Aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan merasakan kepahitan dalam hidup. keluargaku yang memiliki aset kekayaan yang melimpah tiba-tiba saja bangkrut mendadak, dan yang lebih gilanya lagi Papah dan Mamah memaksa aku menikah dengan kepercayaan sang papah yang terkenal dingin dan datar itu. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan pernikahanku bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijaloverrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Happy Reading
####
Alicah menatap tajam Pandu yang sedang mengobrol dengan Nari si sok cantik.
flashback on
Tadi saat dirumah Alicah tampa sengaja melihat Simbok yang menenteng rantang ke luar rumah Alicah mendekat dan menawarkan diri mengantar rantang itu ke sawah pandu.
"Simbok, makanan buat siapa itu?" Tanya Alicah basa basi. padahal ia sudah tau kalau makanan itu untuk Pandu. tadi pagi Pandu tidak sempat sarapan, Habis membuat sarapan Pandu, ia berniat sarapan dirumah, Namun Pandu di panggil paman yang terlihat sedang khawatir, Paman menceritakan sesuatu yang membuat Pandu buru-buru menuju ke suatu tempat. ia berpesan pada simbok, untuk mengantarkan sarapan untuknya ke tempat kerja.
"Buat kucing dijalan, ya buat putraku yang istrinya gak bisa di harapkan apapun," Ketua Simbok. Alicah merasa kesal mendengar sindiran simbok.
"Aku aja yang nganter makanannya," Alicah tersenyum untuk mengalihkan kekesalan simbok.
"Nih, dari tadi kek," Simbok memberikan rantang dan minum ke tangan Alicah lalu memilih masuk ke dalam rumah lagi.
Alicah bersenandung ria menenteng rantang dan minum di kedua tangannya.
"nannana," senandung Alicah tidak jelas. enyak kenapa Alicah merasa senang mengantarkan makanan ke tempat kerja Pandu.
Alicah tiba-tiba berhenti melangkah melihat pemandangan di depannya. senyum di bibirnya juga lenyap begitu saja.
Flashback off
"Cih dasar cewek genit,sukanya godain laki orang," Alicah memilih mendekat dan berdehem kuat.
"Hkmm" Dehem Alicah kuat menghentikan obrolan Pandu dan Nari. Pandu melihat ke samping mendapati Alicah dengan raut wajah yang datar. Sedangkan Nari memandang sinis Alicah yang menganggu ia dan Pandu yang sedang asik mengobrol. Nari memang sengaja datang ke sawah yang letaknya di pinggir jalan. ia membuat alasan bahawa ia memang ingin pergi ke suatu tempat..
"Nar, bahasnya lain kali aja, saya mau sarapan dulu bareng istri saya," Pandu mengalihkan tatapannya dari Alicah, menghadap Nari dan mengusir Nari secara tidak langsung.
"Ooo ya uda Mas Pandu, Nari pamit dulu," Nari melangkah menjauh sambil mengutuk Alicah dalam hati.
"Gangguin aja tu orang, lagi enak-enakan ngobrol juga," Grutu Nari sambil mengehentakkan kaki kesal.
Sedangkan di tempat yang yang tadi Pandu mengajak Alicah untuk duduk di pondok. Alicah menolak.
"Gak usah, gue kesini cuman nganterin ini lalu pulang," Ketus Alicah menampilkan raut kesal. mood yang tadinya baik sekarang menjadi buruk.
"Kenapa buru-buru sekaki?" Tanyanya.
"Suka-suka gue lah, mau gue lama disini atau enggak bukan urusan lo," Alicah meletakkan Rantang vdan minum di tangan Pandu. lalu berbalik melangkah menjauh. ia begitu kesal melihat Pandu dekat dengan wanita lain. "Gk mungkin gue suka sama dia," Gimana Alicah menggelengkan kepala menolak pikirannya.
Alicah yang malas pulang kerumah memilih jalan-jalan sekitaran desa. suasana desa yang masih asri memberikan ketenangan pada dirinya. Setelah puas ber jalan-jalan sekitaran desa Alicah akhirnya memutuskan untuk pulang karena ia sudah merasa lapar. padahala tadi niatnya ia ingin makan bareng Pandu.
####
Pandu Terlihat memasuki rumah. "Assalamu'alaikum" pandu pulang tepat sebelum shalat Ashar.
"Waalaikum salam," Balas Simbok yang terlihat sedang melipati pakaian yang baru kering dan baru diangkat dari tempat jemuran.
"Pandu ada yang ingin simbok Bicarakan."
