Vania Arnelita Adriansyah (Vania) dan Rizky Nugroho sudah menjalani hubungan selama dua tahun kurang lebih.
Rizky selalu menjanjikan pernikahan mewah kepada Vania selama satu tahun ke belakang, akan tetapi selama hampir dua tahun ini janji Rizky seperti menghilang di bawa angin.
"Rizky, ada apa denganmu dan apakah aku punya salah?“ tanya Vania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainie1012, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Ternyata tetanggaan.
"Benarkah?" tanya mama Lia kepada Nita untuk memastikan kembali.
"Jadi, intinya kamu mau tinggal di sini apa tidak?" papa Surya bertanya kembali kepada Nita.
"Iya pa, Reni mau...." balas Nita pada akhirnya, kemudian papa Surya pun turun dari mobil dan membukakan gerbangnya dan meminta Nita memasukkan mobilnya ke dalam dan papa Surya kembali menutup pintu gerbangnya.
Nita tidak mengetahuinya kalau ada sepasang mata yang sedang melihatnya dari lantai dua rumah itu.
'Kira-kira siapa orang itu, apakah ia akan menempati rumah itu?' tanyanya dalam hati sambil menghembuskan asap rokok ke udara.
Setelah papa Surya membukakan pintu masuk, mereka bertiga pun memasuki rumah tersebut dan papa Surya mulai menyalakan lampu-lampu.
"Ternyata rumahnya lumayan rapi, tapi masih kosong banget...." kata Nita setelah melihat seperti ruang tamu yang belum ada sofanya.
"Papa membayar seseorang buat mengurus rumah ini dan tugasnya hanya untuk membersihkannya saja...." ucap papa Surya menjelaskannya kembali.
"Ren, kita lihat yang di atas yuk...." ajak mama Lia kepada Nita.
"Ayo ma, aku juga mau lihat yang di atas...." balas Nita kemudian dan meninggalkan papa Surya seorang diri.
Setelah menaiki tangga, Nita melihat sebuah ruangan yang tidak jauh dari sana yang berpintukan kayu jati.
"Sepertinya ini kamar deh...." ujar Nita kembali, kemudian Nita pun membuka pintunya tersebut untuk melihat ke dalamnya.
"Luasnya...." lanjut kata Nita.
"Sayang, lebih baik ini buat kamar kamu dan papa pernah bilang kalau di atas ada empat kamar dan satu kamar mandi...." sahut mama Lia menjelaskan.
"Iya ma, aku akan mengambil ini untuk menjadi kamarku dan kamar yang lainnya akan aku manfaatkan buat kebutuhanku yang seorang konten kreator...." balas Nita.
"Ternyata anak mama seorang selebgram, udah dari kapan?" sambung mama Lia yang bertanya kepada Nita.
"Alhamdulillah ma, baru berjalan tiga bulan ma dan aku masih baru banget...." kata Nita lagi.
"Jalani saja apa yang kamu sukai sayang, mama tidak akan melarangmu...." ucap mama Lia yang mendukung apa yang Nita lakukan.
"Terimakasih mama, aku sangat mencintaimu...." ujar Nita kembali.
"Ma....ke bawah lagi yuk, aku takut papa tantrum karena di tinggal sama mama terlalu lama...." lanjut kata Nita yang mengajak mama Lia untuk ke lantai bawah kembali.
"Kamu ini bisa saja...." kata mama Lia kembali dan mereka berdua pun kembali ke lantai bawah.
Ternyata di bawah papa Surya sedang menikmati bakso mercon yang di belinya, di temani dengan seorang laki-laki dan tidak lupa papa Surya juga menyajikan martabak telur.
"Sini ma....Ren....kita makan bareng-bareng, papa juga ada teh manis buat kalian...." ucap papa Surya yang melihat mama Lia dan Nita berada di tangga dan sedang menuruninya.
Mama Lia dan Nita hanya tersenyum saja dengan ajakan dari papa Surya, kemudian Nita dan mama Lia pun bergabung dengan papa Surya dan temannya itu.
"Mama....Reni, kenalkan dia ini yang membersihkan rumah ini dia bernama pak Joko dan pak Joko, ini istri dan anak saya satu-satunya dan Reni yang akan menempati rumah ini untuk ke depannya...." ujar papa Surya menjelaskan dan kemudian memperkenalkan istri dan juga anaknya begitu juga dengan sebaliknya kepada orang yang ada di sebelahnya papa Surya.
"Joko....Joko...." lanjut pak Joko memperkenalkan dirinya kepada Nita dan mama Lia.
"Reni/Lia...." balas Nita dan mama Lia bergantian.
"Kalau begitu, besok saya akan kemari lagi untuk membantu membereskan barang-barang non Reni di sini. Saya pamit dulu assalamu'alaikum...." sahut pak Joko kemudian.
