NovelToon NovelToon
Putra Janda Kaya Mencari Papa

Putra Janda Kaya Mencari Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Janda / Anak Genius / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:110.5k
Nilai: 5
Nama Author: Indirani

Lusiana Atmaja adalah seorang wanita keturunan konglomerat. Hanya saja karena satu kesalahan dia menikah dengan keluarga biasa dan menjadi pelayan keluarga suaminya.

Pernikahannya dengan orang biasa itu membuat keluarganya marah besar dan mengusirnya. Dia hidup dengan keluarga suaminya yang datang sebagai penolong.

"Lusiana, kau tak perlu cemas. Aku akan membahagiakanmu dan anak kita." Sayangnya ucapan Haris itu hanya pemanis di awal kisah rumah tangga mereka.

Lusiana harus hidup menderita dengan ibu mertua, adik ipar dan suaminya yang mulai tidak setia. Satu-satunya penyemangat hidupnya adalah Raymond Bobby Atmaja, putra kesayangannya.

Tapi sayang putranya itu mengidap penyakit mematikan yang dapat merenggut nyawanya kapan saja.

"Mama, saat aku dewasa kelak, aku pasti akan membuat mama bahagia. Aku juga akan melindungi mama," ucap pria manis kecil itu dengan wajah pucat diiringi oleh tangisan Lusiana disisinya.

Penasaran kisah selanjutnya?
Baca aja! Komen,vote,dan like juga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indirani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Aku kan sudah bilang padamu, Lusiana. Dulu aku sudah memperingatkan mu tentang Haris itu tapi kau tidak percaya."

"Bukannya tidak percaya kak, tapi saat itu aku sedang hamil, aku butuh sosok ayah untuk Raymond. Aku pikir dia bisa berubah ternyata tidak."

"Selama 5 tahun ini dia tidak pernah berubah malah makin tergila-gila dengan uang," keluh Lusiana pada kakaknya Erick.

Dia menceritakan semua kepada satu-satunya kakak laki-laki yang dia miliki tentang sikap Haris yang sangat mencintai uang.

Erick mengelus lembut kepala adiknya. Meski pun sudah dewasa bagi Erick, adiknya tetaplah adik kecil yang menggemaskan.

Dia tak pernah melupakan bagaimana aktifnya dia saat masih kecil. Dia sangat tomboy, hobinya memanjat pohon dan membuat panik seisi rumah.

Dia juga tak segan-segan berkelahi dan sering pulang dengan tubuh yang terluka atau penuh lumpur dan tanah.

Ayahnya saat itu sering marah-marah dan tak sanggup dengan tingkah laku Lusiana. Akhirnya dia dimasukkan ke sanggar bela diri.

Ternyata hal itu malah membawa hal yang positif. Dia sering memenangkan kejuaraan tekwondo dan membuat orang tua bangga.

Kecerdasaannya yang di atas normal pun membuatnya banyak memenangkan berbagai penghargaan di bidang akademis.

Kebahagian keluarga kami jadi kacau sejak munculnya Haris dalam kehidupan Lusiana. Dialah yang membuat ayah dan ibu Erick bersedih. Serta membuat keluarga Atmaja terpecah belah.

"Bagaimana kalau besok kita ke rumah ayah dan ibu?" Lusiana menoleh kaget ke arah kakaknya dan terlihat cemas. Dia ingin menolak untuk pergi tapi dia juga merindukan orang tuanya.

"Tenang saja aku jamin, ayah dan ibu pasti akan menerimamu," ucap Erick menenangkan Lusiana.

"Memang sudah waktunya. Ini sudah 5 tahun aku tidak bertemu ayah dan Ibu. Aku juga merindukan mereka," batin Lusiana.

Pada malam harinya di kamar Erick dia menelepon kedua orang tuanya. "Kau ada dimana brengsek? Bukannya harusnya tanggal segini kau sudah harus ada di jakarta. Dimana kau tidur malam ini?"

Rentetan pertanyaan dari ayahnya tanda khawatir itu merupakan hal yang selalu di dengar oleh Erick.

"Ayah, aku sedang di rumah Lusiana." Suara di seberang terdiam. "Ayah, besok aku dan Lusiana akan pulang ke rumah."

