Ayunda Ayuningtyas adalah seorang single parent untuk anak laki-lakinya yang bernama Alif Permana. Dia bukan seorang janda tapi bukan pula seorang gadis.
Kebencian membuat seseorang tega menculik dan membiusnya juga membiarkan Ayu kehilangan kehormatan oleh orang yang tidak dikenalnya.
Arkana Adhitama adalah seorang pria yang telah mengambil kehormatan Ayu. Anak pertama seorang pengusaha sukses. Namun, ia pun korban dari orang yang sama.
Setelah lima tahun berlalu, mereka kembali dipertemukan. Arka yang ingin bertanggung jawab harus berjuang lebih keras karena Ayu yang mengalami trauma, tak pernah mau dekat dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.
Happy reading!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CUA 29 Surat Dari Ayu
Cinta Untuk Ayunda (29)
Tidak. Ini pasti hanya perasaanku saja. Sayang, tunggulah aku akan menjelaskan semuanya. Batin Arkana.
" Nak Arka, Cepat!!"
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Arkana yang baru memarkirkan mobilnya, tergesa-gesa turun dan langsung berlari ke arah kamarnya. Perkataan Ayu terus terngiang-ngiang di telinganya.
Sesuai perintahmu, aku akan pergi Aku tidak akan pernah menunggumu. Terimakasih atas semuanya.
Ceklek
Arkana mengedarkan pandangannya. Namun, kosong. Tak ada sosok sang istri di dalam kamarnya.
Mungkin di kamar Alif. Batin Arkana
Arkana berlari ke arah pintu penghubung menuju kamar Alif. Lagi-lagi nihil. Tidak ada Ayu, bahkan Alif pun tidak ada.
Deg
Perasaannya semakin kacau. Arkana berlari menuruni tangga menuju dapur.
" Bi, bibi!", teriak Arkana.
Dengan tergopoh-gopoh seorang perempuan paruh baya menghampiri Arkana.
" Ada apa, Den?", tanya Bi Mina.
" Apa Ayu sudah pulang? Alif juga kemana? Kenapa tidak ada di kamarnya?", Arkana memberondong pembantunya dengan banyak pertanyaan.
" Non Ayu belum pulang. Bahkan Den Alif di jemput temannya Non Ayu. Katanya mau pergi. Saya juga diminta untuk menyiapkan pakaian Non Ayu dan Den Alif", jelas Bi Mina.
" Bagaimana bibi yakin itu teman Ayu?"
" Non Ayu berbicara dengan saya melalui ponsel temannya",
" Bilang tidak, katanya mau kemana?"
" Tidak. Tapi, Non Ayu titip sesuatu untuk Den Arka. Sebentar saya ambilkan", Bi Mina pergi mengambil barang untuk Arkana yang ia titipkan pada temannya Ayu.
Tidak lama kemudian, Bi Mina datang dan menyerahkan barang itu kepada Arkana. Arkana kembali ke kamarnya dengan perasaan hampa.
Sudah jelas bahwa Ayu pergi membawa Alif bersamanya. Namun, pertanyaan adalah, kemana Ayu pergi?
Dengan tak sabar, Arkana langsung membuka sebuah kotak kardus berukuran sedang itu. Ia berharap ada petunjuk tentang keberadaan Ayu dan Alif.
Di dalamnya ada ponsel ayu, perhiasan termasuk cincin nikah juga sebuah Bros. Semuanya adalah barang pemberian Arkana.
Arkana tersenyum getir. Alih-alih menemukan petunjuk, ia malah menemukan barang-barang yang seharusnya bisa menunjukkan keberadaan Ayu kini ada di tangannya.
" Sebegitu niatnya kamu tidak ingin aku temukan, sayang? Kau tahu semua barang ini sudah aku simpan alat pelacak?", Air matanya mengalir. Rasa sesak memenuhi rongga dadanya.
Ayu bukan perempuan bodoh. Cincin nikah bahkan Bros adalah barang yang di buat khusus hanya untuk Ayu yang sengaja di pesan Arkana. Ia tahu barang ini sudah di tanam alat pelacak. Sehingga, jika ia menyimpan barang-barang itu sama artinya dengan memberikan titik lokasinya pada Arkana.
Setelah semua barang ia keluarkan, di bagian paling bawah terdapat sebuah surat.
Teruntuk Suamiku, Mas Arkana
Assalamu'alaikum
Saat Mas menerima kotak ini, itu artinya aku sudah pergi jauh dari hadapanmu.
Seorang istri memang tidak boleh pergi tanpa izin suaminya. Tapi, aku pergi juga atas perintah Mas Arka di rumah sakit.
" Tapi, aku tidak menyuruhmu pergi jauh, sayang", lirih Arkana.
Mungkin, maksud mas, aku hanya di suruh pergi dari rumah sakit. Tapi, apa Mas ingat? Mas mengizinkanku pergi jika mas macam-macam? Bahkan di depan Mommy Mas berjanji tidak akan menyakitiku. Tapi, nyatanya?
Arkana membisu. Ia sadar telah menyakiti hati Istrinya dengan ketidakjujurannya yang menyebabkan kesalahpahaman.
Bagiku, Mas sudah sangat menyakiti hatiku. Bergenggaman tangan dan duduk dengan cukup mesra dengan perempuan lain, itu sangat menyakitkan , Mas. Apalagi dia adalah perempuan di masa lalumu.
