Menapaki Jejak di Madyapada yang penuh cerita yang tak terduga, sesosok Rehan dengan beribu harap dalam benak dan Sejuta mimpi dalam sepi, meniti asa pada cahaya senja, menitip doa pada Sang Penguasa Semesta.
Berharap bisa bersanding dengan Rena perempuan anggun berparas rupawan dan berdarah Ningrat yang baik hati, seutas senyum ramah selalu menghiasi wajahnya, namun dalam riangnya tersimpang selaksa pilu yang membiru.
Akankah cinta dua insan itu bersatu dalam restu keluarga Rena? ataukah cinta mereka akan tenggelam layaknya Cahaya lembayung yang tertelan oleh gelapnya malam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vheindie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan Kak Keysa
"PLAKK"
"Renaa... Kamu sungguh keterlaluan, apa begitu caramu berterimakasih pada orang tua yang telah merawat dan membiayaimu hingga sekarang, apa karena laki-laki kampungan itu kamu bertambah keras kepala dan berani melawan keputusan papa," seru galak Pak Wijaya sambil mendaratkan tamparan yang cukup keras tepat dipipi sebelah kiri putrinya itu.
"Mulai detik ini kamu jangan pernah kembali ke tempat itu, Papa akan urus surat pengunduran dirimu sebagai seorang bidan,"
"Tampar saja sampai Papa puas, Apakah sebuah kesalahan bagi Rena untuk jatuh cinta pada orang yang Rena suka, kenapa Papa selalu memandang orang hanya dengan harta dan jabatannya saja bukankah kita semua sama dimata Tuhan dan yang membedakannya hanyalah amal yang kita kerjakan, lagi pula Rehan adalah orang baik juga mempunyai cita-cita yang tinggi, dan kenapa harus melakukan sebuah pernikahan yang bahkan tidak didasari dengan rasa cinta yang mana hanya mementingkan sebuah bisnis belaka, apakah dimata Papa putrimu ini hanya sebuah alat pertukaran."
"Kenapa Papa selalu memaksakan kehendak dan tidak memikirkan perasaan dan kebahagian Rena, kami saling mencintai, tapi kenapa Papa tega menjodohkan saya dengan orang yang tidak saya cintai bahkan orang tersebut juga sudah mempunyai seorang wanita disampingnya," ucap Rena sambil terisak dan dia teringat ketika tak sengaja bertemu dengan temannya semasa SMA disebuah Mall dua hari sebelum pesta ulang tahunnya, yang mana sekarang dia bekerja disebuah club malam.
Mereka cukup lama berbincang mengenang masa-masa Sekolah dulu, dan ketika Rena melihat sebuah wallpaper dilayar handphonenya, dia melihat ada wajah Niko dengan temannya itu yang tengah berpelukan dengan mesra.
Rena pun menanyakan siapa pria yang ada di layar telpon genggamnya tersebut, lalu temannya pun menjelaskan bahwa dia adalah pacarnya yang bernama Niko dan dengan bangganya bahwa pacarnya tersebut seorang yang sangat kaya, bahkan sepertinya dia tengah mengandung jabang bayi dari di Niko yang memasuki usia satu bulan lebih.
"Cinta, cinta, apa cinta bisa membuatmu menjadi sukses, memangnya kamu tau bahwa dia mencintaimu dengan tulus tanpa embel-embel bahwa dia menginginkan harta Papa melalui kamu nantinya, lagi pula lihat kakak-kakakmu mereka fine-fine saja ketika dijodohkan dengan pilihan Papa, cinta itu akan mengalir sendiri seiring berjalannya waktu," seru Pak Wijaya masih tetap keras kepala terhadap keputusannya.
Ucapan tersebut membuat Kak Keysa tertunduk, dia menjadi teringat ketika dia menerima perjodohan dengan suaminya yang sekarang, tanpa membantah sepatah katapun. Kak Keysa dengan berat hati memutuskan berpisah dengan pacarnya yang amat dia cintai pada waktu itu, yang mana membuat dirinya cukup lama dirundung kesedihan, tapi dia tidak bisa menolak perjodohan tersebut, dan sebagai pelarian dia terus fokus dalam menjalani karirnya sebagai seorang dokter kecantikan.