"Dengan siapa anak itu datang?" tanya Mario Winka Atmaja ayah dari Lusiana dan Erick.

"Tentu saja dengan cucumu ayah."

"Bagaimana dengan suaminya, si penipu itu?" tanya Ayah Lusiana dengan nada suara yang terdengar tidak suka.

"Tenang saja ayah. Mereka dalam proses perceraian."

"Apa?" Ayahnya kaget dan mengulangi pertanyaan lagi. "Apa kau serius? Dia sudah bercerai?"

"Iya ayah benar. Lusiana sudah sepenuhnya menyerah dengan pernikahan ini dan memilih untuk hidup bersama Raymond saja. Ini juga atas permintaan Raymond yang tidak ingin melihat hidup ibunya menderita."

"Baguslah kalau begitu. Tapi tunggu sebentar. Menderita? Menderita kenapa? Bukannya dia sudah hidup bersama dengan orang yang dia cintai dan juga anaknya?" tanya Mario.

"Ayah, sebenarnya Lusiana hidup cukup menderita. Ibu mertuanya membuat dia mengerjakan pekerjaan rumah. Membersihkan seluruh rumah dan memasak," jelas Erick pada ayahnya.

"Selain itu ada sesuatu yang belum aku ceritakan padamu."

"Apa itu?" Suara Mario terdengar serius saat itu membuat Erick menelan ludah beberapa kali saat mempersiapkan hati untuk bercerita pada ayahnya.

"Sebenarnya cucumu mengidap penyakit jantung. Dan kemungkinan dia akan di operasi bulan depan."

"Apa?" teriak Ayah pada Erick. "Kau memang kurang ajar! Bisa-bisanya kau menyembunyikan hal ini padaku, kakeknya. Lihat besok aku akan menghajarmu begitu kita bertemu."

"Ayah berhenti mengeluh aku belum selesai bicara."

"Apa lagi yang membuat anak kesayangan ku itu menderita hah?"

"Haris tidak hanya mengabaikan Lusiana. Dia juga tidak peduli pada cucumu. Saat dia sekarat di rumah sakit, Haris malah tidak datang mengunjunginya."

"Tapi ayah tenang saja saat itu aku sudah memukulinya sampai babak belur bahkan Lusiana dan Haris hampir bercerai karena itu. Tapi lagi-lagi Lusiana masih memberi kesempatan pada Haris."

"Dasar bajingan itu! Lihat saja aku akan membuat hidupnya menderita sebentar lagi!"

Erick juga memberi tahu soal perusahaan yang sudah dipisah oleh Lusiana. Segalanya dia laporkan kepada ayahnya agar Mario bisa bertindak tepat sesuai kondisi yang ada.

"Jam berapa besok kau akan membawa Lusiana dan Raymond kemari?"

"Setelah Raymond pulang sekolah, Ayah. Jangan lupa siapkan hidangan makan siang yang cocok untuk anak kecil ya Ayah."

"Iya, Iya."

Telepon pun di tutup karena percakapan antara mereka sudah berakhir.

Keesokan paginya mereka sarapan di rumah baru untuk pertama kalinya. "Bagaimana Mbok Darmi, betah gak tinggal di sini?" tanya Lusiana pada Mbok Darmi yang tengah meletakkan sup sayuran di atas meja.

"Waduh nyah, Mbok mah kerasan banget. Tempat tidurnya empuk, kamarnya juga luas dan pake Ac. Betah banget lah."

"Yang lainnya juga seneng nyah dapat kamar sebagus itu," lanjut Mbok Darmi.

"Ya bagus lah Mbok kalau Mbok dan yang lainnya juga kerasan."

"Nah, silahkan di makan Nyah."

Makanan telah lengkap terletak di atas meja. Erick pun turun untuk ikut sarapan bersama mereka.

Saat itu tiba-tiba terdengar salam dari depan rumah. Ternyata Irene pulang dari kampungnya dan langsung menyalami Lusiana.

"Gimana keadaan kakek kamu ren?"

"Alhamdulillah, Bu. Kakek saya udah mendingan sejak dirawat dokter yang ada di kabupaten. Saya yang bawa bu, kasihan banget kakek ternyata perlu bantuan pernapasan," dalih Irene yang semakin pintar berbohong.

