"jadi, bagaimana keputusan mu?
dengan siapa kamu akan menikah?
jika kamu tidak mau menikah dengannya, silahkan keluar dari rumah!"
cerca Nurmala Hartawan wanita berusia lima puluh tahun itu kepada Audia Aurora gadis berusia dua tiga tahun itu, tanpa berbelit-belit setelah dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Audia dengan adiknya Sinta.
Beberapa saat lalu setelah Audia bertemu dengan Lukky Hartawan dan Firman Hartawan, dua saudara berbeda penampilan dan karakter yang sama-sama sedang mencari calon istri.
Lukky yang berambut panjang dan penampilan layaknya anak pang, dengan tubuh dipenuhi tato dan bermacam asesorisnya, seperti kalung rantai anjing, telinga beranting dan lidah bertindik, padahal usianya sudah tiga puluh lima tahun tapi terlihat masih labil dan nakal, membuat Audia ilfil dan segera mencoretnya dari daftar calon suami saat mereka bertemu.
Audia bahkan lebih tertarik pada Firman yang terlihat sopan dan berpenampilan rapi seperti pria dewasa baik-baik pada umumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Kotto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan cinta biasa 29
Seolah menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki sifat yang keras, tegas dan tak bisa dibantah. Namun kenyataannya justru sebaliknya, Lukky adalah pria yang penyayang, perhatian, lembut dan penyabar. Tapi itu hanya terhadap Audia, karena dengan orang lain sifatnya akan sama seperti yang diatas, keras tegas dan tak bisa dibantah.
Audia hanya berbaring diam, memperhatikan wajah Lukky yang masih dalam keadaan tidur, sejak ia membuka matanya. Cukup lama Audia hanya memperhatikan wajah suaminya tersebut, lalu perlahan tangannya mulai menyentuh lembut hidung Lukky yang mancung, kemudian turun kebibir Lukky yang terasa amat lembut dijari telunjuk Audia.
Puas menyentuh bibir Lukky, kini Audia mulai menyentuh alis Lukky dan membelainya lembut menggunakan jari telunjuknya. Audia begitu mengagumi wajah Lukky, yang kini terlihat begitu sempurna dimatanya, bahkan tato yang terlukis dipunggung dan tangan Lukky kini terlihat sebagai pemanis dimata Audia.
Padahal dulu dimata Audia terlihat begitu menyeramkan, dan ia tidak menyukainya. Namun sekarang itu tidak masalah lagi baginya, ia bahkan berkali-kali meraba tato ekor naga merah biru, yang terlukis ditangan Lukky dan menyambung ke punggung Lukky, berbaur dengan tato bertema kehidupan malam disana.
Lukky menggeliat saat merasakan sentuhan lembut tangan Audia ditubuhnya, yang kini sudah berpindah kedada Lukky yang terbuka. Perlahan Lukky membuka matanya lalu melihat kearah Audia, dan memegang tangan Audia yang masih mengelus lembut dada Lukky.
Lukky. "sayang?!"
Hanya kata itu yang keluar dari mulut Lukky begitu ia membuka matanya, lalu kemudian memegang tangan Audia dan mendekatkannya kebibirnya. Lukky mencium tangan Audia dengan sangat lembut, dan setelah itu kembali mengeratkan pelukannya.
Audia. "kira-kira sampai jam berapa kita akan terus tidur seperti ini kak?"
Tanya Audia lembut dari dalam pelukan Lukky.
Lukky. "memangnya kenapa sayang?"
Tanya Lukky dengan balik bertanya tanpa melepaskan pelukannya, dan mencium bahu Audia yang terbuka.
Audia. "sebetulnya tidak kenapa-kenapa. Tapi masalahnya perut Audia mulai terasa lapar!"
Seru Audia memberi tahu Lukky, bahwa ia mulai lapar.
Sontak membuat Lukky menghentikan aksinya, yang terus menciumi bahu dan leher Audia begitu ia membuka matanya. Tubuhnya refleks langsung bangun dan turun dari tempat tidur, begitu mendengar Audia lapar.
Lukky. "sayang mau makan apa? biar kakak belikan. Atau kita pesan saja melalui ponsel?"
Ujar Lukky bertanya begitu ia turun dari tempat tidur, dan segera meraih handuk, karena ia harus mandi terlebih dahulu.
