demi menemukan jasadnya, Roh dari Wanita bernama Safana harus berkeliaran menjadi hantu, menemui satu persatu orang yang ia kenal, Hingga sebuah kebenaran berhasil ia dapatkan dengan bantuan seorang pengacara muda nan tampan bernama Fatir. kebenaran apa yang mereka temukan ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Capter 29
.
.
"Mama..."Sedih sekali rasanya hati Safana. sejak tadi ia tidak bisa memanggil mamanya.
Mama Weni masuk kedalam kamar dan Safana mengikutinya. Kembali mama Weni melihat kotak hitam yang ditemukan dikamar Difa.
saat kotak itu dibuka, Safana terkejut sekali. didalam sana ternyata ada baju milik Safana.
"Itu kan..."Safana ingat betul baju itu adalah baju yang ia pakai sebelum ia tidur.
"kenapa baju ini ada didalam kotak..??"Gumam mama Wina. Rasa penasaran membuat mama Wina mengangkat baju itu. Bercak darah terlihat jelas dibaju itu.
"Darah ??"hati mama Wina semakin dilanda kerisauan.
"Darah ?? Apa itu darahku?? "safana juga ikut terkejut. Baju miliknya ada didalam kotak dan dipegang sang Mama.
"Darah apa ini ?? Kenapa Difa berdarah?? "Mama Weni belum sadar jika baju itu bukan milik Difa.
Safana langsung menatap sang Mama.."Ma, Itu baju Safana.."Ucap Safana. namun suaranya memang tak bisa didengar mama Wina.
Safana yang ingin menunjukkan sesuatu perlahan memegang lengan Mama wina. Mama Wina hampir tersentak, Rasa dingin dilengan sebelahnya dan terasa terpegang membuat mama Wina mengarahkan pandangannya kesisi kiri dimana Safana juga ada disitu.
"Mama.. Ini safana disini Ma.. dengarkan Safana Ma.."Ucapan Safana masih tak bisa didengar mama Wina.
Namun mungkin karna naluri seorang ibu, Mama Wina langsung menyebut nama safana. "Safana.. kau kah itu Nak..??" Kelopak mata mama Wina langsung tergenang air mata. seiring dengan degup jantung yang tak menentu. Rasa dingin dilengannya begitu terasa sekali.
"Iya Ma.. ini Safana.. mama dengar Safana kan.."Safana juga tak kuasa ikut menangis saat melihat air mata mama Wina terjatuh.
"Safana.. Mama merindukanmu.."Ucap Mama Wina,suaranya terdengar bergetar hebat dengan diiringi lelehan air mata yang berjatuhan bergantian.
"Safana juga Ma.."Ingin rasanya Safana memeluk Mamanya. namun ia tak mau membuat mamanya bertambah sedih kala merasakan aura rasa dingin darinya.
"Apa kau tidak tenang disana anakku?? Safana.."Mama Wina menjadi meracau. hati Kecilnya merasa memang Safana ada disisinya saat ini.
"Iya Ma.. Aku tidak kecelakaan.. yang dikubur itu bukan jasadku ma.. jasadku tidak tau ada dimana Ma.."Safana terus menjawab hingga keduanya tergugu bersama dalam kesedihan.
.
.
Difa dan Ridwan tiba disebuah gudang terbengkalai yang sudah ditumbuhi rerumputan.
"Kuncinya mana?? "Tanya Ridwan. Difa Membuka tas yang ia bawa. dan mencari hingga beberapa kali namun tak juga ia temukan.
"astaga Mas.. kuncinya tidak ada.."balas Difa dengan wajah panik.
"Ya ampun Difa.. kau simpan dimana memangnya??!! "Ridwan ikut panik.
"Aku simpan ditas ini Mas.. tapi Kenapa tidak ada??! "Difa sampai mnenumpahkan semua isi didalam tasnya.
"Ingat-ingat dulu.. kau mungkin lupa.." Difa nampak mengingat-ingat.
"antar aku pulang dulu.. mungkin aku letakkan dirumah.."ucap Difa.
"Mama dan papa akan curiga kalau aku mengantarmu...!!"Sentak Ridwan entah mengapa pria itu begitu ketakutan.
"Lalu bagaimana??!!"Difa semakin frustasi.
"Besok lagi kita kemari. ayo.."Ridwan melangkah pergi dulu meninggalkan Difa.
"Mas.. Tunggu!!! "difa pun berlari menyusul langkah Ridwan.
Tanpa mereka sadari, ternyata sejak tadi Fatir dan rekan Polisinya tengah mengawasi mereka.
"Kau lihat kan?? Mereka itu mencurigakan.."Ucap Fatir.
"Bagaimana bisa kasusnya ditutup?? "Qianu menimpali.
"Mana aku tau.. mungkin saja kepolisian mau disuap.."balas Fatir.
"Tidak semua!! "Qianu segera menyanggah tuduhan Fatir.
"Apa yang mereka simpan digudang itu??? "Fatir bertanya- tanya.
"Ini sudah mencurigakan. kita harus lihat kesana.."Qianu segera turun dari mobil setelah memastikan mobil Ridwan sudah pergi.
"Hey!! tunggu!!! "Fatir buru-buru turun dari mobilnya. Dan segera pula Fatir mengejar langkah Qianu yang sudah lebih dulu.
.
.
salam toorr ijin mmpir mlipir
menetap semaunya
bahkan ada yang setia bertahan
menyakitkan memang
mencintai tapi tak bisa memiliki
parahnya ga bisa melihatnya
hanya bisa mengenangnya
sesungguhnya hal itu ujian hidup kita
ujian keikhlasan kita
menerima sgala ujian
bahkan terberat sekalipun
tapi percayalah
tiada ujian melebihi batas kemampuan yang diuji
semua sudah sesuai takaran dan takdirnya masing-masing
kita hanya sekedar menjalani
mencintai seseorang yang tidak ditakdirkan untuk kita
seharusnya kita ikut berbahagia untuk kebahagiaan nya
kalaupun kematian yang memisahkan
ya mau gimana lagi
nikmati masa menunggu dengan mengumpulkan kerinduan yang akan kita bawa ketika jiwa kita menemuinya kelak
hidup terus berjalan
cinta boleh bertahan
tapi tetap lanjutkan hingga akhir dengan berlapang dada dan ingat semua hanya titipan kita tak berhak
jadi tidak perlu bersikeras dengan sgala cara
jangan sampai emosi menguasai diri yang akhirnya menyesal dikemudian hari
jadi terimalah konsekuensinya