Sesosok mayat perempuan ditemukan di halaman belakang rumah kosong yang ada di depan rumahku.Mang Ujang yang biasa membersihkan rumah tersebut merasa ketakutan.
Berdasarkan hasil penyelidikan dari kepolisian ,sosok mayat wanita tersebut diperkirakan meninggal 7 hari yang lalu.Mayat tersebut hampir membusuk.
Namun ada kejanggalan di sana,terdapat bunga kamboja berguguran dan masih segar. Padahal tidak ada tumbuhan bunga kamboja di sekitarnya.
Siapa sebenarnya perempuan itu?Apa yang sudah terjadi sebelumnya? Bagaimana kasus ini dapat diselesaikan?
Yuk kita simak kelanjutan ceritanya!Semoga berkenan..
Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita ,ini semua murni karangan author saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Rinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 29
Sore harinya kami pun pamit untuk kembali ke kota ,kecuali Farhan yang harus tinggal di rumahnya kini untuk menghindari kejadian buruk yang tidak diinginkan.
"Apa yang bisa kami lakukan untuk Farhan nak Ana?" tanya Bu lurah
"Tidak ada Bu ,ibu cukup memasak seperti biasa namun dilebihkan untuk Farhan nanti, dia bisa mengambilnya sendiri!" jelasku.
Tampak bu lurah manggut-manggut tanda mengerti. Setelah kembali ke rumah pak lurah,kami pun pamit untuk kembali ke kota.
Mas Jaka yang dari tadi diam tak bicara, akhirnya mengajakku untuk ngobrol empat mata.
" Dek Ana ..bisa kita mau ngomong sebentar?" kata mas Jaka,aku pun menoleh pada mas Wirya.Mas Wirya mengangguk dan tersenyum mengizinkan aku untuk berbicara dengan masa Jaka.
"Iya Mas ada apa?" tanyaku pada Mas Jaka setelah kami berdua agak menjauh dari orang-orang.
"Maaf dek,aku hanya ingin tanya karena penasaran. Sebenarnya mas Wirya itu apanya dek Ana? kok aku lihat dekat sekali?"tanya Mas jaka malu-malu.Aku pun mengerti maksudnya.Dengan tegas aku mengatakan status mas Wirya pada Mas Jaka.
"Mas Wirya itu calon suamiku Mas!" jawabku jelas dan tegas. Tampak raut muka kecewa pada wajah mas Jaka, namun dia segera menepisnya.
"Oh pantesan dekat sekali! ya sudah, kalau gitu selamat ya.. jangan lupa undangannya!" kata Mas jaka mencoba tersenyum.
"Insyaallah mas!" jawabku.
Kami pun segera pamit karena hari sudah mulai gelap.Mas Wirya melajukan mobilnya, aku duduk disampingnya karena mas Yongki ingin duduk di belakang bersama Yola.Entah ada apa dengan mereka, hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Mas Wirya pun memegang tanganku sambil menyetir."Kamu nggak apa-apa kan Dek?" tanya mas Wirya.Akupun tersenyum.
"Ngantuk mas.."jawabku.
"Tidurlah!"mas Wirya mengusap rambutku dengan tangan kirinya , hingga aku pun terlelap dibuatnya.Aku pun terhanyut dalam mimpi, tak terasa sudah sampai depan rumah.
"Bangun dek! atau mau aku gendong sampai kamar?" kata Mas Wirya terkekeh dan tangannya hendak menggendongku.Aku pun terperanjat kaget dan terbangun.
"Makasih mas,aku bisa sendiri !"jawabku tersipu malu dan langsung berlari menuju rumah.
Setelah aku membersihkan diri ,aku pun merebahkan tubuhku ke atas tempat tidur. Nyaman sekali.. rasanya pengen bobok lagi!
Dan aku pun kembali terlelap.
***
Aku merasa melayang terbang jauh ke atas awan. Aku terbang ? Iya benar! aku mimpi! tubuhku terbang melayang-layang di atas awan ,ringan sekali.Tiba-tiba ada yang menarik kakiku hingga aku merasakan jatuh dari ketinggian.
Brugg...
Aduh... pantatku sakit sekali! Aku pun mengelus bokongku yang jatuh ke lantai. Kucoba membuka mata, ternyata aku jatuh dari tempat tidur.
"Dek..kamu nggak papa kan? kok main jatuh disana?Ayo sini tidur dipelukanku!" kata Mas Wirya yang sudah bertelanjang dada.
"Idih..mas Wirya! kenapa tidak pakai baju gitu? trus kenapa juga ada di kamarku?"aku pun menutup kedua mataku dengan tangan.
Mas Wirya segera mendekatiku namun dengan posisi masih di atas tempat tidur dan tidur tengkurap.Kepalanya mendekat padaku, dia memaksaku membuka tanganku yang menutup mata.Aku pun melonggarkan tanganku dan mencoba mengintip dari sela sela jariku.Kulihat mas Wirya sedang tersenyum memandangku.
