(S1)
"Gabisa, pokonya gue gamau hamil sampe gue lulus SMA" - Dini
"idihh siapa juga yg nafsu liat lo yg kerempeng" - Raka
bagaimana kisah pernikahan terlalu (Dini) mereka.
(S2)
"Cowo ngeselin, tapi aku suka"- Mela
"Nona aneh yang punya banyak kejutan" - Bima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dillah Dillot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29 Perdebatan
Raditya Agatha dia adalah karyawan biasa yang di angkat menjadi Direktiur Umum oleh Lary. Kekecewaan Lary padanya masih bisa dimaklumi selama ini namun tidak untuk hari ini karena kesalah istri dan anak Raditya yang telah terang-terangan melukai Risa dan Dini membuat emosi nya kembali naik dan mengungkit kesalahan yang di lakukan Dimas.
Dimas melakulan penggelapan dana dan mencairkan uang 50jt setiap minggunya selama 3 bulan terkhir. Lary menganggap uang itu memang tidak seberapa dibandingkan hasil kerja nya selama ini, namun ia sangat kecewa pada perilaku istri dan anak Raditya kepada Risa dan Dini.
Sepeninggal Raditya , Rendra bertanya kepada ayahnya mengenai cerita selengkapnya kepada ayahnya itu, namun tidak mendapat jawaban yang ia inginkan malah Lary menyuruhnya untuk bersiap pada posisinya yang akan menggantikan Raditya .
"Ayah,, aku masih tidak mengerti sebenarnya ada apa ini?"
"Sudahlah, nanti biar bundamu yang menceritakanya"
"issh"
"Kamu harus siap-siap senin depan kamu harus sudah siap menjadi Direktur dan suatu saat kau juga harus sudah siap untuk menggantikan ku"
"tapi yah,,, "
"gak ada tapi-tapian" Lary hendak bernjak dari duduk nya namun di tahan oleh Rendra
"ayah dengar dulu sebentar" Lary mengalah dan kembali duduk. Rendra tersenyum lalu berbicara
"Memang ayah lupa, aku kan sudah janji pada Raka untuk ikut liburan bersama mereka, seklian jagain si panda ayah"
Lary menepuk jidat nya
"Maaf ayah lupa karna terlalu emosi tadi"
"cih,, jadi bagai mana? "
"Yasudah ayah kasih kamu libur satu minggu, ingat satu minggu"
"Mengapa tidak lebih lama si yah, kan aku juga ingin ketemu grandma"
"Tidak"
"Ayaahhhhh"
"Satu minggu atau tidak sama sekali"
"Cih,, baik lah yah"
"Nah begitu dong, baru anak ayah"
"Dasar ayah keras kepala" gumamnya kecil namun masih di dengar oleh Lary
"Apa kamu bilang"
"Keras kepala" sadar Rendra seharusnya tida mengucapkan kata yang tidak seharusnya ia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan dan menepuk-nepuk pelan mukutnya yang asal bicara. "**** dipiara si Lo ah"
"ahhhh sakit,, sakit yah lepasin" Lary bankit dari duduk nya dan langsung menjewer kuping Rendra dan menyeretnya keluar riangan hingga masuk kedalam mobil.
"Gak akan dilepasin sampe ayah puas"
Raditya memasuki ruanganya untuk membereskan barang-barangnya dan ia kembali kekediamnya. Sampai dirumah yang ia tinggali, Raditya membawa barang-barangnya kedalam dan di taruh di meja lalu ia duduk dengan bersandar di sofa dan kepada menatap ke langit-langit atap rumah nya, lalu taklama ia memejamkan mata.
"Papih udah pualang" Mona menghampiri Raditya di sofa, tak lupa ia menyuruh ART nya untuk membuatkan minum
"Pih ada apa ini mengapa barang-barang dikantormu dibawa kerumah" tanya Mona karena melihat Name Tag Holder yang bertulisnya nama dan jabatan Raditya yang berada di dalam kardus yang ada di meja.
"Diam lah aku sedang pusing" balas Raditya dengan mata yang masih terpejam
"Aku bertanya padamu sekali lagi" Mona mulai sedikit berteriak pada suaminya itu
"Aku akan berbalik tanya padamu, apa yang kamu lakukan pada istri dan putri bungsu presdir?"
Ratna yang memdengar ibu nya berteriak langsung turun menghampiri ibu dan ayah nya di ruanh tengah.
