NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Memiliki Mu

Biarkan Aku Memiliki Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:78.3k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Dinda ayu pratista adalah seorang gadis cantik,yang harus menelan kekecewaan saat tahu jika dirinya sedang berbadan dua.
Hidupnya berubah setelah laki-laki yang menjadi temannya, tanpa sadar merenggut kesuciannya.
Saat mengetahui jika temannya itu akan menikah,dinda pun memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupannya sekarang.
Dia pun berharap dapat melupakan kejadian malam itu dan memulai hidup baru.
Kini dinda pun di karuniai seorang putra tampan yang memiliki wajah sama persis dengan teman laki-lakinya itu.
Sampai di suatu saat,takdir pun mempertemukan mereka kembali dengan keadaan yang sedikit berbeda.
Akankah dinda jujur pada temannya itu, jika sudah dia memiliki anak darinya?
Dan apakah dinda akan memberitahu putranya,jika temannya itu adalah ayah biologisnya?
Ikuti kisah selanjutnya sampai selesai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAMM 29

Sebelum dinda menjawab, raffael dengan cepat memeluk kembali tubuh dinda, dengan erat.

"Terima kasih, din. Aku senang, akhirnya kamu mau menerima lamaran, ku. Aku janji, setelah proyek di sini selesai. Aku akan membawa mu ke jakarta, untuk menemui mamah dan papah." ujarnya, bahagia.

Dinda yang mendengar hal itu, seketika mematung. sebab dirinya, belum memberikan jawaban yang pasti, pada raffael.

Namun dinda, memilih tidak mempermasalahkannya. sebab tidak ingin, membuat raffael kecewa.

Sebenarnya dinda setuju saja, untuk menikah dengan raffael. hanya saja satu ketakutan dinda, yaitu apakah dirinya bisa bersanding dengan laki-laki yang selama ini, menjadi temannya.

Raffael pun melepaskan pelukannya, menatap dinda dan tersenyum. "Kita kembali ke kamar vano. Dan besok, aku akan berangkat ke jakarta. Jadi tolong, jaga vano ya, din." sahut Raffael, lembut.

Dinda merasa sedih, saat tahu jika raffael akan pergi, ke Jakarta. rasanya, dia tidak ingin jauh-jauh darinya. namun dia tidak bisa melarangnya pergi, sebab tahu jika raffael sedang ada masalah di jakarta.

Selesai berbicara, mereka pun pergi untuk kembali ke ruangan gevano.

Dan tanpa mereka ketahui, jika di balik tembok yang tidak jauh dari sana. ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua.

Seseorang itu terlihat menyeringai, saat mendengar semua perbincangan dinda dan raffael. bahkan dia pun memilih segera pergi dari sana, sebelum raffael atau dinda melihatnya.

*

*

*

Sesampainya di ruangan gevano, raffael dan dinda masuk ke dalam ruangan itu.

Terlihat Roy, yang sudah tertidur nyenyak di sofa. melihat itu, raffael dan dinda pun tersenyum tipis.

Mereka pun, mendekati ranjang pasien. raffael pun mencium kening gevano, dengan penuh kasih sayang.

"Maafkan papah, vano. Besok papah harus pergi. Papah harap, kamu tidak bersedih." ucap raffael, menatap lekat wajah gevano, yang tertidur lelap.

Dinda seketika terharu, melihat raffael yang merasa berat untuk meninggalkan gevano.

Sampai tidak terasa, matanya berembun ingin menangis. namun sekuat mungkin dinda menahannya, tak ingin membuat raffael khawatir.

Dinda pun memilih memejamkan matanya, di kursi yang berada di samping ranjang gevano.

Raffael pun mengambil satu kursi, dan menaruhnya di samping kursi dinda, hingga jarak mereka sangat dekat.

"Kamu mau ngapain, raf?" tanya dinda, mengernyitkan dahi.

