Niatnya ingin kabur dari kejaran polisi tapi Juvel justru menerima benih dan harus mengandung anak dari Keiner si taipan sombong.
Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah kontrak sampai bayi yang dikandung Juvel lahir.
Dan disinilah awal kisah Juvel dan Keiner dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TBM BAB 28 - Untung dan Rugi
Setelah merobek buku dongeng putri duyung Irene, buru-buru Jullian menaruh buku dongeng itu ke tempatnya lagi.
Irene yang berada di toilet tidak menyadari itu, sekarang Irene dan Jullian tengah berada di salah satu restoran Jepang.
Sebelum kembali ke markas, Jullian memberi Irene makan yang banyak dan sehat.
"Kau harus tumbuh, gadis mungil," ucap Jullian sambil memasukkan daging belly pada kuah suki.
Cukup lama mereka berada di luar yang membuat Irene senang bukan main.
Saat mereka kembali ke markas, ternyata ada Trevor dan Gwen yang datang untuk menemui Jullian.
"Mom... Dad... " panggil Jullian dengan mempercepat langkahnya saat melihat Trevor dan Gwen yang berada di ruangan santai di mana biasanya digunakan mereka untuk membicarakan misi penting.
Gwen memicingkan mata melihat putranya itu kemudian atensinya teralihkan pada Irene yang kewalahan membawa banyak buku.
"Apa yang kau lakukan pada Irene!?" Gwen menarik Irene supaya menjauhi Jullian.
Gwen meraba-raba tubuh Irene bahkan sampai memeriksa dada gadis itu, dia takut nasib Irene akan sama seperti dirinya. "Katakan! Apa saja yang sudah Jullian lakukan padamu?"
"Apa dia sudah...." Gwen jadi bingung sendiri untuk bertanya.
Untung Irene sedikit paham, lalu dia bertanya. "Maksudnya penanaman lobak? Kata Jullian, dia menunggu ladangku gembur supaya siap untuk ditanami!"
Gwen sedikit kaget tapi dia bersyukur Irene belum ditiduri oleh Jullian. Tapi itu tak berlangsung lama karena Irene kembali berkata. "Sebagai gantinya aku harus mengurut lobak Jullian setiap pagi sampai mayonaise nya keluar!"
Gwen melotot tajam pada Jullian karena memanfaatkan kepolosan Irene. "Mulai sekarang, aku yang akan merawat Irene! Jika bersamamu pasti kau akan menyuruhnya main lobak terus!"
"Mom..." Jullian ingin protes tapi Gwen segera membawa Irene menjauh.
"Anu Nyonya Bos, Jullian akan mengajariku membaca!" Irene juga berusaha menolak, dia tidak sabar untuk bisa membaca buku dongeng yang dibelikan Jullian.
"Nanti aku yang akan mengajarimu membaca kalau perlu aku akan memanggil tutor belajar!" Gwen ingin Irene menurut padanya.
*****
Juvel bersiap-siap ingin menemui Jullian hari ini, dia sudah kelihatan rapi dan juga cantik. Juvel yang sekarang berpenampilan feminin seperti permintaan Keiner.
Saat dia keluar dari walk in closet, dia sempat melirik ke arah ranjang yang kelihatan masih kusut.
Wajahnya langsung merona mengingat kejadian tadi pagi.
Juvel yang terbangun duluan merasa kaget karena Keiner yang tidur memeluknya. Kemudian perlahan gadis itu membalik badannya.
Juvel memperhatikan wajah Keiner yang tertidur.
"Aku selama ini tidak pernah memikirkan akan mempunyai kekasih atau suami tapi tiba-tiba aku harus menerima benihmu dan sekarang kita menjadi seperti ini, apakah itu artinya...."
Juvel segera menggelengkan kepalanya, membuang kalimat yang akan dia lontarkan selanjutnya.
"Lebih baik aku mandi," lanjutnya.
Saat Juvel ingin melepaskan diri, Keiner justru memeluknya semakin erat, Juvel seperti guling sampai dia kesulitan bergerak.
"Lepaskan aku!" teriak Juvel.
Mendengar teriakan Juvel, Keiner langsung membuka matanya. Saat matanya terbuka, wajah Juvel yang dilihatnya untuk pertama kalinya.
"Aku ingin dekat dengan bayiku," ucap Keiner memberi alasan.
"Tapi tidak begini juga, kalau begini kau justru menyiksanya!" ketus Juvel yang membuat Keiner melepaskan gadis itu.
"Jangan mencuri kesempatan ya, kita hanya menikah kontrak!"
Keiner mendudukkan dirinya, dia sangat tidak suka karena seolah-olah Juvel adalah korban.
"Aku tidak pernah memintamu untuk mengandung benihku, Nona Mafia!"
"Ya, kau benar! Ini semua terjadi karena kebodohanku!" ungkap Juvel menggebu-gebu. "Karena kebodohanku itu aku jadi rugi besar!"
"Aku masih gadis tapi harus kehilangan kegadisanku dengan alat dokter, setelah itu aku hamil tanpa melakukan hubungan badan. Dan lebih parahnya nanti saat aku melahirkan, aku akan..."
Juvel sampai tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena malu harus mengungkapkan itu.
"Tenang saja, Juvel. Aku akan membuat jalan lahirnya terbuka lebar saat kita sudah menikah nanti! Ini demi bayiku supaya bisa keluar dengan mudah!" goda Keiner, tentu dia paham apa yang dimaksud oleh Juvel.
"Tuh kan, kau banyak untungnya, aku yang rugi banyak!" Juvel merasa semuanya tidak adil.