Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Setibanya di apartemen, arumi langsung masuk kedalam kamar nya. Ia malas berurusan dengan juanda meskipun itu adalah suaminya sendiri. Melihat itu juanda semakin marah
"Berhenti!"
Arumi yang tinggal selangkah lagi langsung menghentikan langkah kakinya. Saat ia membalikkan badan nya, ia terjungkal kaget karena Juan telah berada tepat di depan nya
"Aaa"
Teriak nya kaget
Juanda berdiri tegak dengan kedua tangan nya dimasukkan kedalam saku celana. Tatapan matanya sungguh sangat menakutkan. Auara dingin langsung terasa keseluruh tubuh
"Sudah puas main nya" kata Juan datar
Arumi membuang bola matanya jengah. Dan Juan langsung mencengkram leher nya arumi sehingga arumi merasa sungguh kesakitan. Nafas nya terasa terhenti . Tangannya berusaha melepaskan cengkraman juanda
"Jangan pernah mencoba menjauh dari ku lagi, atau kau akan merasakan akibatnya" ancamnya lalu melepaskan cengkraman nya
"Hah" Arumi merasa lega karena ia bisa bernafas lagi
"Dasar kau siluman rubah" teriak arumi saat juanda hendak melangkah kan kakinya
Juanda berbalik badan dan kembali mendekati arumi. Spontan arumi mundur selangkah
"Apa kamu bilang tadi, aku siluman rubah"
Dengan berani, arumi mencoba melawan "iya, kamu adalah siluman rubah" ucapnya lantang
Tanpa celah, juanda langsung melumat bibir ranum sang istri dengan rakus dalam waktu hampir sepuluh menitan tanpa jeda.
"Hmpt"
Arumi mencoba melepaskan ciuman maut itu, namun tenaganya tak cukup kuat. Dan setelah juanda puas, ia melepaskan ciuman itu dan melihat jejak saliva yang tertinggal di bibir sang istri.
Juanda tersenyum puas, sementara arumi hanya cemberut dengan tatapan membenci sambil mengelap sisa saliva dibibir nya
"Bersiap lah, setengah jam lagi aku tunggu diluar" setelah mengatakan itu, jaunda langsung pergi meninggalkan arumi yang masih terlihat kesal
"Dasar sil--"
Dengan cepat arumi menakup mulutnya dengan tangan. ia tak mau kejadian barusan terulang lagi. Bibir nya saja masih terasa kebas
Juanda duduk di sofa sambil memegangi bibir nya. Ia kembali tersenyum miring jika teringat hal barusan
Dan akhirnya Arumi keluar dengan pakaian yang ia punya, pakaian ala kadarnya dengan tas selempang nya
"Aku sudah siap" ucapnya lalu Juan menatap nya
"Apa pakaian mu tidak ada yang lebih bagus lagi, sehingga kau memakai pakaian seperti itu"
Sungguh arumi ingin sekali merobek mulut sang suami
"Aku cuma ada yang ini. kalau kau malu aku berpakaian seperti ini, kau pergi saja sendiri" Arumi membuang matanya jengah sambil bersedekah dada
Juanda menarik nafas dalam lalu berdiri dan menarik tangan arumi
"Heh mau kemana, lepaskan"
"Diam lah atau kau akan aku cium lagi"
spontan arumi menutup mulut nya dengan sebelah tangannya dan menurut
"Tau pun takut" monolog Juan puas
Didalam perjalanan Arumi hanya diam tak mau bicara. otak nya terus saja traveling memikirkan nasibnya kelak
"Sabar Arumi, pernikahan ini kan hanya pernikahan diatas kertas. Dan waktu nya juga hanya setahun saja. Setelah itu kau akan bebas dengan jumlah uang yang sangat banyak" monolog nya tersenyum sendiri
"Kau memikirkan apa sampai-sampai kau tersenyum sendiri"
"Hah"
"Apa kau memikirkan ciuman tadi" juanda sengaja menggoda istrinya
"Ish... siapa juga yang mau ciuman sama kamu. Tadi tuh aku akan menganggap nya sebagai ciuman seorang rubah yang haus akan cinta" arumi sengaja mengejek nya seperti itu
"Apa!! kau menganggap aku sebagai rubah"
"Iya" jawab arumi berani karena kesal nya masih ada
"lihat saja nanti arumi alu akan membalasnya dengan sepuluh kali ciuman sampai kau tak mampu lagi untuk makan" monolog juanda terlihat sangat geram
Dan akhirnya mereka pun sampai disebuah butik ternama yang juga masih kepunyaan Mahessa grup
"Selamat datang tuan. Ada yg bisa saya bantu" ucap salah seorang pelayan butik
"Pakaikan ia pakaian yang terbaik dan terbagus" ucap Juan dengan kedua tangan ia masuk kan kedalam saku celananya.
Ya begitulah ciri khasnya juanda. Berdiri tegak dengan kedua tangan ia masuk kan
Dan Arumi mencoba beberapa pakaian untuk dilihat kan kepada Juan. Saat arumi kelaur. dengan baju pertama, Juan langsung menyuruhnya untuk mengganti dan menukar yang lainnya. Sampailah kelima kalinya hal itu terus berulang. sehingga arumi merasa kesal dan lelah.
