Perkenalan Mia dan Asril berawal dari sosmed dan tidak butuh waktu lama, mereka pun menikah tapi sayang pernikahan mereka hanya seumur jagung itu disebabkan oleh hadirnya Ida mantan istri dari Asril. yang sedang hamil dari laki laki lain namun laki laki itu tidak mau bertanggung jawab sehingga Ida menjebak Asril agar bisa menikah dengannya. apakah nantinya kebusukan Ida terbongkar? dan apakah Asril dan Mia bersatu kembali? yuk kita baca bersama sama kelanjutan cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur leli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin menjadi satu satunya
Dikamar hotel hanya terdengar suara desahan yang semakin menggema. Asril begitu menggila saat Ida yang memandu permainan itu.
posisi Ida yang berada di atas membuat Asril lebih leluasa bermain di bagian dada Ida sesekali membungkam mulut Ida dengan c!uman.
Sudah mau mencapai puncak Asril langsung membalikan posisi kini dia yang berada di atas untuk mengambil ahli permainan.
Asril mempercepat gerakkan maju mundurnya dan keluarlah semburan lahar panas yang membasahi dinding rahim Ida.
Selesai dengan itu mereka tampak terkulai lemas dan mulai tertidur.
"drettt dretttt dretttt" suara ponsel Asril berdering menandakan ada yang menghubunginya.
Perlahan Asril membuka matanya dan meraih benda pipih itu dari atas meja. terlihatlah nama Mia yang menghubunginya, Asril hanya melihat panggilan itu hingga berhenti sendiri.
Tak lama keluarlah Ida dari kamar mandi yang hanya mengunakan handuk sebatas pahanya saja. tentu hal itu membuat Asril ingin melakukan kegiatan itu lagi.
"sayang .... kamu sudah mandi? kenapa tidak membangunkan aku?" Asril membelai rambut Mia yang terurai basah.
"aku tidak tega membangunkan kamu, kamu tidurnya lelap banget" menatap ke arah Asril.
"masih bolehkan satu kali lagi?" Asril mencoba melepaskan handuk Ida secara perlahan.
"aku udah mandi, mas" Ida mencoba menolaknya.
"nanti kita mandi lagi, gimana?"
Belum juga terdengar jawaban Ida, langsung Asril memberikan kecupan yang awalnya lembut berubah ganas dan mulai berkelanjutan lagi.
Hampir satu jam durasi permainan mereka, kini permainan selesai dan mereka pun sudah berpakaian lagi.
"mengapa kita tidak menginap disini mas?" tanya Ida yang sebenarnya dia ingin sekali menginap dan berduaan dengan Asril di sini.
"maafkan aku,aku harus pulang! agar Mia tidak curiga denganku, kita akan bertemu dua hari lagi di acara ijab kabul kita"
Asril mengelus perlahan punggung Ida dan tak lupa mengecup dahinya.
"sekarang kita pulang ya, aku akan mengantarkan mu pulang!" ajak Asril dengan lembut.
"baiklah mas, tapi janji ya dua hari lagi kita nikah" ida memastikan agar Asril tidak lupa akan dirinya dan janjinya.
"iya cintaku" cup, kecupan singkat Asril berikan di b!b!r Ida, namun Ida membalasnya dengan c!uman yang bersensasi. justru itu tidak di hentikan Asril, Asril pun ikut menikmati c!uman tersebut. Ida mulai ingin membuka kancing baju Asril namun ditahan oleh Asril.
Karena Asril melirik jarum jam yang ada dikamar hotel. jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Asril menghentikan kegiatan itu dan sedikit menjauh dari tubuh Ida.
"kenapa mas?" tanya Ida pura pura.
"sudah waktunya kita pulang! aku tidak mau kalau Mia curiga padaku, jadi kamu harus mulai memahaminya" ucap Asril perlahan agar Ida mengerti keadaannya.
"iya maaf ya mas, aku lupa tadi kebawa suasana saja" ucapnya sambil memegang dahinya.
Padahal Ida sengaja mengulur waktu agar mereka tetap berdua di kamar hotel. Ida ingin agar Mia mengetahui perbuatan mereka tapi sayangnya Asril memilih untuk pulang.
Mobil yang dikemudikan Asril berlaju cukup kencang karena jalanan terbilang cukup sepi ditambah lagi abis hujan.
"mas, hati hati jangan ngebut, aku takut!" ucap Ida dengan manja.
"iya, maaf ya, aku terlalu fokus" Asril melemparkan senyumannya ke Ida.
Setelah mendapatkan peringatan dari Ida Asril sedikit mengurangi kecepatannya. bukan tidak ada alasan Asril berbuat seperti itu melainkan sedari tadi ponselnya berdering terus.
Begitu sampai dirumah Ida, Asril tidak ikut turun.
