Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.
Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?
Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Danapati Diusir
Danapati menatap wajah sebal Sekartaji yang menurutnya menggemaskan. Bagaimana bisa seorang wanita dewasa, berhalu punya pacar aktor Taiwan bernama Zai Zai? Kenapa tidak sekalian saja punya pacar beneran atau pasangan beneran yang terasa flesh and blood nya? Yang nyata gitu! Teu abis pikir aing!
"Bapak kenapa?" tanya Sekartaji. "Dibilang saya itu nggak ada bagus-bagusnya. Dan bapak itu ga mirip sama Zai Zai jadi bukan tipe saya."
Danapati mendelik. "Mukaku sama muka si Zainudin, masih bagus muka aku!"
"Iya tapi tetap rasanya beda pak. Kalau sama Zai Zai itu ada butterfly in my stomach ( kupu-kupu dalam perut ), kalau sama bapak itu pening in my ndas ( pusing di kepala ), migrain pak!" balas Sekartaji cuek membuat Danapati semakin kesal dengan gadis berambut cepak itu.
"Kok rumah sepi? Pada kemana?" tanya Danapati mengalihkan pembicaraan daripada membahas antara kupu-kupu dan kepala.
"Pada pergi. Tadi adik bungsuku datang karena mau pergi ke Australia bersama suaminya yang dikirim departemen keuangan untuk ambil S3 disana. Dia dapat beasiswa dan adik perempuan aku juga lolos ujian masuk beasiswa S2 di kampus yang sama dengan suaminya. Ini semua belanja untuk perlengkapan kesana dan papa mama buat persiapan ke Hongkong."
Danapati menatap Sekartaji. "Kamu sendirian dong!"
"Malahane pak. Menikmati jadi anak introvert," jawab Sekartaji kalem.
"Kamu nggak kesepian di rumah sebesar ini? Mana kamu tinggal sendirian? Kakakmu satu di Inggris dan Surabaya kan?" senyum Danapati usil.
"Amerika, bukan Inggris," ralat Sekartaji.
"Nah! Makanya tho Sekar, terima saja pernikahan sama aku. Kamu nggak bakalan sendirian, rumah ini bisa dikontrakkan ...." Danapati terkejut saat tiba-tiba Sekartaji maju ke arahnya.
"Memangnya bapak siapa? Iya benar bapak boss saya tapi bapak tidak ada hak main atur-atur apa yang harus saya lakukan ke depannya! Saya semakin yakin menolak permintaan bapak karena belum apa-apa, bapak sudah main atur-atur! Apa rencana saya, bapak tidak ada hak! Karena inilah, saya semakin tidak mau menikah karena saya bukan tipe suka diatur!" Mata hitam Sekartaji menatap tajam ke Danapati. "Dan saya minta, bapak pergi saja! Bapak pulang deh! Karena saya sedang tidak ingin diganggu!"
Danapati melihat gadis tomboy ini sedang mode tidak bisa diajak bercanda.
"Sekar ...."
"Bapak pulang atau saya akan teriak ada maling?" ancam Sekartaji.
"Kamu tidak akan berani melakukannya!"
Sekartaji hanya berjalan meninggalkan Danapati. "Tolong ! Ada ma ...."
Danapati langsung menutup mulut Sekartaji dari belakang karena tidak menyangka gadis itu benar-benar melakukannya!
Sekartaji melirik tajam ke Danapati yang membekapnya.
"Ya Allah! Serius kamu!" seru Danapati kaget.
Sekartaji hanya mengangguk lalu mencubit tangan Danapati yang segera melepaskan bekapannya.
"Sakit Sekar!" Danapati mengibaskan tangannya yang pedas kena cubit.
"Makanya, bapak pulang deh! Daripada bapak saya hajar!" Sekartaji berkacak pinggang ke arah Danapati.
"Oke Sekar. Ini belum selesai!" geram Danapati karena gadis ini sulit ditaklukkan.
"Oh, ini sudah selesai pak Danapati. Saya harap bapak tidak mengganggu hidup saya lagi!" senyum Sekartaji.
***
Sepeninggal Danapati, Sekartaji kembali menonton Meteor Garden nya tapi moodnya sudah ke titik dasar. Akhirnya gadis itu memilih untuk sholat duhur setelah mematikan filmnya dan tidur.
