Menjadi simpanan? Tak pernah ada dalam daftar hidup seorang Amelia Putri, gadis desa yang mengadu nasib di kota besar, takdir membawa nya bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota itu sebagai office girl.
Nasib membawa nya pada seorang pria dingin dan arrogan pemilik perusahaan dan tertarik menjadikan nya simpanan.
Bagaimana kisah mereka? Akankah status sebagai simpanan akan berubah karena cinta? Yuk baca disini☺️
Note: karya real hanya ada di aplikasi Noveltoon/Mangatoon, selebihnya itu fake atau plagiat.
salam dari author, happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Salah Satunya
Siang hari nya, Amelia bosan dan memilih berjalan-jalan di sekitar rumah nya. Suasana nya masih asri, banyak pepohonan, ladang dan sawah warga.
Semilir angin menerbangkan rambut indah Amelia, dia menghirup udara segar sebanyak-banyaknya, sudah lama dia tak merasakan kesegaran udara di kampung nya. Tak ada udara se segar ini di kota, yang ada hanya asap kendaraan.
Amelia berjalan pelan, sesekali dia tersenyum ramah saat ada warga yang menyapa nya. Disini dia adalah kembang desa, gadis paling cantik yang sederhana kini berubah menjadi cinderella.
Hal itu tak luput dari sepasang mata yang menatap nya sendu, Arkan berdiri mematung menatap punggung Amelia yang perlahan menjauh.
"Ternyata benar, kamu banyak berubah Amel. Aku disini, aku merindukan dirimu." Gumam Arkan, tak terasa setetes cairan bening lolos dari kedua mata nya.
Dia tak kuat menahan kerinduan pada gadis yang kini tengah jadi perbincangan hangat karena pulang dengan mobil mewah dan seorang pria tampan bak idol korea.
Arkan sangat ingin menemui gadis itu, berbicara seperti dulu lagi. Tapi dia urungkan keinginan nya, dia ingat kesan terakhir yang sangat tidak baik dengan gadis cantik itu.
"A-arkan?" Gugup Amelia, Arkan mendengar suara lembut itu segera tersadar dari lamunan nya dan segera mengusap air mata nya.
"Amel.."
"Sedang apa disini? Apa kabar mu?" Tanya Amelia ramah, itulah keunggulan Amelia dia selalu baik.
"Kamu tau, aku tak pernah baik-baik saja tanpa dirimu." Jawab Arkan pelan.
"Apa maksudmu?"
"Kenapa kau tak lagi membalas pesan-pesan ku, atau mengangkat telepon dari ku? Bahkan kau memblokir whatsapp ku." Celoteh Arkan dengan raut wajah serius.
"A-aku.."
"Memang nya siapa kau? Kenapa mendesak kekasih ku untuk selalu berkomunikasi dengan mu?" Amelia melotot saat melihat Smith sudah berdiri tegap di belakang punggung Arkan.
Arkan menoleh, dia mengerjap-ngerjapkan mata nya saat melihat penampilan pria tampan yang berdiri dengan tatapan datar nya.
Bukan hanya rumor ternyata, pria yang datang bersama Amelia dari kota memang tampan.
"Jawab aku, siapa kau dan apa hubungan nya dengan gadis ku?" Tanya Smith lagi, tatapan nya mengintimidasi hingga membuat Arkan merinding. Bagaimana gadis lembut seperti Amelia bisa menjadi kekasih seorang pria dingin dan terlihat kaku? Mungkin itu lah pertanyaan dalam hati Arkan.
"Aku Arkan, aku sahabat dari kecil Amelia dan pria yang menyukai nya."
Smith menyeringai, membuat Amelia meneguk ludah nya dengan kepayahan.
"Hanya teman ternyata, kau sekedar menyukai nya kan? Apa Amelia menerima mu?"
"Cinta kami terhalang restu, ibu ku tak setuju dengan Amel."
"Hentikan Arkan, aku hanya menganggap mu sebagai teman tak lebih. Jika kau menyukai ku, itu bukan kesalahanku."
"Lelaki lemah, harus nya kau perjuangkan gadis mu. Sebagai laki-laki kau harus bisa bersikap layak nya laki-laki gentleman," Ucap Smith.
"Sudahlah tuan, mari pulang." Ajak Amelia, dia menarik lengan Smith dan menggenggam jemari nya.
Smith tersenyum meremehkan ke arah Arkan, seperti membuktikan kalau saat ini Amelia adalah miliknya.
"Kenapa tuan bisa tau saya ada disana?" Tanya Amelia. Tangan mereka tetap bertaut mesra layaknya sepasang kekasih pada umum nya.
"Aku kesepian di rumah, saat bangun tidur kamu sudah tak ada di samping ku." Jawab Smith dengan manja.