"Iya simbok, tapi Pandu mandi dulu ya," Ijinnya.
"Ya udah sana mandi, eh mana istrimu?"
"Bukannya tadi Alicah uda pulang simbok," bingungnya.
"Mana ada, Di sbelum pernah pulang kerumah ini," Simbok memang tidak Melihat Alicah pulang ke rumah. tadinya ia berniat menyuruh Alicah membeli sesuatu di warung namu ia urungkan lantaran orangnya tidak kelihatan.
"Mungkin Alicah di tempat Siska, Pandu mandi dulu," Ia berusaha berpikir positif, mungkin memang Alicah merasa bosan dirumah jadi ia sedang berjalan di rumah Siska.
Selesai membersihkan diri dan bersiap pandu segera bergegas ke masjid dan harus menunda pembicaraan sesudah sahalat Ashar nanti.
Pandu sudah pulang dari masjid, nampung pandu melangkahkan kakinya beda arah jalur rumahnya. ia berniat ke rumah pamannya untuk mencari Istrinya.
"Assalamu'alaikum," Ucap pandu sambil mengetuk pintu rumah.
"Waalaikum salam," balas seseorang di dalam tak berapa lama pintu terbuka dari dalam.
"Ada apa pandu," Tanya seorang pamannya. memang tadi pamannya duluan pulang dan Pandu belum sempat menanyakan nya.
"Paman, Apakah ada Siska dirumah?"
"Ooo kata bibimu tadi siska pergi naik motor tapi tidak tau kemana," jelasnya.
"Apakah Bibi juga melihat Siska pergi dengan seseorang?"
"Paman kurang tau, ayok masuk dulu kita tanya sama bibimu." Pandu masuk kedalam mengekori pamannya. ia duduk di kursi dan paman memanggil istrinya yang sedang berada si belakang rumah. tak berapa lama mereka sudah datang.
"Ada apa pandu?" Tanya bibi.
"apa bibi melihat istri ku ikut bersama Siska?"
Bibi mengingat-ngingat dan ia ingat. "Seperti itu memang istrimu. tadi bibi lihat Siska membonceng wanita yang putih dan pakaian yang ia pakai warna biru." Bibi tidak melihat wajahnya ia hanya melihat seluit seseorang itu dari belakang.
Pandu yang teringat pakaian yang digunakan Alicah bernapas lega, "Itu Alicah bibi, Pandu ngucapin makasih pada paman dan bibi sudah menganggu waktunya, kalau begitu aku pamit dulu Assalamu'alaikum,"
"Waalaikum Salam," Jawab keduanya.
####
Jama sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi Alicah dan siska belum pulang sampai sekarang. Pandu terlihat gusar dan mondar-mandir tidak jelas di halaman rumah. Ia tadi berpikir setelah ia pulang dari shalat magrib dan isya Alicah sudah ada dirumah, namamu yang terjadi keduanya belum juga menunjukkan barang hidung merekan. Pandu takut terjadi sesuatu kepada mereka.
Pandu memilih mencari mereka menaiki sepeda motor. ia menelusuri jalanan sampai ke desa sebwkah tadi bibi mengatakan Siska berniat ke desa sebelah untuk membeli sesuatu.
"Dimana kamu Alicah," Gumam Pandu dalam hati. ia menatap sekeliling mengamati setiap orang. ia berharap tidak terjadi apa-apa pada keduanya.
Pandu tidak menemukan keberadaan Alicah dan Siska, ia memilih kembali semoga mereka udah ada di rumah. Pandu pantang menyerah mencari keduanya. Sampai- sampai pandu mencari samapai ke desa sebelumnya lagi. entah sudah berapa lama ia mencari sekarang sudah pukul setengah du bekas malam. Pandu membuang nafas kasar. ia menghentikan sepeda motornya di pinggir jalan. ia berpikir tempat mana yang akan mereka datangi. Tiba-tiba handphone Di kantong celananya berdering menandakan ada yang menghubungi. Ia mengambil dan melihat siapa dan ternyata Nomor Siska yang menghubungi. Pandu dengan segera mengangkat.
"Halo sis,"
"Ya dengan saya sendiri,"
"APA,, Saya akan segera kesana," Pandu memutuskan panggilan dan buru-buru bergegas menuju ke suatu tempat.
Bersambung......
Hi Readers, Terima Kasih Karena telah baca cerita ini, ini cerita perdana aku, jadi harap maklum ya,. Jangan lupa untuk Like komen Vote dan share.
Salam manis dari author. Lijaloverrr. *** 😊🥰🥰