Menjelang jam tiga sore, para anggota keluarganya pun tiba ke rumah dan mereka maklum kalau Sekartaji masih tidur.
"Memang berapa mesin kemarin Ma, yang diperiksa sama mbak Sekar?" tanya Zafira ke Agni.
"Katanya sih ada dua. Tahu sendiri kan, mbakyumu kalau sudah OCD dan keluar perfeksionis nya itu bikin capek sendiri."
Zafira tersenyum. "Ya wajar kalau mbak Sekar seperti itu karena tanggung jawab besar itu Mama. Ini kan mesin pesawat, bukan mesin mobil dan menyangkut orang banyak lho ...."
Agni mengangguk. "Mama hanya merasa kasihan kalau mbakyumu sudah lembur dan pulang sampai jam sebelas malam, nyetir sendiri."
Zafira memeluk Agni. "Mbak Sekar sudah tahu resikonya dan dia suka bekerja disana kan? Apalagi gajinya aduhai. Tidak mudah lho Ma, cewek sendiri di sarang para pria dan punya kemampuan aduhai. Mama doain saja supaya Mbak Sekar dalam perlindungan Allah SWT. Bersyukur lho mama, semua anak perempuannya itu punya karier dan menantunya juga mendukung."
Agni mengangguk. "Entah apa amalan papa dan mama kamu ya dikaruniai anak-anak perempuan yang membanggakan dan menantu yang juga sayang dengan kalian."
"Karena papa dan mama tidak pernah membawa uang panas ke rumah. Kita semua diberikan asupan yang halal. Didikan papa dan mama yang membuat kita selamat, tidak ada yang hidup bebas lho." Zafira mencium pipi ibunya.
"Iya lho. Mama dan papa selalu khawatir kalau kalian hidup sendiri ... Alhamdulillah kalian semua punya karir bagus, menikah baik-baik dan punya suami juga dari keluarga baik."
"Alhamdulillah. Itu rejeki papa dan mama yang sudah hidup lurus selama ini. Dan ... Kalian bukan tipe orang tua yang suka ikut campur kehidupan rumah tangga anak-anaknya." Zafira tersenyum ke arah Agni.
"Karena sayang, kalian itu sudah punya kehidupan sendiri dan waktunya kalian menjalankan rumah tangga sesuai dengan pandangan kamu dan suami kamu." Agni menatap Zafira. "Papa dan mama hanya bisa mendoakan bahwa kehidupan kalian baik-baik saja. Jika ada masalah, bicarakan baik-baik, jangan sampai masalah belum selesai tapi kamu tinggal tidur karena besok pagi, akan merusak suasana."
Zafira mengangguk. "Itu juga yang aku terapkan ke Karim."
Suara pintu kamar Sekartaji pun terbuka. "Lho? Sudah pada pulang?"
"Sudah. Tuh Fira beliin pizza buat kamu. Sesuai dengan favorit kamu," senyum Agni.
Sekartaji langsung mencium pipi Zafira. "Thank you adik!"
"Ewww! Mbak! Kena iler!" Zafira mengelap pipinya.
***
"Tadi ada tamu, Sekar?" tanya Rama setelah Zafira dan Karim pulang.
"Ada. Pak Danapati."
Rama dan Agni menatap bingung. "Ada apa kemari?"
"Mengganggu aku kencan sama Zai Zai."
Rama menatap istrinya. "Siapa Zai Zai? Zainal? Anaknya pak RT?"
Agni dan Sekartaji menatap datar ke arah Rama.
"Vic Zhou, papa. Aktor Taiwan. Panggilannya Zai Zai! Itu drama di tv, yang aku langganan aplikasinya," jawab Sekartaji.
"Owalah ... Terus berapa lama boss kamu disini?" tanya Rama.
"Cuma lima belas menit soalnya aku suruh pulang!" jawab Sekartaji.
"Kamu mengusir boss kamu?" Rama menatap Sekartaji dengan perasaan tidak percaya.
"Lha, dia datang di me time aku dan mengganggu, ya aku usir saja!" jawab Sekartaji cuek.
Rama dan Agni hanya bisa memegang pelipisnya masing-masing. Ya Allah.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️