Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Adalah Kecintaanku
"Kenapa tiba-tiba membawaku ke pantai? Kenapa harus pantai." heran Seriya.
Spontan Ergi membalas, "Karena kau cantik."
"Mungkin maksudmu lautnya yang cantik."
"Tidak, bukan. Kaulah yang tercantik."
Ergi dan Seriya berdiri berdampingan menyaksikan lautan luas yang tampak pasang surut. pandangan Seriya terkunci pada gerakan ombak yang seolah bertumpang tindih, "sungguh Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu yang tidak menakjubkan, benarkan?"
"Memang menakjubkan," jawab Ergi Seraya lekat-lekat menatap wajahnya Seriya yang terkena sinar matahari.
Saking seriusnya Seriya menatap lautan yang menampilkan segala keindahannya yang tiada tandingannya sampai tidak menyadari ketidakhadiran Ergi di sampingnya. Setelah tersadar Ergi menghilang, ia tolehkan kepalanya ke sana kemari untuk mencari sosoknya Ergi. Sampai ia menemukan Ergi di ujung utara pesisir pantai yang sedang melambai-lambai ke arahnya Seriya.
Seriya tersenyum sumringah melihat itu, lalu kemudian disusul oleh larian kecilnya ke arah di mana Ergi berada. Larian kecilnya semakin dipercepat sampai-sampai nafasnya tersenggal-senggal.
Di sana Ergi sudah merentangkan tangannya lebar siap untuk mendekap Seriya. Disaat langkah Seriya yang hampir semakin dekat, Ergi langsung lari ke arahnya Seriya dan mengangkatnya ke udara sambil berputar beberapa kali. Di tengah-tengah adegan itu mereka berdua tertawa lepas yang berakhir dengan saling mendekap.
Matahari kini mulai mendekati puncaknya yang membuat suhu semakin panas, "Seriya bagaimana kalau kita menyudahi bermain-main. Kita ke hotel dulu saja," ajak Ergi.
"Sudah dipesan?"
"Iya, sudah sayang."
"Sayanggg?!"
Sesampainya di kamar hotel yang tidak jauh dari tempat mereka bermain-main pasir tadi sudah menyuguhkan makan siang yang lengkap dengan wine, "Seriusan kita minum tengah hari? Panas banget loh ini."
"Jika malam justru akan lebih berbahaya. Nanti kita coba Minum di malam hari, tapi harus di rumahku," katanya sambil terkekeh.
"Kau berhasil menakutiku," balas Seriya sambil bergidik ngeri.
Makan Siang pun berakhir dengan cepat. Seriya masih disibukkan dengan dessertnya sedangkan Ergi hanya memperhatikan seriya dengan seksama.
"Kami akhirnya jadi sering keluar bersama. Kami selalu menghabiskan hari dengan melihat-lihat museum saat bertemu, she love art and i loved her. Lama sekali waktu yang kuhabiskan hanya untuk membuatku layak untuk dipercayai olehnya.
Aku sampai rela melakukan hal yang tidak pernah ku sukai untuk mengesankannya. kuubah gaya berpakaianku untuk menyesuaikan gayanya sampai mengubah gaya rambutku. aku juga akan selalu ikut memakan apapun yang dia sukai, even though I hate them. I do everything to make her comfortable when she's with me. At this moment I would ask her."
"Can I call you sweetheart?"
"Whatever you want, but can I just call you by your name? Like sir Ergi?"
"Ahhh how I love you when yoy say my name. You can call me whatever you want."
"And I love that, oh my sweetheart ... you feel safe when you're with me right? Aku berjanji untuk akan selalu menjadi orang pertama yang akan menyelamatkanmu from anything and everything. Kamu akan menjadi the first and the last. You'll always be the only one in my heart."
"I like this side of you, you know how to treat right a lady."
"You're the only that lady."
"You're a bad liar!"
"My sweetheart, can I be your boyfriend?"
"Love that."
Seriya menjawab dengan yakin pertanyaan dari Ergi. Dengan sedikit tersipu malu, Seriya memberanikan diri untuk berbalik menghadap ke arah kekasihnya?