Dan kali ini Arumi akan melayang kan protes jika juanda tetap menyuruhnya bertukar pakaian lagi. Namun saat Arumi keluar, juanda seperti terpukau dengan pakaian yang arumi kena kan. Ia memakai gaun merah maron selutut sepadan dengan warna kulitnya yang kontras
"Kenapa menung terus sih, gimana dengan yang ini. aku capek tau kalau harus bertukar pakaian terus. Memang nya aku harus pakai semua pakaian di toko ini apa" ucap arumi sebel sembari mengerucut kan bibirnya
Pekerja yang menggantikan pakaian arumi tadi sampai tersenyum sendiri
"Ternyata dia bisa cantik juga'" monolognya
"Ya sudah itu saja"
"Akh... akhirnya" monolog Arumi
Dan setelah membayar pakaian itu, lalu mereka pergi ke salon guna merias wajah nya arumi
"Kita ngapain kesini" tanya arumi saat ia melihat kalau yang mereka datangi adalah tempat salon
"Merias wajah mu yang jelek"
"Kau" geram Arumi sembari mengacungkan jari telunjuknya
"Turun lah"
Dengan kesal mau tak mau arumi juga terpaksa mengikut.
"Rias secantik mungkin" perintah Juan kepada pekerja salon itu
"Baik tuan"
Maka Arumi dirias secantik mungkin. Dan setelah sepuluh menitan, ia pun keluar. sekali lagi juanda terpukau karena melihat kecantikan arumi yang sangat luar biasa. Gaun merah nya senada dengan riasan di wajahnya yang tak terlalu mencolok. Tipis, namun masih bisa nampak kecantikan nya
Arumi cemberut karena juanda terus saja memperhatikan nya tanpa berkedip
"Ehem" Arumi berdehem lalu juanda pun tersadar dari lamunan nya
"Udah nggak usah cemberut gitu, terlihat jelek"
"Ya udah kita pergi sekarang" juanda menarik tangan arumi masuk kedalam mobil
"Sebenarnya kita mau kemana sih, kok aku dibuat kayak ondel-ondel gini" tanya arumi pada akhirnya
"Tugas kamu hanya diam dan menurut saja. Nggak usah banyak tanya ini itu" jawab Juan tanpa melihat arumi
"Hmpt" Arumi mendengus kesal
Dan setelah beberapa menitan, akhirnya mereka pun sampai juga dirumah kakek nya.
"Turun lah, kau bukan tuan putri yang harus aku buka kan pintu mobil nya"
Ucapan Juan semakin hari bukan nya melembut, malah semakin parah dan menyakitkan hati. Namun saat masuk kedalam, tangan arumi digandeng oleh Juan. Arumi lalu melihat tangannya yang dipegang. Dengan cepat ia melepaskan nya. juanda kembali meraihnya
"Menurut saja dan jangan banyak tanya" ucap Juan karena ia tau kalau arumi pasti akan bakal kembali bertanya.
Maka arumi sekali lagi hanya menurut
"Dimana ini, mengapa banyak orang-orang yang berpakaian serba bagus. Keliatan nya mereka semua orang terpandang terlihat dari pakaian nya" monolog arumi bertanya-tanya sendiri
Juanda langsung membawa Arumi bertemu kepada kakeknya
"Kakek, selamat ulang tahun. Maaf aku lupa bawa kado nya" ucap Juan memeluk sang kakek
"Kau tak perlu membawa kado, kau cukup membawa calon istri mu saja" ucap solmon Mahessa yang tengah berulang tahun ke 75 tahun
Juanda senyum segaris lalu merangkul pinggang arumi dan memperkenalkan nya kepada kakeknya
"Kenal kan nama nya Arumi, dan dia adalah istri ku"
"Apa!! istri mu. kapan kalian menikah dan mengapa tak memberitahu kan nya terlebih dahulu sama kakek. Apa kau mau membuat kakek mu ini sakit jantung lagi karena ulah mu itu" kakek solmon terlihat agak marah sedikit.
"Sudah lah kek, bukan niat aku begitu, yang terpenting kan sekarang aku sudah menikah"
"Kau ini" solmon memukul pelan lengan Juan
"Apa juanda terus saja merepotkan mu atau menyusahkan mu terus" tanya solmon kepada Arumi
"Nggak kok kek. Juan baik kok sama aku. Oh ya selamat ulang tahun ya kek, maaf tidak ada hadiah nya"
"Anak bodoh, dengan adanya kamu, itu sudah lebih dari sebuah hadiah"
Arumi tersenyum bahagia karena ia merasa dianggap dan disambut dengan lapang dada oleh kakek nya juanda.
"Terimakasih kek"
Lalu kakek solmon memberi pengumuman resmi kepada para tamu dan undangan yang hadir, kalau ia akan mengadakan pesta pernikahan untuk cucu kesayangan nya pada hujung bulan ini. Baik juanda maupun Arumi, mereka saling pandang karena terkejut dengan keputusan si kakek yang mengambil keputusan sendiri tanpa harus bertanya dulu kepada juanda. Namun namanya solmon, la tak mau kalau setiap ucapan ataupun keputusan nya di bantah. Jadi dengan keterpaksaan, juanda hanya menurut meskipun ia tak setuju dengan keputusan kakek nya
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/