Karena ulah wanita yang ia cintai kabur saat usai akad nikah, Letnan Harley R. A Navec tidak sengaja tidur dengan wanita yang berbeda, gadis yang sebenarnya sudah menjadi pilihan orang tuanya namun ia merahasiakan hal besar ini. Harley Navec hanya menganggap Pranagita Kairatu Inggil Timur sebagai adik, apalagi gadis itu adalah adik dari sahabatnya sendiri. Disisi lain, jiwa petarung dan jiwa bebas Harley masih melekat dalam dirinya.
Sakit hati yang mendalam ia lampiaskan di setiap harinya pada Gita hingga gadis lugu itu hamil. Sebenarnya perlahan sudah terbersit rasa sayang apalagi setelah tau Gita hamil namun kakunya Letnan Harley membuatnya kabur hingga bertemu kembali dengan seorang pria yang dulu pernah berkenalan dengannya tanpa sengaja, Letnan Herlian Harrajaon Sinulingga.
Pernikahan Letnan Harra dan Gita pun terjadi, rintangan silih berganti menghampiri hingga hadir istri titipan karena.....
SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Kalut.
Pria itu, dengan tatapan kosong, menatap Gita yang terbaring lemah. Air mata mengalir deras di pipinya saat tangannya mengusap lembut perut Gita yang masih datar.
"Biar Abang saja yang menjagamu," bisiknya lirih, seolah janji seorang ayah pada anaknya.
\=\=\=
Udara malam di Batalyon terasa dingin menusuk tulang, sama seperti dingin yang merayapi hati Bang Harra. Kepergian Gita bagaikan bom yang meledak, menghancurkan setiap fondasi kehidupannya. Ia berjalan gontai di antara barisan barak, tatapannya kosong, pikirannya dipenuhi bayangan Gita. Senyumnya, tawanya, sentuhannya... semua itu kini hanya menjadi kenangan yang menyakitkan.
Di barak, botol-botol minuman keras berserakan di lantai. Aroma alkohol bercampur keringat dan keputusasaan memenuhi ruangan, belum lagi asap rokok yang pekat mengepul. Bang Harra duduk bersandar di dinding, matanya merah dan bengkak. Ia meneguk minuman keras langsung dari botol, berharap bisa melupakan sejenak rasa sakit yang menggerogoti jiwanya.
"Gita... kau dimana, dek??? Pulang lah, sayang..!! Abang rindu." bisiknya lirih, suaranya serak dan bergetar. Air mata kembali mengalir di pipinya, membasahi seragam loreng yang sudah lusuh.
Pintu barak terbuka, dan seorang pria tegap dengan wajah khawatir masuk. Itu adalah Letnan Heldar, sahabat Bang Harra.
"Kau ini apa-apaan, Black. Kau sudah keterlaluan..!!" kata Bang Heldar dengan nada tegas namun penuh kepedulian.
Bang Harra hanya menatap Heldar dengan tatapan kosong. Ia tidak menjawab, hanya meneguk lagi minuman kerasnya.
"Kau tidak bisa terus seperti ini, Harra. Gita tidak akan senang melihatmu seperti ini. Badanmu bisa rusak, istighfar..!!!!!" lanjut Heldar sembari mengguncang kedua bahunya, mencoba menyadarkan sahabatnya.
"Kau tidak tau apa yang aku rasakan, Heldar! Kau tidak tau bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling kau cintai.. Hatiku sudah terlalu remuk." bentak Bang Harra dengan nada marah.
"Aku tau, Harra. Aku tau ini berat untukmu. Tapi kau tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cara seperti ini. Kau hanya akan menghancurkan dirimu sendiri," balas Heldar dengan sabar.
"Untuk apa aku hidup???? Aku hanya mau istriku..!!!!" Teriak Bang Harra.
Perdebatan sengit pun terjadi. Bang Heldar berusaha menyadarkan Bang Harra, sementara Bang Harra terus meratapi nasibnya. Hingga akhirnya, Bang Heldar terpaksa bertindak tegas. Ia merebut botol minuman keras dari tangan Bang Harra dan membantingnya lalu membawanya keluar dari barak dan memandikan sahabatnya itu.