Tepat saat Seriya mengganti posisi duduknya, ia sudah disuguhkan sebuah cincin yang begitu cantiknya. Sesaat Seriya tertegun melihat pemandangan barusan, ia bahkan hampir menjatuhkan air matanya di momen mengharukan ini. Dengan perlahan tapi pasti dirinya menyodorkan tangannya yang kemudian diterima oleh Ergi.
Dipasangkanlah cincin itu di jari manisnya Seriya, seulas senyuman pun terpancar di wajah keduanya.
"finally, she's is my girlfriend now, I gave her a ring with a diamond ruby. Terlihat cantik saat cincin itu melingkar di jari manisnya. Cincin inilah yang selalu ku bawa-bawa saat bersamanya, menunggu-nunggu saat yang tepat untuk memberikannya.
Saat inilah adalah waktu yang tepat. And I succeeded , she is mine and I only have her."
"Bagaimana kalau sekarang kita lanjutkan kegiatan kita selanjutnya sweetheart?"
"Mau kemana lagi kita memangnya?"
Ergi menyunggingkan senyumannya tanpa membalas pertanyaan dari kekasihnya, "Kau akan tahu sendiri sayangku," lontarnya.
Seriya hanya memandangi jalanan di dalam mobilnya Ergi sambil menerka Kemanakah ia akan dibawa oleh Ergi. Tanpa waktu yang lama seriya kemudian menyadari bahwa ia sekarang akan dibawa ke rumah orang tuanya Ergi.
"Apakah tidak terlalu buru-buru?" lirihnya Seriya.
"Untuk apa mengulur waktu? Lebih cepat bukankah akan lebih baik?" sahut Ergi.
Sebelum memasuki rumah mereka sudah dijemput oleh ibundanya Ergi yang sudah siap di depan pintu masuk.
"Halo sayang, kau ternyata lebih cantik dari apa yang dikatakan oleh Ergi. Bagaimana kalau minum teh bersamaku?"
"Saya sangat tersanjung dengan itu nyonya."
"Panggil lah aku sebagaimana Ergi memanggilku."
Setelah sapaan singkat itu berakhir, Eve Kailash meminta waktu berduaan dengan Seriya. Ergi pun diarahkannya untuk segera menemui sang ayah yang memang sudah menunggunya.
Eve Kailash menuntun Seriya untuk pergi ke tempat di mana ia biasa meminum teh. Ada beberapa hal yang ingin dititipkannya pada Seriya yang berhubungan dengan Ergi.
"Anakku Seriya, apakah kamu benar-benar mencintai Ergi?"
Dengan sedikit kebingungan, Seriya mengulas sebuah senyum, "Saya sangat mencintai putra anda. Saya juga mohon izin dari anda untuk membiarkan saya melimpahkan kasih sayang saya sebagaimana anda melimpahkan kasih sayang anda kepada Ergi."
Eve jelas puas dengan apa yang telah Ia dengar dari Seriya, "Kalau begitu bagaimana kalau kutitipkan Ergi padamu saat ia berada jauh dariku dan di saat ia dekat denganmu? Kamu mau kan sayang?"
"Saya bersedia."
Setelah menghabiskan secangkir teh yang disajikan oleh ibunya Ergi. Seriya memutuskan untuk pulang, "kau tidak usah mengantarkanku sir Ergi."
"nope apapun yang kau katakan aku akan mengantarkanmu pulang!"
"memang keras kepala," cibir Seriya
"By the way, apa yang Ibuku katakan padamu sweetheart?"
"rahasiaaaa ..."
"eh ..."
Hubungan asmara antara Ergi dan Seriya memanglah didukung oleh orang tua dari dua belah pihak. Mereka pun dapat menjalani hubungan asmara mereka dengan senang hati. Sampai waktu pun semakin cepat berlalu dan hubungan asmara mereka pun sudah menginjak tahun ke-2.
hubungan yang awalnya tampak selalu baik-baik saja, kini rupanya sudah tak dapat untuk diperbaiki lagi. Hubungan yang sudah terjalin selama 2 Tahun lamanya harus usai begitu saja.
