Tentang Jena, wanita malang yang lahir dari hasil perselingkuhan. Dulu, ayahnya berselingkuh dengan seorang pelayan dan lahirlah Jena.
Setelah ibunya meninggal, ayahnya membawanya ke rumah istri sah ayahnya dan dari situlah penderitaan Jena di mulai karena dia di benci oleh istri ayahnya dan juga Kaka tirinya.
selama ini, Jena selalu merasa sendiri. Tapi, ketika dia kuliah dia bertemu dengan Gueen, dan mereka pun bersahabat dan lagi-lagi petaka baru di mulai, di mana tanpa sengaja dia tidur dengan Kaka Joseph yang tak lain kakanya. Hingga pada akhirnya Jena mengandung.
Dan ketika dia mengandung, Josep tidak mau bertanggung jawab karena dia akan menikah dengan wanita lain. Dan kemalangan menimpa Jena lagi di mana dokter mengatakan bahwa bayi yang di kandungnya mengandung down sydrome.
Dan ketika mengetahui Jena hamil, Joseph menyuruh Jena untuk mengugurkan anak mereka, tapi Jena menolak dan lebih memilih pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
5
Satu bulan kemudian
ini sudah satu bulan berlalu semenjak Joseph datang ke Hungaria, dan dua minggu lalu ketika Soraya sudah pulih, semua memutuskan untuk kembali ke Belanda.
Begitupun dengan Joseph, yang juga ikut pulang, walaupun harus berbeda pesawat, tentu saja karena Helmia tidak memperbolehkan Joseph ikut dengan pesawat pribadinya. Selama dua minggu di Hungaria, Joseph selalu datang. Namun selalu di usir oleh Gueen, hingga dia tidak berhasil dalam sandiwaranya.
***
Waktu menunjukkan pukul 12 siang, Joseph menyenderkan tubuhnya ke belakang, beberapa kali dia menghela nafas. ini sudah dua mingu berlalu semenjak dia kembali ke Belanda dan selama dua Minggu ini pula, rasanya perasaan Joseph sungguh tak karuan. Dia sudah terbiasa berada di dalam keluarga yang hangat dan ketika semua menjauhinya tentu saja dia merasa aneh.
Apalagi semenjak pulang dari Hungaria, Jena dan Haura tinggal di rumah ibunya dan ibunya melarangnya untuk masuk, begitu pula dengan Gueen.
Adiknya juga tidak memperbolehkan dia untuk datang, belum lagi dia merasa sesak ketika tidak bisa bertemu dengan keponakannya.
Dan karena perasaanya sekarang dan karena sikap keluarganya, Joseph semakin membenci Jena dan putrinya. Rasanya dia ingin sekali menghancurkan kedua orang itu.
Tak lama lamunan Joseph buyar kala mendengar suara pintu terbuka, dia pun menoleh lau tersenyum ketika melihat siapa yang masuk, siapa lagi jika bukan istrinya.
''Sayang, kenapa kau kemari?" tanya Joseph, dia pun bangkit dari duduknya, kemudian dia langsung menghampiri istrinya.
"Baby, ayo kita makan siang di luar,''jawab Kayra, dia bergelayut manja di lengan suaminya.
''Baiklah.'' Joseph pun berjalan ke arah meja untuk memakai jas dan untuk menyambar kunci mobilnya, lau setelah itu dia kembali menghampiri Kayra.
''Ayo sayang."
Dan sekarang di sinilah mereka berada, di sebuah restoran favorit keluarganya, karena dia sedang rindu dengan keluarganya, dia mengajak Kayra makan di sini.
Saat akan masuk, Joseph menghentikan langkahnya ketika melihat Helmia sedang duduk bersama jena di restoran, Helmia dan Jena baru saja pulang dari rumah sakit setelah mengantar haura terapi, dan sebelum pulang mereka memutuskan untuk makan siang di luar.
Melihat ibunya, mata Joseph berkaca-kaca. Padahal, dia belum lama di acuhkan, tapi sesaknya sangat luar biasa.
Hati Kayra terasa panas, ketika melihat interaksi Jena dan ibu mertuanya yang sangat akrab. Semenjak keluarga suaminya pulang dari Hungaria, Kayra belum bertemu lagi dengan keluarga suaminya dan ketika dia sekarang melihat Helmia begitu akrab dengan Jena, tentu saja ia merasa panas.
Selama dua belas tahun dia sudah mencari cara untuk dekat dengan ibu mertuanya. tapi ibu mertuanya sama sekali tidak terpengaruh. Tapi lihatlah, ibu mertuanya malah dekat dengan jena. Padahal, mereka belum lama bertemu.
"Baby, ayo kita temui Mommy, aku yakin mommy tidak akan menolak kita karena sekarang di sini banyak orang.”