"sayang, aku tidak ikut turun ya, sudah malam" Asril melirik jam yang ada di tangan kanannya.
"iya tidak masalah, mas" Ida turun dari mobil Asril dan melambaikan tangannya begitu juga dengan Asril.
Begitu mobil tidak terlihat lagi, Ida pun masuk ke dalam rumah sambil menggerutu.
Mendengar suara anaknya bu Emi mendekati Ida.
"sudah pulang? Asril nya mana?
"sudah pulang dia Bu" ucap Ida lesu yang berlalu ke kamarnya dengan menenteng dua paperbag.
Mendengar jawaban Ida yang kurang bersemangat, bu Emi langsung mengikuti Ida ke kamarnya.
"kamu kenapa? tadi ibu lihat heppy sekarang kok ngak heppy? padahal abis belanja" bu Emi melirik ke arah paperbag yang ada di atas kasur.
"si Mia itu, gara gara dia mas Asril harus buru buru antar aku pulang!" ucap Ida kesal.
"oh begitu" bu Emi hanya ber o ria saja.
"ibu! lebih baik ibu pergi keluar dari kamarku! ibu sama saja seperti si Mia nyebelin" Ida meninggikan suaranya.
"kenapa?" bu Emi sangat kaget saat Ida meninggikan suaranya.
"jangan tanya kenapa kenapa, jawaba ibu itu yang buat aku kesal tahu!" ucap Ida emosi.
"oh maaf sayang, tapi bukannya kamu harus mengerti keadaannya, kalau kamu sekarang lagi menjalin hubungan dengan suami orang" jelas bu Emi.
"iya aku tahu bu, tapi aku yang akan nantinya menjadi istri satu satunya bukan salah satunya" terdengar Ida mengembuskan nafas kasar.
"iya ibu tahu, tapi kamu tidak boleh gegabah, ingat dengan keadaan kamu" bu Emi mencoba mengingatkan.
"belanja apa itu?" tunjuk bu Emi ke arah paperbag.
"itu tas" sahut Ida cepat.
"dua duanya?" tanya bu Emi heran.
"emmm" Ida hanya berdehem saja.
Melihat Ida yang seperti ini, bu Emi memutuskan untuk keluar dari kamar anaknya.
"ibu tidur duluan ya, kamu jangan tidur malam malam!" ucap bu Emi sambil melangkahkan kakinya keluar kamar Ida.
Melihat ibunya yang sudah keluar dari kamar Ida bergegas Menganti bajunya dengan lingerie dan berpose lalu mengambil beberapa Poto dan mengirimnya ke Asril.
Namun tak ada balasan dari Asril. Ida masih menunggu tapi pesan yang dia kirim tetap masih dengan centang dua abu abu.
Ida melirik ke arah dua paperbag itu dan membukanya satu persatu.
"ting" satu pesan masuk, langsung Ida meraih ponselnya dan membuka pesan itu.
{ sayang jangan kirim pesan atau menghubungi aku lagi, aku sudah sampai di rumah, dan maaf nomormu aku blokir dulu}
Itulah isi pesan yang dikirim Asril untuk Ida, ingin rasanya Ida marah pada Asril namun posisinya saat ini tidak bisa untuk dia melakukannya.
"aku harus sabar, sedikit lagi pasti aku akan jadi pemenangnya" gumamnya.
"ting" satu pesan masuk lagi di ponsel Ida. namun dia tidak menghiraukannya. dia lebih memilih untuk berbaring dan memejamkan matanya karena dia merasa lelah akibat permainannya dengan Asril.
Mungkin karena saat ini dia lagi hamil jadi untuk merasa lelah itu mudah sekali terjadi baginya. perlahan matanya tertutup dan dia mulai terlelap.
"mas, mengapa kamu pulang sampai jam segini? dan kenapa kamu tidak menjawab panggilan ku?"
Pertanyaan Mia sedikit membuat Asril terkejut karena Mia duduk di ruang tv, tadinya Asril berpikir Mia sudah tertidur.
"oh itu tadi ... tadi mas terjebak macet dan kebetulan ponsel mas tadi mas silent, maaf ya sayang" ucap Asril berbohong.
"benar itu?" awas kamu bohong!" sahut Mia dengan ketus.
"iya mana mungkin mas bohong, mas mau mandi dulu, lengket banget keringat mas"
Asril beralasan agar Mia berhenti bertanya dan Asril berharap Mia bisa percaya dengan alasannya.
Selesai mandi Asril melihat Mia belum tidur juga, Mia asyik memainkan ponselnya.
"sayang ... udah malam, ayo kita tidur!" ajak Asril yang kini mulai menaiki kasur dan berbaring di samping Mia.
"iya, mas" sahut Mia yang kini sudah meletakkan ponselnya di meja riasnya dan ikut membaringkan tubuhnya disamping Asril.