"Sudah makan?"
"Belum, aku ingin makan bersama mu." Jawab Smith lagi, tatapan nya penuh cinta berbeda dengan saat dia menatap Arkan.
"Baiklah, kita makan ya."
.....
Malam hari nya, Amelia dan Smith tengah menikmati secangkir kopi di teras. Satu gelas untuk berdua, sangat romantis. Hal itu juga tak luput dari tatapan mata Arkan yang menatap mereka dengan tatapan penuh kecemburuan yang membara.
Dia melengos meninggalkan halaman rumah Amelia, dimana gadis itu sedang bermesraan dengan pria kota itu. Membuat iri dan panas aja, harus nya dia yang ada disana bukan pria asing itu.
Tapi saat melihat gadis itu tertawa lepas saat bersama pria itu dia sadar kalau dia tak punya kesempatan lagi untuk masuk ke dalam hati gadis itu.
Arkan pulang dengan langkah gontai nya hingga membuat sang ibu yang tengah menonton televisi mengernyitkan kening nya, tak biasa nya pria itu terlihat murung entah apa yang sudah terjadi.
"Kenapa Arkan? Kok lemes gitu.."
"Amelia pulang bu, cuma dia bawa cowok ganteng."
"Bagus dong, jadi dia gak bakalan deketin kamu lagi, kalau dia tau kamu udah punya perusahaan sendiri pasti dia nyosor kamu lagi. Secara dia kan orang miskin." Celetuk Ibu Arkan.
"Cukup Bu, Amelia bukan gadis seperti itu. Amelia gadis yang baik, ibu hanya tak menyukai nya karena keadaan ekonomi nya kan? Bagaimana kalau semua nya berbalik bu? Nasib pasti bisa di rubah, beda dengan iri dengki dalam hati." Sindir Arkan dengan tatapan sinis nya.
"Arkan, kenapa kau selalu membela gadis kampungan itu hah? Aku ini ibu mu, aku ingin yang terbaik untuk mu."
"Maksud ibu yang kaya kan? Kalau begitu ibu bukan menginginkan yang terbaik untuk ku ,tapi terbaik untuk ibu sendiri. Ibu hanya mementingkan keegoisan ibu tanpa memikirkan perasaan anak nya sendiri."
"Cukup bu, jangan selalu memandang seseorang hanya dari segi kekayaan saja. Semua bisa merubah nasib, bagaimana kalau esok kita yang jatuh miskin? Apa ibu akan mampu mendongakan kepala ibu sombong seperti saat ini? Aku yakin ibu akan menunduk dalam, mungkin hingga mencium tanah." Sindir Arkan.
Setelah mengatakan itu, Arkan masuk ke dalam kamar nya. Pria itu membanting pintu dengan kuat hingga membuat engsel pintu nya copot.
....
Di rumah Amelia, gadis itu tengah memanjakan Smith dengan memijat kepala pria itu. Sedangkan Smith, pria itu tertidur di pangkuan gadis nya.
Bapak dan Ibu Amelia hanya bisa tersenyum melihat kemesraan putri dan calon suami nya itu.
"Apa sudah ada niatan untuk menuju ke jenjang yang lebih serius nak?" Tanya bapak Amelia, membuat Smith yang sedang memejamkan mata nya menikmati pijatan tangan lembut gadis itu, sontak membuka kedua mata nya.
Dia bangkit dari tiduran nya dan menatap sekilas ke arah Amelia yang sudah menunduk dengan memilin ujung kemeja nya.
"Untuk sekarang belum ada Pak, masih ada beberapa hal yang perlu saya selesai kan, setelah semua nya selesai saya berjanji akan segera menikahi Amelia. Menjadikan nya istri saya satu-satunya bukan salah satunya."
Amelia mendongakan kepala nya dengan raut wajah terkejut nya. Tadi dia tak berharap banyak pria itu mau menjawab pertanyaan bapak nya, karena pria itu sudah mempunyai tunangan resmi. Tapi jawaban pria itu membuat hati nya senang bukan main, katakan lah dia egois tapi dia juga berhak bahagia kan?
Smith memandang wajah gadis nya dan mengusap pelan surai kepala gadis cantik nya.
"Apapun yang terjadi kamu akan tetap menjadi yang utama, tak peduli seberapa besar cobaan yang akan datang di masa depan nanti, percayalah kita lalui bersama."
"Cukup dengan saling menggenggam dan menguatkan, itu sudah cukup untuk membuat ku bertahan dengan apapun nanti."
.....
🌻🌻🌻
So sweet bang, bisa aje😁😁😂
oh iya lupe, kali aja yang mau nitip sumpah serapah buat emak nya si Arkan, silahkan author tampung dengan senang hati😁😁🤭🤭