"Asal Papa tau definisi bahagia itu tidak selalu mempunyai harta berlimpah dan jabatan yang tinggi, keji sekali Papa menuduh orang lain sampai sebegitunya," ucap Rena yang masih beruraikan air mata.
"Cukup, jangan menyela lagi, kalau kau masih tidak mau melangsungkan perjodohan ini, Papa akan mengirim orang untuk memperingatkan anak kampung itu dengan cara papa sendiri," seru Pak Wijaya dengan nada mengancam sambil berlalu dari kamar anaknya itu, sementara Rena kembali menangis meratapi nasibnya yang begitu buruk meski mempunyai keluarga yang tidak kekurangan dalam segi materi.
***
Minggu pagi, Rehan tengah mencuci motor kesayangannya dengan telaten, seolah-olah membersihkan hal-hal buruk yang menimpa dirinya pada malam itu.
"Kak Rehan, oleh-olehnya mana, kan semalam kata Umi Kakak pergi ke pestanya Kak Rena," ucap Kinan tengah bersantai sambil melihat kakaknya membersihkan motor kesayangannya.
"Lihat aja di dalam kulkas," timpal Rehan yang masih fokus dengan hal yang ada di depannya, untungnya sebelum sampai rumah dia menyempatkan membeli beberapa buah-buahan serta kue bolu mini, karena dia khawatir adiknya itu menanyakan buah tangan ketika dia pulang.
"Hah.. Benarkah masih ada di kulkas, asiikk..." seru Kinan sambil loncat dari tempat duduknya dan berlari menuju ruang tengah dimana tempat kulkas berada.
"Kak Rehan ada yang nyariin kakak," teriak seorang gadis yang seumuran dengan adiknya, dan terlihat dibelakangnya seorang perempuan cantik memakai kacamata hitam berjalan dengan anggun.
Rehan hanya tertegun melihat perempuan tersebut, dia menyangka bahwa orang yang ada dibelakang teman adiknya itu adalah Rena.
"Permisi apa Abang ini yang namanya Rehan?" tanya Perempuan tersebut, setelah memberi dua lembar uang 50 ribu pada anak yang mengantarnya, membuat anak tersebut loncat kegirangan, karena baru kali ini dia memegang uang dengan pecahan 50 ribu apalagi ini dua lembar sekaligus, dia pun pamit setelah mengucap terimakasih dengan penuh kegembiraan.
"Iya, saya sendiri, apa ada yang bisa saya bantu?"
"Tidak, tidak, saya hanya ingin berbincang sebentar dengan anda, boleh minta waktunya sebentar?"
"Ouh... Baik, sebentar saya bersihkan dulu tempatnya, Kinan tolong bawakan air minum kedepan, eh mau minum apa mbak?"
"Eh, tidak usah, jangan repot-repot"
"Nggak, nggak apa-apa, silahkan duduk dulu mbak, maaf tempatnya segini adanya,"
"Ish Kak Rehan ini ganggu aja, tumben-tumbenan minta diambilin minum segala, mentang-mentang bawa oleh-oleh," gerutu Kinan dengan mulut yang masih belepotan karena bekas makan kue bolu.
"Eh, masih makan aja, cepetan ada tamu, cuci dulu tuh mulutnya belepotan gitu," ucap Rehan sambil menggelengkan kepala, dia pun kembali kedepan untuk menemani tamu tersebut.
"Maaf agak lama, ada keperluan apa ya?" tanya Rehan.
"Tidak, saya hanya ingin mengobrol sebentar, perkenalkan nama saya Keysa Kakaknya Rena," ucap Kak Keysa memperkenalkan diri sambil melepaskan kacamata hitamnya.
Sejenak Rehan tertegun, karena perempuan yang ada didepannya sangat mirip dengan Rena bahkan mungkin lebih cantik kakaknya, dalam benaknya ada apa gerangan Kakak perempuan Rena datang jauh-jauh ke rumahnya, apa mungkin karena kejadian semalam.
haloo kak aku nyicil bacanya yaa
jangan lupa mampir di karya terbaruku 'save you'
thankyouuu ❤
sukses selalu buat kakak 🤗🤗