ke arah An Yue.
dia adalah Putra Mahkota, ia tak pernah menyangka gadis kecil itu tak melihatnya sama sekali padahal dirinya saat ini juga
posisinya sama seperti Pangeran Kedua merupakan kakak kandung gadis kecil itu.
" Gadis Kecil, Tidakkah Kau Tahu Bahwa Mereka Berdua Sama-sama Saudaramu?" Kaisar Tang membuka suara di suasana yang sunyi itu.
" Ada Yang Mengatakan Darah Tetap Lebih Kental Dibandingkan Air Akan Tetapi Ketahuilah Saudara Yang Sebenarnya Adalah Mereka Yang Berani Melawan Maut Dan
Menyerahkan Nyawa Mereka Hanya Untuk Nyawa Orang Yang Katanya Saudara Mereka, Sedangkan Aku...Sejak Kecil Aku Membuka Mata Dan Mengingat Seseorang Aku Hanya Melihat Dia.." An Yue menunjuk ke arah Pangeran Kedua.
" Aku Hanya Melihat Dia Di Sampingku Sebagai Sosok Yang Menjadi Ayah, Ibu Dan Juga Saudara Untukku, Aku Hanya Melihat Dia Sebagai Orang Yang Akan Mengkhawatirkan Aku Siang Dan Malam Apabila Aku Terluka, Memoriku Hanya Di Isi
Dengan Dia Dan Orang Lain Tak Memiliki Tempat Untuk Mengisinya Apalagi Menggeser Posisinya," tegas An Yue.
Deg
kali ini jantung Putra Mahkota seperti tertusuk ribuan jarum tak kala mendengar penuturan An Yue yang menusuk minta ampun.
" Aku Terkenal Karena Rumor Sebagai Putri Buangan Maka Akan Aku Balikan Rumor Itu Dari Putri Buangan Menjadi Putri Yang Membuang Saudaranya," sinis An Yue.
" Bukankah Kata-katammu Ini Begitu Kejam, Putri An Yue?" Permaisuri Tang San membuka suara.
" Lebih Kejam Mana Di Saat Gadis Kecil Berusia 5 Tahun Sakit Demam Dengan Kedinginan Malam Hari Dan Harus Menahan
Lapar Hingga Di Ujung Tanduk Tapi Dia Yang Katanya Sedarah Justru Menutup Pintu Kamarnya Tanpa Memperdulikan Gadis Kecil Itu Yang Sedikit Lagi Akan Mati,"
Putra Mahkota membulatkan mata saat An Yu
mengungkit peristiwa 2 tahun lalu dimana dia menutup pintu kamarnya saat Bibi Chan datang memohon untuk memanggilkan Tabib guna memeriksa An Yue kecil yang sedang sakit.
" Jangan Mengajari Aku Sabar Karena Aku Sangat Sabar Menjalani Hidupku Yang Bahkan Pelayan Pun Memiliki Hak Untuk
Menyiksaku, Jangan Mengajari Aku Untuk Sopan Karena Karakterku Terbentuk Dari
Mereka Yang Memperlakukan Aku Seperti Ini,"
mendengar hal itu mereka semua terdiam dengan pikiran yang berkelana, apakah memang benar rumor yang mengatakan jika An Yue adalah putri buangan tetapi melihat dan mendengar apa yang terjadi membuat mereka semua yakin jika itu memang benar.
banyak mata yang menatap gadis kecil itu dengan tatapan sendunya mereka cukup tahu, hidup di istana tak seindah yang di bayangkan karena setiap saat nyawa selalu
terancam.
" Aku Juga Ingin Meminta Pasukan Khusus Yang Di Bentuk Oleh Ibundaku Permaisuri Bao Yu Yang Berjumlah 200 Orang Harus Berada Di Kediamanku Sore Hari Ini Juga Jika Tidak Maka Aku Akan Membuat Kekacauan Di Istana Utama, Jangan Lupa Kaisar 200 Orang Tidak Lebih Dan Tidak Kurang," tekan An Yue yang berbalik lalu berjalan ke arah Tang San.
" Tang San, Ayo Pergi." gadis kecil itu langsung menarik celana Tang San lalu
merentangkan tangannya ke arah Tang San pertanda dia meminta untuk di gendong.
Tang San yang melihat akan hal itu tersenyum tipis sebelum menunduk dan menggendongkan An Yue lalu membungkukkan badannya sedikit sebelum berbalik pergi meninggalkan kerumunan yang
berbisik-bisik satu sama lainnya.
kedua manusia itu tidak peduli dan terus berjalan ke arah kuda hitam milik Tang San, namun anehnya kuda yang di pakai oleh An Yue tadi juga berlari menuju ke arah Tang San.
" Eh Awas!" teriak semua orang melihat kuda hitam itu berlari kencang dengan target Tang San.
" Berhenti Atau Aku Potong Ekormu!" teriak An Yue yang membuat kuda hitam itu langsung menghentikan larinya dan hanya berjalan pelan.
" Ada Apa? Aku Mau Pulang, Kau Kembalilah Ke Kandangmu." An Yue mengusir kuda hitam itu.
Ngiiikkkk...
kuda hitam itu hanya menggelengkan kepalanya membuat An Yue yang mengantuk hanya bisa menggosok matanya.
" Jangan Di Gosok, Yue Kecil." Tang San segera menghentikan tangan An Yue sebelum gadis kecil itu menggosok matanya.
" Kau Mau Ikut Denganku?" tanya An Yue pada kuda hitam.
hal aneh terjadi dimana kuda itu menganggukkan kepalanya.
" HEI KAISAR, KUDA INI MILIKKU SEKARANG!" teriak An Yue.
" Astaga Anak Itu,"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...