Aku Yang Kamu Nikahi,Dia Yang Kamu Perjuangkan.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari ruangan Jeff, seorang pengawal tuan Jeff membuka pintunya untuk Yuna.

Sedangkan tuan Jeff terlihat sibuk menatap laptopnya hingga Yuna meletakkan secangkir kopi itu diatas meja. Jeff masih menatap layar laptopnya tak sedikitpun dia menatap Yuna.

" Saya permisi tuan."

" Tunggu." Ucap Jeff ketika Yuna berbalik ingin melangkah pergi.yuna kembali berbalik kearah Jeff.

" Ia tuan."

" Kamu duduklah."

" Apa?"

" Apa kamu tidak mengerti apa yang kukatakan." Ucap Jeff dengan nada yang terdengar dingin.

Mau tidak mau Yuna duduk didepan tuan jeff.sedangkan tuan Jeff kembali mengotak Atik laptopnya.

Hingga beberapa menit Yuna merasa gelisah ia merasa tidak nyaman harus duduk seperti patung didepan jefff.

" Diamlanya.apa kamu sedang ambeyeng."

" Apa?"

Pupil mata Yuna melebar ingin rasanya marah tapi ia tidak bisa melakukan itu.

" Mau laki laki ini apasih kenapa aku disuruh duduk diam seperti ini." Batinya

Jeff meminum kopinya hingga habis,Yuna hanya bisa melihat aktivitas yang dilakukan Jeff dihadapannya tanpa bisa berbuat sesuatu sungguh hal itu membuatnya tidak nyaman.

" Sekarang kamu boleh pergi."

"Apa?"

" Apa kamu itu tuli.apa suaraku kurang tinggi sehingga dari tadi kamu memintaku untuk terus mengulang apa yang kukatakan." Ucap Jeff dingin membuat Yuna menunduk.

" Maafkan saya tuan."

Yuna berdiri melangkah keluar dari ruangan Jeff dengan perasaan bingung,kesal dengan Jeff.

" Bisa bisanya Alina jatuh cinta pada pria yang aneh seperti itu."batinya

Yuna menutup pintu dengan ruangan Jeff pelan.jeff menatap daun pintu yang baru saja tertutup dengan tatapan yang sulit diartikan bahkan oleh dirinya sendiri.

Alina yang sedari tadi begitu gelisah menunggu Yuna keluar dari ruangan Jeff segera menghampiri Yuna ketika ia melihat Yuna keluar dari ruangan CEO itu.

" Yuna Yuna."

Yuna menoleh.

" Ada apa Alina?"

" Kenapa kamu begitu lama didalam."

" Aku juga ngak tahu lin.tuan Jeff menyuruhku duduk diam didepanya sambil menatap dia meminum kopi buatan ku.laki laki itu benar benar aneh hampir satu jam aku didalam seperti patung."

" Haaa kok bisa." Alina mengaduk kepalanya yang tak gatal ia juga bingung dengan sikap Jeff terhadap Yuna.

" Alina alina.kamu ngapain disitu." Teriak Lisa

" Aduh nenek lampir selalu saja muncul disaat yang tidak tepat.aku pergi dulu ya yuna.nanti kita bahas tentang tuan Jeff lagi."

Alina segera berlari kearah Lisa hingga beberapa pertanyaan tidak sempat ia tanyakan lagi kepada Yuna.

Yuna mengeleng dan kembali kedapur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Didapur Yuna disambut dengan tumpukan piring.

" Gara gara laki laki aneh itu pekerjaan ku tidak kelar kelar." Ucapnya ngudumel pada dirinya sendiri.

Sedangkan ditempat lain Gavin begitu sibuk dengan pekerjaannya.

Ia mulai merekrut beberapa staff diperusahaan barunya.dan sesuai janjinya ia mengangkat sang sahabat menjadi sekertaris sekaligus menejer diperusahaannya

" Aku nggak nyangka kamu bisa sesukses ini dengan begitu cepatnya Vin."

" Ini semua berkat kamu juga Ar,berkat seila.aku bisa sesukses ini."

Ardi mengeleng.

" Kamu sadar ngak sih vin.kamu bisa sesukses ini mungkin karna doa doa istri kamu."

" Jangan membuat mood aku hancur ar.sebentar lagi kita akan bertemu klien.jadi jangan membuatku emosi."

" Ok baiklah.aku akan diam."

" Seharusnya kamu memang diam ar.jangan terlalu jauh mengurusi urusan pribadi ku."