Melodi gadis ceria dan memiliki suara merdu mencintai seorang lelaki bernama Nathan yang tak lain tetangganya sendiri,namun dia patah hati setelah mengetahui kalo cintanya tak pernah mendapat balasan,namun setelah cinta itu pergi Nathan malah mengejar cinta Melodi,entah apa yang terjadi pada kisah mereka selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kailah haplah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Hari sudah pagi, kedua anak manusia sedang tidur pulas di selimuti sang mentari, semalam keduanya menunjukkan perasaan masing - masing dengan sikap tanpa ada kata namun mampu meyakinkan keduanya.
Nathan mulai membuka matanya, pertama yang dia lihat adalah wajah Melodi, seketika lelaki itu mengulas senyum apalagi semalam mereka menikmati momen awal kisah mereka.
Tiba - tiba suara ponsel milik Nathan berdering, dengan malas Nathan pun mengambilnya, dilihatnya layar ponsel dan tertera nama sang ibu.
Nathan pun menggeser tombol terima panggilan vidio call, " selamat pagi bu...", sapa Nathan.
"Nathan...dari mana saja kamu, sudah lama kamu tidak menghubungi ibu", Rumi langsung mengomel saat melihat wajah Nathan.
"maaf bu...aku terlalu sibuk...", ucap Nathan.
"seharusnya kamu luangkan waktu untuk memberi kabar pada kami",
"iya...maaf lain kali aku akan mengabari ibu".
"kamu baru bangun tidur? memangnya kamu gak kerja?"
"gak bu, aku mau istirahat dulu".
"Melodi mana? seharusnya kamu cepat bangun dan bantu istrimu beres-beres, kasihan dia harus mengerjakannya sendiri".
Nathan tersenyum lalu bertanya, "ibu mau melihat menantu ibu sedang apa?".
"tentu saja...kalau bisa ibu ingin mengobrol karena ibu sudah merindukannya".
Nathan menggeser ponselnya dan memperlihatkan Melodi yang masih tidur pulas tepat di pelukannya,"sepertinya istri ku kelelahan dan belum bangun, jadi ngobrolnya nanti saja ya bu".
Di sebrang sana Rumi terdiam, dia merasa malu karena sudah mengganggu putranya,"ah maafkan ibu nak kalo begitu biarkan dia istirahat dan ingat jangan sering-sering membuatnya kelelahan".
"baik bu..."
"ya sudah ibu tutup ya jangan lupa bilang sama Melodi kalau ibu merindukannya".
"nanti aku akan katakan padanya".
Layar ponsel pun mati, Nathan mengulas senyuman, dia yakin kalo ibunya berpikir semalam mereka sudah melakukan aktivitas panas namun kenyataannya mereka hanya melakukan dasarnya saja belum ke inti.
Nathan memiringkan tubuhnya,lalu dia menatap wajah Melodi," ku harap akan seperti ini selamanya",gumam Nathan lalu mencium kening Melodi.
Di tempat lain Rumi bergegas menghampiri suaminya dan putranya yang sedang sarapan,"sayang...",teriak Rumi.
Handoko dan Kenzo pun menghentikan aktivitasnya,"ada apa Rumi..."
"sayang...sepertinya kita secepatnya akan memiliki cucu",ucap Rumi.
Kenzo yang sedang minum pun terbatuk,"uhuk...uhuk..."
"hati-hati Ken...",ucap Rumi.
"memangnya Melodi sedang hamil?,mereka kan belum satu bulan menikah",ucap Handoko.
Rumi menggelengkan kepalanya,"Melodi memang tidak hamil tapi mereka sudah tidur bersama",ujar Rumi.
Kenzo pun terdiam,"jadi Melodi sudah lupa akan ucapannya",ucap Kenzo dalam hati.
"ya...wajar saja mereka kan sudah resmi menjadi suami istri,baguslah...berarti pekerjaan yang membuat mereka menjadi lebih dekat,kita doakan saja semoga apa yang kita harapkan terwujud",kata Handoko.
Rumi mengangguk lalu melihat kearah Kenzo yang sedang melamun,"Ken...kalo nanti kakak mu sudah memiliki anak, ibu mau kamu juga ikut menjaganya seperti kamu menjaga ibunya".
"tentu bu aku akan jadi paman yang baik",ucap Kenzo.
Kembali ke villa, Melodi baru membuka matanya, dia melihat sekeliling kamar namun tidak menemukan Nathan.
Melodi terdiam, seketika bayangan semalam kembali hadir dan membuatnya tersipu malu. Sentuhan dan ciuman Nathan begitu memabukkan sehingga suara-suara kecil keluar dari bibirnya.