Raffael tersenyum tipis. "Aku, akan duduk di samping, mu." jawabnya lembut. "Bersandar lah di bahu ku, din." Menepuk bahunya dan meminta dinda, untuk menjadikannya sebagai bantalannya.

"Tidak perlu, raf. Aku, bisa tidur seperti ini." Dinda pun mencoba menolaknya, dengan halus.

Raffael yang tidak ingin di bantah pun, dengan lembut menarik kursi dinda, agar semakin dekat. "Tidurlah, Aku tahu kamu pasti lelah, din." titahnya tegas.

Dinda tidak lagi berbicara, memilih menuruti perintah Raffael. dia pun menyandarkan kepalanya di bahu raffael, dan segera memejamkan mata.

Raffael tersenyum, melihat dinda yang menuruti perintahnya. hatinya kembali menghangat, ingin rasanya cepat-cepat menikahi dinda.

Mereka berdua pun tertidur bersama, dengan kepala saling bertumpu satu sama lain.

Dari sofa, Roy yang memang baru saja bangun, tersenyum melihat kedekatan, kedua temannya. dia sangat mendukung, jika Dinda dan raffael segera bersama.

Roy juga berharap, dinda mendapatkan kebahagiaan yang selama ini tidak di dapatkannya.

Keesokannya harinya...

Raffael terlihat, sudah bersiap untuk pergi ke jakarta.

Gevano terlihat sedih, melihat raffael yang akan pergi meninggalkannya, meskipun hanya untuk beberapa hari.

"Papah, jangan pelgi!" rengek gevano, hampir menangis.

Raffael, mengusap puncak kepala gevano lembut. "Papah janji, tidak akan lama di sana. Ingat...kamu tidak boleh sedih. Nanti, mamah mu ikut sedih. Mengerti." ujarnya tegas.

Meskipun berat hati, gevano pun memaksakan untuk menganggukkan kepalanya. "Tapi papah halus janji. Setelah pulang dali sana, harus bawakan vano, adek."

Raffael tersenyum tipis, mendengar perkataan gevano. seketika matanya menatap dinda, yang berada di sampingnya. "Kalau itu, papah harus meminta persetujuan mamah kamu dulu, vano." ucapnya santai.

Dinda yang berada di samping raffael pun, terlihat salah tingkah. bisa-bisanya raffael berbicara seperti itu.

Gevano pun, ikut melihat ke arah dinda. "Mah...! Mamah setuju, kan? Kalau vano mau adek?" tanyanya polos.

Dinda yang tidak ingin memperpanjang masalah ini, langsung mengangguk dan tersenyum kikuk. entah apa yang sebenarnya vano bayangkan, tentang seorang adik.

Jika saja gevano tahu rasanya, punya seorang adik. pasti dia akan berpikir ulang, untuk meminta seorang adik.

"Yeay... mamah setuju. Belarti, sebental lagi vano akan segela punya, adek." seru gevano senang.

Dinda menggelengkan kepala pelan, saat melihat gevano yang begitu bahagia.

Begitu pun dengan raffael, yang semakin gemas melihat tingkah anaknya itu. "Baiklah vano. Kalau begitu, papah pamit pergi, ya. Ingat, kamu harus jaga mamah, ok." ujarnya tersenyum penuh arti.

"Oke, papah. Tenang aja, vano akan jaga mamah." balas gevano, tersenyum.

Dinda pun tersenyum tipis, melihat sikap raffael dan gevano.

Raffael dan Roy pun pamit, kemudian pergi dari ruangan gevano.

Terlihat kesedihan pada gevano, saat Raffael sudah tidak ada di sampingnya lagi. namun sebisa mungkin gevano menahan kesedihannya, karena sudah terlanjur janji pada raffael untuk tidak bersedih.

"Jangan sedih, sayang. Kamu do'akan saja papah. Supaya pekerjaannya papah di sana, cepat selesai. Dengan begitu, papah akan segera kembali ke sini lagi." ujar dinda, menenangkan.

Gevano pun mengangguk pelan, dan memeluk tubuh dinda erat.