Karena merasa rindu dengan Helmia, akhirnya Joseph setuju dengan apa yang di katakan Kaira. Walaupun dia tahu ibunya tidak akan terpengaruh, maupun di tempat umum, ataupun di tempat sepi.
“Hallo, Mommy," ucap Kayra, karena dia benar-benar cemburu dengan perlakuan Helmia, Kaira tidak memikirkan resiko yang akan terjadi.
Helmia yang baru saja akan menyuapi Haura langsung menoleh, lalu dia menatap Kayra dan Josep secara bergantian.
“Pergi dari sini," ucap Helmia tanpa basa-basi begitupun dengan Jena, untuk pertama kalinya lagi dia bertemu dengan kakak sepupunya.
“Pergi dari sini!" Titah Helmia lagi, ketika keduanya masih diam.
“Mommy bolehkah kami makan di sini?" tanpa tahu malunya, Kayra menarik kursi kemudian dia mendudukkan dirinya di meja yang sama membuat mata Helmia membulat, dan ketika melihat apa yang di lakukan Kayra, Helmia sudah tidak bisa lagi membendung perasaanya.
”Aaaa!" Kaira berteriak dengan sangat kencang, membuat semua orang yang ada di sana menoleh. Sebab barusan Helmia menyiram Soup cream ke muka Kaira, dia begitu muak melihat wajah menantunya, apalagi selama ini tidak pernah ada yang berani membantah ucapannya, dan dimata Helmia Kayra benar-benar sangat kurang ajar.
“Mommy!' Panggil Joseph, dia menatap ibunya dengan tatapan tak percaya.
“Ajak istri mau pergi.”
Karena tidak ingin ibunya mengamuk, Josep pun langsung menarik lembut tangan istrinya sedangkan Kayra masih berteriak karen merasakan pedih.
1 bulan kemudian
Ini sudah 1 bulan berlalu semenjak kejadian di restoran, dan selama 1 bulan ini pula, Joseph belum bertemu lagi dengan keluarganya
Setelah kejadian di restoran, hasrat Kaira untuk memisahkan Jena dan Haura semakin menggebu-gebu, rasanya dia Ingin secepatnya melihat bibinya bertindak, agar keduanya segera terpisah dan agar ibu mertuanya tidak terus memanjakan anak itu.
Waktu menunjukkan pukul 1.00 siang, pintu ruangan Joseph terbuka membuat Joseph tersenyum, karena ternyata yang datang adalah ayahnya bersama Haura.
Selama dua minggu ke belakang, Joseph memohon pada ayahnya agar ayahnya mengizinkannya untuk bertemu dengan Haura, tentu saja itu hanya akting
Dan pada akhirnya Zico luluh, dia memberi kesempatan untuk putranya, tentu saja tanpa sepengetahuan siapapun, hingga sekarang dia mengantarkan Haura dan memberikan waktu Joseph 1 jam untuk bersama dengan cucunya.
“Terimakasih, Dad," ucap Joseph, Zico tidak menjawab, dia lebih memilih pamit pada Haura.
Dan ketika Zico pergi, Joseph langsung menatap Haura dengan dingin, tatapan matanya langsung berbeda ketika ayahnya sudah tidak ada di depannya.
“Kau duduk di sana," ucap Joseph dengan ketus, sedangkan haura langsung mundur karena nada suara Joseph sangat menakutkan di telinga Gadis itu.
“Duduk di sana, kau tidak dengar?" tanya Joseph, kali ini Josep berteriak, dia tidak khawatir akan terpergok. Sebab dia mengetahui tentang apa yang terjadi pada Haura.
Dan tak lama, Haura terpekik ketika Joseph menarik lengannya, kemudian mendorongnya dengan kerasa hingga Haura terduduk di sofa. Lalu setelah itu, Joseph pun kembali duduk di kursi kerjanya.
Dan ketika merasakan perlakuan ayahnya tatapan haura langsung menunduk, tubuhnya sedikit gemetar Karena untuk pertama kalinya dia diteriaki.
Dan tak lama, pintu kembali terbuka ternyata Kayra yang masuk. “Kenapa dia ada di sini?" Tanya Kayra, mendengar suara Kaira, tiba-tiba Haura mengangkat kepalanya, dia langsung menatap menatap Kaira dengan tatapan takut. Sebab Dia masih mengingat, ketika dulu Kaira datang dan mencubitnya dengan keras.
“Biarkan saja sayang, biarkan dia di situ. Ayo kita makan, aku lapar," jawab Joseph, karena Kaira tidak mau ada Haura di sofa, Kayra menarik tangan Haura, lalu mendorong tubuh Haura untuk duduk di lantai dan setelah itu mengajak Joseph untuk makan.