"Setelah ini kau harus tidur. Istirahatkan badanmu, Harra. Besok kita bicara lagi," kata Heldar sebelum meninggalkan Bang Harra sendirian dalam kegelapan.
***
plaaakk.. baagghh.. buuhghh..
"Arrrggghhh... Uhhkkk.." Bang Harra terkapar usai mendapatkan tindakan langsung dari Danyon.
"Sebenarnya Abang tidak ingin menindakmu, tapi kamu sudah keterlaluan, Harra. Dua bulan ini kamu selalu buat ulah. Kita hampir bentrok dengan warga sipil. Dimana pikiranmu??????" Tegur Danyon berusaha menempatkan diri sebagai Abang bagi Bang Harra.
"Saya hanya ingin istri saya kembali."
Dari luar ruangan Bang Harley menengadah pedih. Masalahnya memang berat tapi ternyata masalah sahabatnya jauh lebih berat dari yang ia bayangkan.
Teror dari Bu Jujum atas perceraiannya dengan Ciara semakin meruncing, tapi hilangnya Gita juga menjadi pukulan berat baginya dalam diam sebab gadis itu sedang membawa buah hatinya yang lain.
Danyon sampai menepuk dahinya. Selalu itu saja yang terucap dari bibir Letnan Harra.
"Bagaimana jika Gita tidak di temukan?? Sampai saat ini saja jejaknya tidak ada." Ujar Danyon.
Bang Harra mengarahkan tatapan tajam pada Danyonnya. "Silakan Abang bunuh saya sekarang juga. Tidak ada Gita, hidup saya tidak berarti."
"Kau........ Apa kau tidak kasihan pada kedua orang tuamu. Beliau pasti juga khawatir memikirkanmu." Omel Danyon.
"Beliau bisa hidup ada atau tanpa saya sekalipun, tapi Gita... Istri saya belum sadar saat saya tidak di sisinya, membawa anak kami yang masih ada dalam kandungan." Jawab Bang Harra.
Seketika Bang Harley merosot, hujan tangis, rasa sesal dan bersalah dalam hatinya. Ia meraup wajahnya, gusar memikirkan Gita sudah pada puncaknya.
'Kamu dimana, dek??? Kalau kamu memang masih ada, kembalilah. Lillahita'ala kalau kamu kembali, Abang tutup mata dan telinga, bahagialah kamu bersama Harra, Abang hanya ingin anak kita aman, sehat, selamat bersamamu. Itu saja..!!'
"Belum selesai penindakan Harra??" Tanya Bang Eijaz.
"Belum, Harra sudah babak belur di hajar Danyon." Jawab Bang Harley.
"Oohh.." Itu saja jawab ringan Bang Eijaz. Datar seakan tak peduli.
Bang Harley melirik menatap sahabatnya. Entah dirinya yang merasa sensitif atau memang sifat sahabatnya yang kaku.
"Adikmu hilang, kau tidak cemas??"
"Jelas cemas, tapi sampai sekarang kita tetap lakukan pencarian, kan?? Saya mencarinya mati-matian tapi kau lihat Harra, dia hanya bisa mabuk dan 'gelut' tanpa ada usaha mencari Gita, perempuan katanya dia sayangi. Dan kau, hanya bisa diam tanpa pergerakan." Ujar Bang Eijaz.
"Apa kau bilang??? Kau boleh menyalahkanku, tapi jangan kau fitnah Harra, dia sudah seperti orang tidak waras mencari Gita ke semua wilayah. Jujur saya malah curiga padamu. Sejak kisruh hilangnya Gita, hanya kamu yang paling tenang. Atau jangan-jangan kamu tau dan terlibat soal hilangnya Gita." Ucap Bang Harley tanpa basa basi.
"Nggak usah ngawur." Bang Eijaz menghindar membawa wajah kesalnya.
Kening Bang Harley berkerut menaruh curiga pada sahabatnya itu.
.
.
.
.
konfliknya makin komplek, mantapp💪💪