Apa mungkin gadis kaya itu mencintai pria miskin sepertiku dengan tulus?
Namaku Aditya Pratama, aku adalah seorang musisi jalanan yang setiap hari harus menjajakan suaraku untuk mencari nafkah.
Aku lahir dan besar di Bandung, sudah setahun ini aku merantau di Ibukota untuk mencari pekerjaan agar aku bisa mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menghidupi Ibu dan juga Adikku.
Malang betul nasibku, setahun sudah berlalu sejak pertama aku datang ke kota ini, tapi aku belum juga mendapatkan pekerjaan dan akhirnya aku harus tetap mengamen untuk menyambung hidup.
Dalam pekerjaanku tak jarang pula aku menghibur sepasang kekasih dengan suaraku, menyanyikan lagu-lagu cinta untuk mereka.
Tanpa pernah berpikir bagaimana dengan kehidupan cintaku sendiri, selama ini aku memang tak pernah memikirkan hal itu, saat ini yang terpenting bagiku adalah bagaimana caranya agar aku bisa menghidupi Ibu dan Adikku.
Tapi semua itu berubah semenjak aku mengenal seorang gadis bernama Riri, gadis cantik dan kaya raya anak pengusaha ternama dan sukses di negeri ini.
Apakah mungkin gadis populer, cantik dan juga kaya raya sepertinya mencintaiku yang hanya seorang pengamen jalanan.
UPDATE SETIAP HARI
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Aditya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pantai
Pagi itu Aku dan Sinta berjalan-jalan di bibir pantai sambil menghirup udara segar.
"Indah ya Dit suasana pantai di pagi hari."
"Iya Sin, apalagi kalau kita datang bersama orang yang kita sayang."
"Betul banget, maka dari itu aku bilang pantai di pagi hari ini indah Dit."
"Apa sin aku nggak denger?"
"Ah nggak, bukan apa-apa kok."
"Huuuuft Andai aja Riri ada disini."
"Udah deh jangan suka ngomongin orang yang nggak ada."
Lalu kamipun beristirahat di kursi pantai dan berjemur sambil merebahkan diri.
"Dit...Adit tolong pakein aku sunblock dong." Ucap Sinta seraya membuka pakaiannya dan kini dia hanya memakai bikini saja.
"Nggak mau ah, kamu suruh aja tuh si mbak mbak tukang pijat itu."
"Ah Adit kok gitu sih, ya udah deh aku minta tolong dia aja."
Akhirnya kami berdua merebahkan diri dan berjemur di tempat itu.
"Dit main air yuk." Ajak Sinta.
"Nggak deh Sin sorry, aku mau tiduran disini aja soalnya tadi sebelum kamu ajak kesini niatku emang mau tidur lagi."
Tapi tiba-tiba ada guyuran air laut ke wajahku dan membuat basah dari kepala sampai ke tubuhku, membuat basah bajuku.
Ternyata Sinta yang menyiramku, lalu akupun membuka pakaian ku yang basah itu dan mengejarnya.
"Sinta apa-apaan sih bajuku basah semua nih jadinya, liat nanti aku pasti balas siram kamu."
"Ayo tangkap aku kalau kamu bisa."
Kami berdua berkejar-kejaran di pinggir pantai sambil tertawa riang, tak lama Sinta berhasil kutangkap dan itu membuat kami terjatuh di pasir pantai.
Dan tanpa sengaja untuk kesekian kalinya wajah kami kembali bertemu sangat dekat, Sinta kembali memejamkan matanya, tapi saat dia terpejam aku malah menyiram wajahnya dengan air laut sebagai balasan siraman dia yang sebelumnya.
Akupun bangkit dan berlari dan kini berganti dia yang mengejarku, tapi langkahku terhenti ketika aku melihat ada sekumpulan pemuda yang sedang berkumpul tak jauh dari kami.
Ya itu adalah sekumpulan pemuda yang malam tadi membuat keributan dengan kami di diskotik.
"Kenapa Dit?" Tanya Sinta.
"Ada kumpulan pemuda yang tadi malam bertengkar dengan kita sewaktu pulang dari diskotik."
"Pemuda yang mana? Kok aku nggak inget."
"Wajarlah kamu nggak inget semalam kan kamu mabuk."
"Ya udah kita berbalik dan pura-pura nggak lihat mereka."
Akan tetapi sebelum kami berbalik pemuda yang kupukul semalam mengenali wajahku dan berteriak.
"Woy temen-temen itu kan orang yang Ribut sama kita semalem." Ucap pemuda itu.
"Mana bro?" Kata yang lainnya.
"Itu lho yang sama cewek disana."
"Ya udah kalo begitu kita buat perhitungan sekarang."
Mereka semua berlari ke arah kami, tapi sebelum sempat mendekat Sinta menarik tanganku dan kami mencoba melarikan diri dari mereka.
"Lariii Dit." Ujar Sinta.
Kami berlari menuju hotel dengan mereka yang terus mengejar kami.
Akhirnya kami berhasil masuk ke hotel dan itu membuat mereka berhenti mengejar kami.
"Huuuuft hampir saja Dit." Ujar Sinta.
"Iya Sin kalo sampai tertangkap habislah kita."
Tanpa kusadari semua mata yang ada di lobby hotel itu ternyata sedang mengarahkan pandangannya pada kami, ternyata mereka sedang melihat aku yang bertelanjang dada dan Sinta yang hanya mengenakan bikini nya berlarian masuk ke dalam hotel.
