Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Khilaf
Bab. 29
Sementara itu Ryu terus menemani Ara tanpa gadis itu sadari. Hingga gadis itu sampai di rumahnya dengan selamat. Baru kemudian Ryu mengendarai motor sportnya menuju ke apartemen miliknya. Sesampainya di sana pria itu langsung mengemasi barangnya. Bahkan mengabaikan Hiro yang tengah menunggu kedatangan sepupunya tersebut.
"Mau ke mana lagi, lo?" tanya Hiro menatap heran. Ia yang semulanya tengah main PS di ruang tengah, lantas mendekat ke arah kamar Ryu, karena mendengar suara gaduh di dalam kamar sepupunya itu. Dan Hiro cukup terkejut di kala Ryu mengemasi barang-barang nya. Padahal dia baru saja menempati apartemen ini kembali.
Menyadari ada sepupunya di apartemennya, Ryu menghentikan kegiatannya. Pria itu memilih untuk duduk di pinggiran ranjang. Helaan napas terdengar keluar dari mulut pria itu. Semakin membuat Hiro penasaran saja dan Hiro memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Ryu.
"Bilang aja. Gue nggak emberan orangnya. Kecuali kalau berada di posisi yang mendesak," ujar Hiro seraya tertawa kecil. Lalu pria itu duduk di sofa yang ada di depan cermin. Menghadap ke arah Ryu, menunggu sepupunya itu berbicara.
Ryu sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya seolah tidak sabaran ingin cepat pulang. Mungkin karena rasa bersalah yang kembali muncul. Terlebih lagi ketika melihat ekspresi Ara tampak begitu sedih ketika membicarakan dirinya dengan seseorang yang sudah tiada.
"Nggak tau kenapa, rasanya gue pingin pulang sekarang," ujar Ryu. Namun kali ini wajahnya tidak datar seperti biasa. Seperti ada sesuatu yang sedang pria itu tahan. Tatapannya bahkan mengarah ke lantai. Kosong.
Hiro yang semulanya ingin mengejek pun mengurungkan niatnya. Pria itu menerka, apa sebenarnya yang terjadi tadi. Sampai-sampai Ryu meminta tukar mobilnya dengan motor yang ia bawa.
"Memangnya ada apa, Ryu? Gue lihat semenjak keluar dari rumah komik, lo jadi aneh kayak gini. Lo apain Ara memangnya? Dia ada di sana juga kan tadi?" cecar Hiro. Ia tahu kebiasaan Ara sepulang sekolah. Karena terkadang Hiro pun juga menjemput gadis itu di sana.
Ryu mengangguk. Lalu mengangkat wajahnya hingga mengasah ke atas. Ekspresinya seolah tengah menyesali perbuatan yang dia lakukan tadi.
"Hue nyakitin dia lagi, Ro," gumam Ryu. Wajahnya terlihat begitu tersiksa. "Gue selama ini udah menjauh. Bahkan sampai rela tinggal sama Tante Zuma dan ninggalin Mama di sini demi Ara bisa mendapatkan kasih sayang penuh dari sosok orang tua. Namun, Mama malah menyuruh gue menikahinya dan gue balik ke sini lalu menyakitinya lagi," ujar Ryu dengan wajah sedihnya. Ryu tidak bisa menangis, meskipun dia sangat ingin mengeluarkan rasa sesak itu.
Hiro paham sekarang akar masalahnya. Namun yang belum Hiro pahami ialah kesalahan apa lagi yang diperbuat oleh Ryu saat ini.
"Memangnya lo apain dia tadi?" cecar Hiro sangat ingin tahu.
Meskipun tidak berhak sebenarnya untuk dirinya mengorek permasalahan rumah tangga orang lain. Akan tetapi mereka berdua merupakan sepupunya yang tinggal dan besar bersama. Walaupun jika dengan Ryu sangat jarang bertemu, namun komunikasi di antara mereka sedari dulu berjalan lancar. Meskipun tinggal di benua yang berbeda.
"Gue nyium dia secara paksa di depan orang banyak," jawab Ryu dengan suara lirih. Ada rasa malu Ryu rasa. Walaupun pria itu hidup di negara yang sangat bebas, namun Ryu sama sekali tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Karena Om dan Tantenya begitu ketat terhadap Ryu.
Hiro melotot, begitu terkejut dengan fakta yang barusan ia dengar. Hiro pikir, Ryu tidak melakukan hal seperti itu kepada Ara. Di mana ia sudah menceritakan kesemuanya mengenai Ara. Sedetail bahkan hal sekecil apapun.
"Gue khilaf, Ro! Gue terbawa suasana. Dia yang godain gue lebih dulu. Ya dia kan udah halal, jadinya ...." Ryu cukup malu untuk melanjutkan ucapannya. Membuat Hiro semakin geram saja.