Tatapan Irene tertuju pada pria tampan di samping Lusiana duduk. "Oh iya ini kakak kandung saya, Erick."

Irene hanya mengangguk dan berkata ingin menyimpan barangnya terlebih dahulu baru membantu Mbok Darmi.

"Cantik juga ya asisten rumah tanggamu itu? Apa Haris gak kepincut sama cewek segar begitu?" tanya Erick yang langsung membuat Lusiana mengalihkan pandangannya pada perempuan yang telah menghilang di balik lorong.

Dia menepis semua kemungkinan yang ada dipikirannya. Mana mungkin perempuan polos itu akan berani main belakang.

"Sudahlah, lupakan semua pikiran burukmu Lusiana." Dia kemudian melihat anaknya yang tengah asyik mengunyah tempe.

"Raymond suka sekali tempenya, Nak?

"Suka banget, Ma. Soalnya tempe goreng enak banget!!!" ucap bocah kecil itu sambil memasukkan tempe ke mulutnya lagi.

"Raymond, nanti siang kita akan pergi ke rumah kakek Loh!"

"Rumah Kakek?" Wajah sumringah terpancar di wajah bocah kecil itu?

"Jadi kita akan ke rumah dimana mama tumbuh besar ya? Bertemu dengan kakek dan nenek, Raymond harus bersikap seperti apa?" Pertanyaan tersebut membuat Erick Heran.

Kenapa anak kecil ini yang malah gugup?

Lusiana juga terlihat gugup dan jadi diam setelah membicarakan hal ini.

1
Perdes Amsil
terbanting k tanah ... duhhh tour ... imajinasiku jd kejaman dulu ...😀
Perdes Amsil
kwaaaakkkkkwaaakkk lusiana kaburrr ...... lagian ngapa kamu nongol toooonhhh🤣
Perdes Amsil
ceritanya bagus ... cuma tata bahasanya ...kurang dan banyak kata yg salah pemakaian ....
Catur Prastya
ayo dng kak. ksih up ny. udh lma nunggu tp gk up2 jg.
Marlina Tambun
Reymon .jgn " anak xavier. lanjut dong mbk.
Sri Maulida
lanjut...
Pratama Putra
lanjut
Dwi Indrayuni
hayoo
Nurul Shafinas
terbongkar sudah.. 😉
widiya setiyaningrum
kenapa lama sekali tor upload nya ??
giliran upload cuma 1 😌 kan penasaran lanjutan nya
Indirani: maaf ya beb agak2 sibuk kerjaan lain jadi aku sempet sempetin nulisnya /Scream//Sob//Sob/
total 1 replies
Syafiah Anggina
aku mampir Thor, masih penasaran ceritanya
🥰
Nurul Shafinas
ketahuan??? raymond kuat 💪
Nurul Shafinas
cool lah bapa ii nihh
Nurul Shafinas
dorg gay atau apa ya?? 🤔
Indirani: sahabatan aja kak heheeh
total 1 replies
Nurul Shafinas
/Good//Good//Good/
Iqmahbundanya Arfan
lanjut thor
Iqmahbundanya Arfan
apa munkin lusiana di jebak yah aslinya bukan tiddur sama haris
Indirani: bisa jadi kak liat nantikan bab selanjutnya yaaaa
total 1 replies
Nurul Shafinas
raymond 😭
Nurul Shafinas: sedih dgn berkeinginan seorg ayah..
Indirani: kenapa Raymond nya 😭
total 2 replies
Jue
Xavier boleh saja tes DNA kan ? , Kalau muka boleh aja sama tapi Riwayat penyakit jantung ini selalunya asal dari keturunan yang sama , Kepintaran Raymond juga mungkin datang dari keturunan Xavier , Jangan lupa tuntut balasan tentang Virus pastikan Hariz meringkuk di dalam pagar besi barus puas hati para pembaca .
Indirani: Pastinya dung
total 1 replies
Mei Lapan Satu
raymond dan xavier punya penyakit yg sama,apa mungkin mereka itu ayah dn anak ya 🤔
Indirani: bisa jadi....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!