"Aduuuh Sin aku lupa baju kita kan masih di pantai."
"Ya udah nggak apa-apa Dit, lagipula aku masih sayang nyawa dibanding baju."
Lalu kamipun menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sore harinya seminar kembali dimulai, kali ini giliran kota-kota lain yang memberikan persentasi nya jadi kami hanya mencatat dan memperhatikan apa yang mereka ucapkan.
Seminar hari kedua telah selesai, pada malam harinya karena sudah terlalu lelah akupun tidak sempat mengabari Riri dan kemudian tertidur, bahkan telpon dari Riri pun tak terangkat karena tidurku malam itu sangat lelap.
Keesokan paginya Tibalah hari penutupan seminar itu, aku senang karena sebentar lagi kami akan kembali ke Jakarta, memang aku sudah sangat rindu pada Riri pacarku.
Kemudian aku menghubungi Riri sekedar untuk mengabari nya bahwa sebentar lagi aku akan kembali ke Jakarta, tapi anehnya telpon ku sama sekali tak diangkatnya, aku pikir mungkin Riri saat itu sedang sibuk.
Setelah acara selesai aku merapikan semua barang bawaanku dan bersiap untuk pulang, setelahnya aku menunggu Sinta di lobby hotel, sembari menunggu aku menyempatkan menelpon Riri sekali lagi dan Riri tetap saja tidak mengangkatnya, oleh karena itu kemudian aku hanya mengabarinya melalui chat mengabarkan bahwa sebentar lagi aku pulang ke Jakarta.
"Sorry lama Dit soalnya barang bawaanku banyak."
"Oh iya Sin santai aja lagian waktu keberangkatan nya masih 1 jam lagi kok."
"Kalau begitu ayo kita berangkat ke bandara sekarang."
Kemudian kami menuju bandara dengan menggunakan mobil hotel.
Sesampainya di Bandara aku mengecek Ponsel ku karena aku takut Riri menghubungi atau membalas chat, tapi ternyata tak ada satupun pesan atau panggilan masuk darinya.
"Sedang apa Dit? Kayaknya serius banget mukanya." Tanya Sinta.
"Ah nggak apa-apa kok cuma lagi nunggu telpon dari Riri aja." Jawabku.
"Riri nggak ngabarin kamu? Wah kayaknya dia udah mulai bosan deh sama kamu hahaha." Sinta menggodaku.
"Masa sih Sin Riri bosan sama aku."
"Adit kamu polos banget sih, aku cuma bercanda tau."
Lalu Pesawat kami menuju Jakarta sudah bersiap untuk berangkat, di dalam pesawat aku masih saja terus kepikiran kata-kata Sinta, perjalanan pulang Bali-Jakarta hari itupun menjadi sangat tidak menyenangkan.
Sesampainya di Bandara Soetta aku mencari sekeliling berharap Riri menjemputku sebagai kejutan kepulangan ku, namun ternyata dia tidak ada disana.
"Nyari Riri Dit?" Tanya Sinta.
"Iya nih aku kira dia akan kasih surprise dengan menjemputku."
"Udah yuk pulang, sepertinya Riri nggak akan datang."
Lalu kami pulang dengan menggunakan taxi yang ada di Bandara itu.
Sesampainya di kontrakan aku kembali menghubungi Riri tapi tak juga telpon ku diangkatnya.
"Riri kenapa ya? Tumben banget nggak ada kabar seharian ini." Ucapku dalam hati.
Malam itupun aku tidak bisa tidur memikirkan Riri, malah kata-kata Sinta di bandara tadi terus terngiang di kepalaku.
"Masa iya sih Riri tiba-tiba bosen sama gw, andai Udin masih ada disini gw pasti akan minta pendapatnya, sepertinya gw butuh temen curhat."
Akupun membutuhkan masukan dari orang lain, maklum saja karena aku belum terlalu berpengalaman tentang cinta, karena Riri itu adalah cinta pertamaku.
Saat ini di kepalaku cuma terpikir nama Sinta yang bisa membantuku mencurahkan isi hati, lalu akupun segera menghubunginya.
"Eh Adit tumben telpon aku, ada apa Dit?"
"Emmmm...Ini Sin aku masih kepikiran kata-kata kamu dibandara tadi, soalnya sampai saat ini pun Riri masih nggak bisa kuhubungi, kira-kira kalau wanita menghilang tiba-tiba seperti itu kenapa ya Sin?"
"Menurut pandanganku sebagai wanita jika orang yang kamu sayang menghilang tiba-tiba seperti itu ada 2 kemungkinan Dit."
"2 kemungkinan, apa itu Sin?"
"Yang pertama wanita itu sudah jenuh dan bosan sama hubungannya..Dan yang kedua dia telah menemukan orang lain yang lebih membuat dia nyaman."
ceritanya...👍👍👍👍
tapi gw support banget dengan karya lu bg, walau banyak yg bilang mutar mutar tapi gw suka, spesifikasi dari setiap aktor nya jelas dan dapet, jadi bisa memahami hampir seluruh peran yang di bicarakan, dan menurut gw itu sih adrenalin banget.
lupain aja kata orang, mereka belum pernah baca novel one piece, dan lainnya kali lebih panjang dan blibet di tambah flashback nya wkwk
the best, gw support lu