Mereka memang tidak melakukan sampai dengan ke intinya namun bagi Melodi itu cukup berkesan.
Tidak mau berlama-lama dengan bayangannya, Melodi pun beranjak dari tidurnya dan pergi ke kamar mandi.
Setelah itu dia hendak pergi keluar untuk mencari Nathan, belum sempat membuka pintu, Nathan sudah lebih dulu membukanya.
"selamat pagi Mel...", sapa Nathan sambil membawa nampan berisi makanan.
"pagi kak...itu bawa apa?",tanya Melodi.
"ini sarapan untuk kita, ayo duduk".
Melodi pun duduk di sofa bersama Nathan,"kenapa tidak sarapan di meja makan saja?".
"tidak...pagi ini aku ingin makan di kamar bersama istriku, bukankah hal itu jarang kita lakukan",jawab Nathan.
Melodi tersipu malu ketika Nathan mengucapkan kata istriku, yang artinya lelaki itu mengakuinya.
"ini kakak yang masak sendiri?",tanya Melodi.
"bukan...ini buatan Maria, soalnya aku gak sempat masak, gak apa - apa kan?".
Melodi tertawa kecil,"ya gak dong kak...seharusnya aku yang buatkan sarapan tapi malah bangun kesiangan",ucap Melodi.
Nathan tersenyum melihat tawa Melodi,"ehm sebelum makan apa aku boleh menginginkan sesuatu?",tanya Nathan.
"kakak mau apa?",
Nathan tersenyum lalu dengan cepat dia meraih tengkuk Melodi dan mengecup bibirnya,"morning kiss",bisik Nathan.
Wajah Melodi pun menjadi merah,"boleh ya setiap hari aku mendapatkan morning kiss",pinta Nathan.
Melodi pun menganggukkan kepalanya,"terima kasih...ayo kita sarapan mumpung masih hangat", dan mereka pun sarapan bersama di kamar.
Setelah selesai sarapan, mereka menghabiskan waktu di dekat danau yang tak jauh dari villa, Nathan melihat ke arah Melodi yang tengah memainkan air, "mau naik perahu?",tawar Nathan.
Melodi pun menghentikan kegiatannya," gak apa-apa kan kalo kita naik?".
Nathan berjalan mendekati Melodi,"jangan takut ada aku...ayo",ajak Nathan sambil menggenggam tangan Melodi.
Dan mereka berdua pun naik keatas perahu kayu yang tersedia di danau, Nathan mulai mendayung dan kini mereka berada di tengah-tengah danau.
"kamu pernah naik perahu kayu?",tanya Nathan.
Melodi menggelengkan kepalanya," baru kali ini..."
"tapi kamu suka tidak?",
"suka tapi sedikit takut",jawab Melodi.
"jangan takut, nikmati saja apalagi udara di sini lumayan dingin".
Melodi pun menganggukkan kepalanya lalu kembali memainkan air, sedangkan Nathan dia berhenti mendayung dan terus menatap wajah Melodi.
Dulu wajah ini yang selalu dia abaikan dan tidak pernah memimpikannya, namun hari ini dia begitu mendambanya, baginya cinta sudah membuatnya gila, dengan sekejap dia mencintai orang yang pernah mencintainya juga.
Tapi ada yang mengganjal, entah perasaan Melodi masih sama atau tidak, kalau pun berbeda Nathan akan merubahnya dan menetapkan perasaan Melodi untuknya.
"kak..."
Nathan pun tersadar dari lamunannya," ya..."
"kayanya kita harus kembali...langit mulai mendung",ucap Melodi.
Nathan pun melihat keatas,"ya...kita akan kembali, tapi aku tidak yakin kalo kita kembali tepat waktu",kata Nathan.
"lalu bagaimana?",
"kita menepi dulu saja di tempat itu",tunjuk Nathan pada sebuah tempat duduk yang tertutup," setelah hujannya reda baru kita kembali",Melodi pun menganggukkan kepalanya.
Nathan pun kembali menggerakkan dayungnya dengan cepat.
Perahu mulai menepi namun hujan tak terelakan, mau tidak mau mereka harus basah kehujanan.
Setelah sampai di depan sebuah tempat untuk meneduh mereka saling merapat karena kedinginan.
"dingin Mel..."
"aku juga kak..."
Mereka duduk di tempat itu, beruntung Nathan membawa ponsel, lalu dia segera menghubungi Maria memberi tahu kalo mereka terjebak hujan di danau dan belum bisa kembali.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...