Ketiak Joseph dan Kaira sedang menikmati makan siang mereka, Haura yang sedang berada di lantai memeluk lututnya. Wajahnya sudah sangat pucat, tubuhnya gemetar karena ketakutan.
Hingga tak lama pintu terbuka, membuat Josep dan Kaira yang sedang makan langsung menoleh ke arah pintu, mata keduanya membulat saat melihat Siapa yang datang, dan ternyata yang datang adalah Gueen.
Gueen sengaja datang ke kantor kakaknya, untuk mengembalikan mainan, karena kemarin tanpa sepengetahuannya Josep memberikan mainan untuk ketiga anaknya .
Saat masuk, Gueen sama sekali belum menyadari kehadiran Haura, karena tubuh Haura terhalang oleh lemari.
.“Sudah kubilang bukan jangan mengirimkan mainan untuk anak-anakku!" bentak Gueen, saat Gueen akan maju, Kayra langsung menghalangi tubuh Gueen, dia berdiri di dekat lemari agar Gueen tidak maju.
“Apa-apaan, kau?" Tanya Gueen.
“Bi-bibi," tiba-tiba Haura memanggil Gueen. Bisanya, Haura tdiak pernah berbicara apapun tentang perasaannya, tapi karena ketakutan Haura sudah sangat diluar batas dia memberanikan diri untuk memanggil Gueen.
Mendengar itu, Gueen langsung mencari arah sumber suara, “Haura!” Gueen berteriak dengan kencang ketika melihat sepasang kaki yang berada di balik lemari, dengan cepat dia langsung mendorong tubuh Kayra membuat Kayra terjatuh, karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
“Hauraaa!" Gueen kembali berteriak ketika melihat kondisi keponakannya, sedangkan Joseph langsung terkejut ketika melihat Kaira terjatuh ke lantai.
"Haura ... Haura!" Panggil Gueen dengan panik, apalagi wajah Haura sudah lebih dari sekedar memucat.
"Aaaa!" tiba-tiba Kayra berteriak kesakitan, tentu saja hanya sandiwara, hingga Joseph langsung menghampiri istrinya.
“Sayang, kau tidak apa-apa?” tanya Joseph yang membantu Kayra untuk bangkit.
”Perutku sakit!”
“Gueen!" bentak Joseph, karena Gueen mendorong istrinya.
“Kalian iblis!” teriakan Gueen benar-benar mengencang, hingga Joseph sedikit terpancing amarah, lelaki itu maju kemudian dia berniat melayangkan tamparan pada pipi sang adik.
Bagaimana Joseph tidak murka, Gueen mendorong istrinya yang sedang mengandung anak yang selama ini ditunggu-tunggu dan ketika Joseph mengangkat tangannya berniat untuk menamparnya, Gueen langsung memeluk tubuh Haura.
Dan ketika tangannya akan terayun, tangan Joseph di tahan dari arah belakang, hingga Josep menoleh dan tak lama Josep tersungkur ke lantai, karena Zico memberi bogem mentah.
Rupanya, barusan Zico melihat Gueen masuk ke dalam kantor Joseph, hingga dia langsung mengikuti putrinya, karena takut Gueen salah paham, dan ketika melihat apa yang akan dilakukan putranya dia langsung maju.
“Berani sekali kau melakukan itu!" teriak Zico, teriakannya juga tidak kalah memekik, membuat Josep langsung bangkit dari lantai.
“Cukup, Dad. berhenti membelanya, dia sudah mendorong istriku jika terjadi sesuatu dengan anakku bagaimana!” Joseph juga ikut berteriak.
“Kau yakin dia hamil!" teriak Zico, membuat wajah Kayra yang sedang meringis karena berpura-pura langsung menoleh.
“Apa maksudmu, Dad?”
”Buka saja perutnya, dia memakai perut elastis. Dan dia sama sekali tidak hamil."
Mendengar itu dari ayahnya, Gueen yang masih emosi langusng berjalan ke arah Kayra.
”Kau mau apa!" Teriak Kayra, ketika Gueen menarik kemejanya. Gueen tidak menjawab, di malah menarik kemeja Kayra dengan keras, hingga pada akhirnya kemeja Kayra terbuka, dan dengan cepat Zico langsung berbalik.
“Aaaa!” tiba-tiba Kayra berteriak Karena rasa nyeri, sebab Gueen menarik perut Kayra dengan sengat kencang.
“Lihat ini!" teriak Gueen, ketika berhasil mencabut perut palsu itu, membuat mata Joseph membulat dan sedetik kemudian Gueen merupakan perut palsu Itu ke wajah kakanya.
Gilaa badassss si Gueen