Mas, mau bilang khilaf? Tidak ada khilaf yang di nikmati.
Mas, mau bilang terpaksa? Mas di beri kebebasan untuk memilih.
Aku tidak tahu dia sakit apa. Mungkin sakit keras sampai azalnya dekat? Aku tidak tahu.
Apa Mas melakukannya karena iba atau karena dia masih ada di hatimu? Aku pun tak tahu.
Yang aku yakini saat ini, aku tidaklah berarti apa-apa untukmu selain sebagai istrimu. Ya, hanya status saja. Sementara hatimu, masih di penuhi dengan namanya. Dialah pemilik hatimu.
Itulah kenapa kamu lebih memilih menemaninya yang sudah menemanimu selama dua tahun. Daripada meluangkan waktu sejenak untuk menjelaskan padaku, seseorang yang mungkin belum mengisi hatimu karena baru beberapa bulan menemanimu.
Aku kecewa, Mas.
Aku tak pernah mengemis meminta pertanggungjawaban padamu. Kamu sendiri yang menawarkannya. Bahkan kamu yang terus menerus mencoba meluluhkan hatiku. Hingga saat hati ini hanya terpaut padamu, kau hempaskan begitu saja.
Aku yang bodoh terlalu percaya pada kata-katamu. Terlalu terhanyut pada bujuk rayumu. Karena yang ku pikirkan hanyalah Alif, Alif, dan Alif.
Bagaimana bahagianya ia saat tahu memiliki seorang ayah. Bagaimana bahagianya ia saat bersama denganmu menghabiskan waktu bersamamu. Hingga aku lupa untuk memastikan apakah kau benar-benar sudah lepas dari masa lalumu. Ya, aku terbuai.
Mungkin, sekarang saatnya kamu memikirkan kembali hubungan ini. Selagi aku belum terlalu dalam mencintaimu. Aku rasa bertanggung jawab pada Alif pun tetap bisa di lakukan tanpa harus terus bersamaku. Aku tak hanya butuh fisikmu, tapi juga hatimu. Aku butuh kejujuran mu.
Ridhoi aku dimana pun aku dan Alif berada. Aku hanya butuh menenangkan diri. Dokter bilang, aku tidak boleh terlalu stres karena bisa berakibat pada kandunganku yang lemah.
...Wassalamu'alaikum...
...Istrimu...
...Ayunda...
Deg..Deg..Deg..
" Jadi, kamu sedang hamil?. Perubahan sikapmu itu karena kamu sedang hamil anak kita?", Air mata Arkana semakin deras. Semakin besarlah rasa bersalah Arkana pada Istrinya.
Sikap aneh Ayu selama ini adalah karena dia sedang mengandung. Kurang nafsu makan juga sifat sensitifnya.
Arkana kembali mengambil sebuah kertas yang ternyata berisi surat pernyataan rumah sakit bahwa sang istri sedang hamil 7 Minggu.
Arkana terdiam dalam tangisnya. Menyesal? Ya, ia menyesal. Seharusnya ia jujur sejak awal. Jujur bahwa ia bertemu dengan Tasya. Bukan malah menunda untuk menjelaskan dan berakhir dengan penyesalan seperti sekarang.
Bahkan kini, Ayu pergi menghindarinya hanya untuk menenangkan diri. Demi keselamatan janin yang di kandungnya.
Di saat seharusnya ia menemani kehamilan yang masih rentan ini. Namun, jika kehadirannya hanya menambah beban pikiran Ayu, Arkana jadi bingung dengan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
"Seharusnya aku mengabaikan pesan dari Tasya waktu itu. Menghapus sebelum aku membacanya. Sehingga tidak terbawa perasaan saat secara tidak sengaja melihat ibunya Tasya di Mal saat aku dan keluarga kecilku menghabiskan waktu bersama di tengah-tengah kesibukanku",gumam Arkana.
Bahkan, Arkana justru malah lebih mementingkan rasa penasarannya di banding keluarga kecilnya. Meninggalkan mereka dengan sebuah kebohongan, ada urusan mendadak.
" Arkana b0d0h", umpatnya pada diri sendiri. "Sejak saat itu, bukankah artinya keluarga bukan nomor satu lagi untukku?", Arkana menertawakan dirinya sendiri.
Arkana diam sejenak, ia menimbang-nimbang apa yang sebaiknya ia lakukan.
" Bagaimana aku bisa membiarkan Istriku kembali menjalani kehamilannya tanpa suami. Bahkan kini kehamilannya lemah? Stres? Karena aku?. Ya Allah...", Arkana merasa marah pada dirinya dirinya sendiri.
" Tidak! Aku tidak bisa berdiam diri saja. Aku harus mencarinya walaupun hanya bisa melihatnya dari jauh, Aku harus menemukannya !", tekad Arkana.
Ia meraih laptopnya dan mulai mengerakkan jari-jarinya di atas keyboard.
TBC
...----------------...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan subscribe...
...Terima kasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
...Mampir juga di karya Author ya ...
...😉...
sembunyiin Ayu n Alif dari Arkana..
kamu memang bodoh, gak mau selidiki dulu apa betul Tasya sakit ato hanya pura pura... makan tuh jebodohanmu