"Kita sudah sah menjadi suami-istri.Wajar dong kalau kita tinggal bersama dalam satu kamar.Sekarang.. ini adalah kamar kita !"kata Mas Wirya tersenyum.
"Apa?kapan kita menikah?"aku pun bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.Perasaan tadi aku tertidur karena kelelahan. Kenapa tiba-tiba sudah menjadi istri mas Wirya? aku masih bingung dengan pertanyaan ku sendiri.
"Apa kamu amnesia setelah jatuh dari tangga tadi sore?" tanya mas Wirya yang semakin mendekatkan kepalanya ke wajahku.
Ada apalagi ini? aku semakin tidak mengerti! Aku amnesia? Yang benar saja! bahkan sampai sekarang aku masih ingat siapa diriku dan juga laki-laki menyebalkan yang ada di depanku ini.Kenapa mas Wirya tidak lembut seperti biasanya?kali ini sangat agresif.Aku jadi merinding.Aku pun mendekap tubuhku sendiri.
Aku bangun dari dudukku di lantai dan segera berlari keluar kamar untuk mencari Mami dan ayah.Sebaiknya aku meminta penjelasan kepada mereka saja daripada harus ngobrol dengan Mas Wirya.
"Sayang.. kamu sudah sadar? Bagaimana keadaan kamu? ada yang sakit?" Aku belum bertanya, tapi Mami sudah mencerca berbagai pertanyaan padaku.Aku semakin bingung.
"Maaf mi.. Sebenarnya apa yang terjadi? Tolong ceritakan! Apakah aku melewatkan beberapa kejadian?"aku pun segera duduk di samping Mami, memeluknya dan menyandarkan kepalaku di bahunya.
"Memangnya ada apa sayang?"Mami pun menatapku heran.
"Kenapa mas Wirya bilang kalau kami sudah menikah?"aku pun meminta penjelasan kepada Mami dan juga Ayah yang ada disebelah mami.
"Ayah dan Mami saling berpandangan.Mereka mengerutkan dahinya.Terkejut dengan apa yang aku ucapkan.Aku pun semakin bingung. Tak berapa lama Mas Wirya datang dan ikut bergabung dengan kami.
"Ada apa yah, mah?kok pada diem!"mas Wirya langsung duduk di sebelahku.
" Memangnya tadi dokter bilang apa mas?" tanya Ayah pada mas Wirya.
Mas Wirya pun menceritakan kejadian yang menimpaku tadi sore. Ternyata aku dan mas Wirya memang sudah sah menikah.Acaranya sederhana saja, hanya ijab qobul biasa yang dihadiri beberapa keluarga dan tetangga.Pantas rumah ini bersih sekali seperti habis ada acara.Namun sudah tidak ada saudara yang tinggal di sini.
Ternyata saat aku dan Mas Wirya akan ke kamar,kami berdua bercanda saat menaiki tangga. Sehingga aku terpeleset dan jatuh.Kepalaku terbentur karena mas Wirya tidak sempat menolongku. Dokter yang merawat ku bilang pada mas Wirya jika aku mengalami gegar otak ringan.Aku kehilangan sebagian kecil ingatan terakhirku.
"Memangnya apa yang kamu ingat terakhir kali dek?" tanya Mas Wirya.
"Yang kuingat terakhir kita baru pulang dari kampung nya Farhan.Saat itu aku langsung istirahat dan bermimpi terbang ke awan hingga aku jatuh tadi!" jawabku.
"Bukankah itu kejadian 2 bulan yang lalu?"kata ayah.Dan itu membuatku sangat terkejut. Dua bulan? jadi aku tidak bisa mengingat kejadian 2 bulan yang lalu? aku pun memejamkan mata berusaha untuk mengingatnya.
"Jangan dipaksa dek! Dokter bilang, nanti kamu akan ingat dengan sendirinya. Kamu harus bersabar!"kata mas Wirya menenangkanku.
"Bisa nggak mas,sebelum aku mengingat semuanya kita tidak tinggal sekamar?"pintaku dengan menunduk.Aku memang sangat malu jika harus tinggal sekamar dengan mas Wirya.
"Enggak bisa! kita sudah sah menikah! masa harus pisah kamar?" mas Wirya pun berdecak kesal.
"Maaas..."dengan spontan Mami dan ayah menegur mas Wirya.
"Iya.."mas Wirya langsung menunduk setelah melihat tatapan tajam dari ayah dan mami.Aku tersenyum lega.
Jika aku tidak ingat kejadian selama 2 bulan, lalu apa yang terjadi dengan Farhan dan kakek Samsul? Akupun bertanya dalam hatiku.Mungkin nanti aku akan bertanya pada mas Wirya.Eh..tapi kan aku sudah memintanya untuk pindah kamar?