Kepergian raffael ke jakarta, tidak membuat gevano saja yang sedih. sebenarnya dinda juga merasakan, apa yang gevano rasakan saat ini.

Namun bagi dinda kepergian raffael, tidak harus di tangisi. sebab dia tahu, raffael akan kembali ke sini lagi.

Sehari sudah kepergian raffael, membuat gevano sedikit rewel. bahkan malam ini pun, dinda harus membujuk gevano untuk makan, sebab akan meminum obat.

"Vano...enggak mau makan, mah. Vano, mau ketemu papah! " teriak gevano merengek.

Dinda menghembuskan nafas kasar. "Vano, kamu kan sudah janji sama papah. Ingat! Laki-laki tidak akan mengingkari janjinya, vano." ujarnya tegas.

Gevano terdiam, jika dinda sudah berkata seperti itu, maka dirinya tidak bisa lagi membantah.

Dan akhirnya gevano pun, mau makan meskipun sedikit merajuk.

Dinda tersenyum tipis, melihat sikap gevano seperti itu. namun dinda tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, untuk membuat gevano dengan cepat, menghabiskan makanannya.

Di saat suasana mereka tenang, tiba-tiba saja inces datang dengan membawakan banyak sekali barang, untuk gevano.

Dia pun masuk ke ruangan gevano. "Hai vano...!" serunya heboh. "Om inces, datang...!" Menghampiri, ranjang gevano.

Gevano yang baru selesai minum obat pun, tersenyum lebar. "Hole...! Om inces, akhilnya datang juga." balasnya senang.

Dinda pun tersenyum, melihat kedatangan inces. namun seketika matanya membulat, saat melihat orang yang datang, mengikuti inces dari belakang.

"Ka-kamu!" pekik dinda terkejut.

Seseorang yang itu pun tersenyum pada dinda, yang kelihatan terkejut dengan kedatangannya.

Bahkan gevano yang juga melihatnya, melayangkan tatapan tajam. "Om siapa? Kenapa, datang ke kamal ku?" tanyanya dingin.

1
Sunaryati
Lihat CCTV pasti Agnes tak bisa mengelak, dan ada alasan untuk mengusir Agnes
Retno Harningsih
up
LISA
Raffael harus tegas..usir si Agnes itu..bener yg dikatakan Roy
Erni Handayani
Biasa
Erni Handayani
Buruk
Larasati
jahat banget kalian berdua semoga Rafael cepat pulang dan Vano cari bantuan
Sunaryati
Kamu yang akan terusir, Agnes
LISA: Bener bgt tuh..Agnes yg hrs keluar dr rumah itu.
total 1 replies
Sunaryati
Dasar nenek lucnut, cucu tersayangmu, menikmati malam panjangnya seperti rencanamu Nek, namun bukan dengan Rafael. Sebenarnya kasihan juga Agnes, namun kalau sudah sering melakukannya ya biarkan saja.
LISA
Ketahuan tuh si Oma 😊
Retno Harningsih
up
Sunaryati
Tidak akan berhasil Agnes, Dinda Kaivan, dan Roy sudah tahu rencanamu, nanti jangan- jangan kamu malah masuk pada jebakan yang kau buat sendiri
Retno Harningsih
lanjut
Anonymous
jjk
Retno Harningsih
up
Sunaryati
Pembalasan akan dimulai Agnes, bersiaplah
Retno Harningsih
up
Sunaryati
Bagus lawan terus Si Agnes ulat bulu, jatuhkan harga dirinya toh dia juga sudah membuat harga dirinya murah
Retno Harningsih
up
Nana Meidian
bagus jgn mau di tindas din
Sunaryati
Nenek seharusnya mendukung semua cucunya meraih kebahagiaan bukan memihak salah satu dan merugikan cucu yang lain. Sudah tua Nek cari jalan terang dengan perbanyak amal kebaikan, masa nenek kok mau jebak cucu menantu sendiri, sungguh biadab. Tindakan tak terpuji
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!