"Maksudmu apa?"
"Jangan pura-pura tidak tahu" Dimas sudah semakin emosi dibuatnya ia sudah mengepalkan tamganya.
"Gara-gara kamu dan anak manjamu itu membuatku hampir kehilangan pekerjaan, dan presdir sudah mengetahui perbuatanku yang mencaitkan dana perusahaan untuk hobby shopping mu itu"
"Aku tanya sekali lagi, apa yang sudah kamu lakukan" lanjut Raditya lagi dengan suara yang sudah berteriak. Ratna menghampiri ibunya itu dan langsung memeluknya, ia tidak tega melihat ibunya menangis.
"Pih ini bukan salah Mamih, ini salahku karena terlalu emosi pada Dini, dia merebut pacarku pih. Apa aku salah mengatainya miskin?"
"Iya jelas kamu salah, kamu tidak tahu siapa yang kamu sebut miskin itu"
"Aku hanya tidak suka pada dia pih, dia merebut Raka dari aku. Dia menghalangi jalan aku untuk menjadi Nyonya Wijaya Kusuma pih"
Dimas yang mendengar itu menggelengkan kepalanya
"Ibu dan anak sama saja gila harta"
"Apa kamu bilang" Mona kembali berteriak disela tangisnya
"Iya benarkan yang aku bilang, kau menyuruhku mencairkan dana perusahaan hanya untuk hobby shopping mu itu kan"
Mona terdiam mendengar perkataan suaminya.
"Baik lah, aku mengaku salah. Namun ini juga untuk kebahagiaan anakmu jugakan?"
"Cih,, itulah karna kau memanjakanya jadi dia tidak tahu siapa yang dia sebut miskin"
"Sudahlah, aku ingin sendiri. Mulai bulan ini aku minta kamu berhenti dari kebiasaan burukmu itu aku sekarang hanya karyawan biasa yang tidak punya cukup gaji untuk membiayaimu. Dan aku ingin kau didik anakmu untuk tidak boros lagi"
"Ratna,, aku ingin kau meminta maaf pada anak presdir. Dan setelah itu aku mohon kau berubah dalam menilai orang"
-------------------
Didalam perjalanan Lary tidak pernah melepaskan jeweranya pada putra sukung nya itu, Rendra terus memohon dan meminta maaf namun tidak pernah digubris oleh Lary.
"Ayah tolong maafin aku" namun Lary masih tidak menggubris permohonan maaf anak nya itu.
"Ayahhh"
"Apa ayah tidak pegal?"
"Tidak" balas Lary singkat
Setibanya di rumah Lary memdapatkan telpon lalu ia melepaskan jeweran itu. Merasa ada kesempatan Rendra berlari memasuki rumah sambil memegang kuping sebelahnya yang merasakan panas dan perih.
"Bundaaaa" Rendra berlali kedalam rumah dan memeluk bundanya yang sedang duduk menikmati teh di taman samping.
"Kuping kamu kenapa sayang?" Risa melihat telingga putranya itu yang sudah memerah.
"Dijewer ayah bun, lihat sampai mau putus kupingku"
"Berani sekali ayahmu itu,, dimana dia?"
Lary yang sudah selesai menelpon lalu mengahmpiri istrinya di taman samping rumah.
"Pasti dia habis ngadu" gumamnya pelan karena Lary melihat Risa memelototinya dengan tajam
"Benari kamu sakiti anakku hah?".
"Cih dasar tukang adu" kesal nya pada Rendra, Rendra yang memdengar ayahnya hanya memeletkan lidah nya.
"Dia yang mengataiku keras kepala terlebih dahulu"
"Memang benarkan yang di bilang, mengapa kamu tidak suka"
"Dasar pilih kasih, anak di bela aku di omelin mulu"
"Apa?"
"Ah, enggak kok Bunda yang cantik, baik, bijak sana dan penyanyang tengunya"
"Malem ini tidur di luar"
"Bundaaa kok gitu si ahh"
"Bomat"
Risa masuk ke dalam rumah lalu ke dapur untuk menyiapkan makan malam, ia tidak menghiraukan teriakan dari Lary.
"Dasar Susis" Rendra tertawa terbahak-bahak mendengar pertengakan yang tidak bermutu dari ibu dan ayah nya itu, sampai-sampai ia harus memegangi perutnya karena terasa sakit.
Susis (Suami Sien Istri) atau Suami Takut Istri
*
*
*