"Wa'alaikumsalam...." kata papa Surya, mama Lia dan Nita bersamaan.
Papa Surya, mama Lia dan Nita pun menikmati jajanan yang baru saja mereka beli di taman kota.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Hari pun telah berganti dan matahari pun telah bersinar menyinari bumi, sedangkan di satu kamar seorang pemuda masih berselimut dan terbaring di atas permadaninya.
'Sebenarnya tadi malam itu siapa dan kenapa aku jadi kepikiran sampai sekarang?' tanya seorang pemuda itu di dalam hati.
Tok....
Tok....
Tok....
"Ck, siapa sih yang menggangguku pagi-pagi seperti ini?" tanya laki-laki itu kepada dirinya sendiri.
Kemudian laki-laki itu pun membukakan pintu kamarnya dan melihat siapa yang mengetuk pintunya.
"Ada apa dan mengapa kau mengganggu hari mingguku, ada apa kamu kesini lagi?" tanya laki-laki itu kepada sang pengetuk pintu.
"Maaf kalau aku mengganggu minggumu yang indah, aku kesini hanya ingin meminta maaf kepadamu Edwin...." katanya kepada Edwin yang ada di depannya.
"Minta maaf soal apa lagi Reno? Soal kau yang menghancurkan usahakukan dan juga hubunganku dengan Yuni...." ucap Edwin kepada Reno yang ada di depannya.
Sebenarnya Reno itu bekas asisten pribadinya Edwin, akan tetapi suatu hari ia telah menusuk Edwin dari belakang.
Reno telah menggelapkan dana dan memfitnah Edwin dengan membawa nama investor lain dan yang paling sadisnya adalah membuat hamil tunangannya Edwin.
Saat ini Reno hanya bisa menundukkan kepalanya saja, ia malu dengan kelakuannya masa itu.
"Sebenarnya aku sudah memaafkanmu, tapi aku tidak bisa melihatmu ada di dekatku kembali dan aku mohon silahkan tinggalkan rumah ini...." ujar Edwin kembali dan tanpa di perintah untuk kedua kalinya Reno pun meninggalkan Edwin dan keluar dari rumahnya.
Sebenarnya Edwin juga memiliki perusahaannya sendiri, akan tetapi hanya gara-gara satu orang yang bernama Reno Dirgantara perusahaannya itu gulung tikar dan begitu juga hancurnya kisah cinta antara dia dan Yunita Rahayu Putri.
Kemudian Edwin pun berjalan menuju balkon, tanpa menggunakan atasan dan hanya sebuah celana panjang.
Lagi-lagi Edwin melihat mobil yang tadi malam, akan tetapi di belakangnya diikuti dengan mobil lain dan sebuah truck.
Edwin masih terus memerhatikan orang-orang yang memasuki rumah itu, sambil mengangkuti barang-barang dari dalam mobil truck.
Deg....
'Bukankah itu Reni temannya Vania, berarti yang tadi malam juga?' tanya Edwin di dalam hati, ketika melihat Nita keluar dan masuk dari rumah itu.
Tanpa membasuh muka dan menyikat giginya Edwin langsung keluar dari kamarnya, dengan pakaian yang ada di tangannya dan sedang ia pakai.
Edwin ingin menghampiri pujaan hatinya, sambil berbasa-basi kepada kedua orang tuanya tersebut.
'Mungkinkah rasa ini muncul kembali karenamu? Setelah aku di hancurkan oleh sahabatku sendiri dan ia mengambil cintaku tanpa sisa....' lanjut kata Edwin di dalam hati.
"Assalamu'alaikum...." kata Edwin setelah dirinya sampai di dekat gerbang rumah Nita dan di sana terlihat Nita dengan kedua orang tuanya.
"Wa'alaikumsalam....kakak, ada perlu apa ya kak?" tanya Nita kembali kepada Edwin.
"Ada yang bisa aku bantu untuk memasukannya kedalam?" Edwin kembali bertanya kepada Nita dan kedua orang tuanya dengan nada sopan.
"Maaf kak, sudah tidak ada dan yang tadi itu yang terakhir...." ucap Nita menjelaskan kepada Edwin.
"Berarti aku telat dong?" ujar Edwin kembali sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Dari pada mengobrol di luar, lebih baik kita ke dalam saja yuk...." ajak mama Lia kepada Edwin dan Nita.
Kemudian mereka berempat pun memasuki rumah yang telah diisi oleh beberapa perabotan rumah tangga.
Kemudian mama Lia pun mempersilahkan Edwin untuk duduk dan meminta Nita, untuk menyuguhkan minuman kepada Edwin.
TBC.
Hari ini aku up dua bab kembali, semoga pada menyukai ceritaku ini.
see you next bab.....