Audia. "bagaimana kalau kita mandi berdua dulu, setelah itu baru kita pergi cari makan?!"
Ujar Audia memberi saran, lalu bangun dari tempat tidur dan berjalan mengikuti Lukky kekamar mandi. Tentunya masih dengan sedikit malu-malu, karena ia belum terbiasa, namun ia ingin membiasakannya.
Pasalnya Audia masih ingat tentang saat ia bertanya mengenai Eka, meski dulu ia tidak terganggu namun sekarang ia sedikit terganggu. Ia mulai merasa takut kalau-kalau suatu hari nanti Lukky akan kembali berhubungan dengan mantannya yang pernah tidur dengannya.
Karena itu Audia ingin membuat Lukky kecanduan dengan tubuhnya, agar Lukky tidak pernah berpaling darinya. Seperti petuah yang sering diberikan ibunya dulu, bawa jika Audia menikah nanti ia harus pandai didapur dan juga diranjang.
Ibunya selalu bilang. " Menguasai suami itu gampang! Manjakan lidahnya dan kenyangkan perutnya dengan masak kalian, lalu puaskan ia diranjang. Maka ia tidak akan pernah berpaling dari kalian!" Itu yang selalu dikatakan ibu Audia kepada anak-anaknya yang sudah cukup umur, sebelum Audia menikah atau pun dipertemukan dengan Lukky.
Karena setelah Audia menikah, ibu Audia tidak pernah mau lagi berbicara dengan Audia, setiap kali Audia menelepon Sinta(adiknya). Ibu Audia selalu menghindar setiap kali Audia ingin berbicara dengannya, dan Sinta selalu memberi alasan bahwa ibunya sedang tidur atau sedang shalat, agar Audia tidak terluka karena ibunya tidak mau berbicara dengannya.
Pasalnya ibu Audia masih sangat kecewa dengan keputusan Audia, yang memilih menikah dengan Lukky, tanpa ibunya tahu bahwa Audia terpaksa melakukannya, semua itu semata-mata agar ibu dan adik-adiknya tetap bisa tinggal dengan nyaman di rumah Nurmala.
Tanpa perlu memikirkan uang sewa dan biaya makan, begitu pun dengan biaya pendidikan. Karena semuanya sudah ditanggung oleh Nurmala, yang selama ini terlihat bak malaikat tak bersayap dimata ibunya Audia, namun secara diam-diam meminta balasan pada Audia atas segala kebaikannya.
Dan Audia tidak punya pilihan lain selain membalasnya, untuk setuju menikah dengan Lukky, meski dengan terpaksa. Namun sekarang Audia mulai bersyukur dengan keputusannya tersebut.
Karena Lukky sangat menyayanginya dan juga sangat perhatian.
Lukky. "bagaimana enak sayang?"
Tanya Lukky pada Audia, setelah mereka duduk dan mulai menikmati pesanan mereka di warung soto kaki lima, disimpang jalan dekat rumah mereka.
Audia. "Hmm, enak kak"
Jawab Audia sambil menganggukkan kepala, dan mulai menikmati soto dan nasi pesanannya dengan lahap.
Lukky. "kakak pesankan lagi ya nasinya?"
Ujar Lukky dengan tersenyum menawarkan Audia untuk tambah, karena ia tahu porsi nasi segitu sangat sedikit untuk wanita yang tidak sedang hamil, apa lagi untuk istrinya yang sedang berbadan dua.
Audia. "iya kak"
Jawab Audia cepat tidak ingin menolak, karena ia masih sangat lapar. Sebab sebelum mereka pergi ke warung soto tersebut, Audia sudah terlebih dahulu memuntahkan isi perutnya dikamar mandi, saat mereka mandi berdua tadi.
Diikuti dengan rasa cemas Lukky yang selalu merasa hawatir, setiap kali melihat Audia muntah-muntah karena bawaan hamil. Ia juga berusaha untuk mengurangi rasa mual Audia, dengan membantu memijit kuduk atau tengkuk Audia, lalu mengusap-usap lembut punggung Audia.
Kemudian membalurkan minyak kayu putih keperut, punggung, leher dan telapak tangan Audia, setelah Audia selesai mandi. Lukky juga bahkan berkali-kali mengelus-gelus perut Audia, dengan harapan itu dapat membantu mengurangi rasa mual yang dirasakan Audia.
kok part nya
Audy Kaya mimpi..